HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (P)
Santo Gregorius Thaumaturgos; Santo Gregorius dari Tours
Bacaan I: Sir. 10:1-8
Mazmur: 101:1a.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13
Bacaan II: 1Ptr. 2:13-17
Bacaan Injil: Mat. 22:15-21
Sekali peristiwa, orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: ”Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: ”Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: ”Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: ”Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Renungan
Tujuh puluh dua tahun yang lalu, atas nama seluruh rakyat Indonesia, Soekarno dan Hatta menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang berdaulat. Selama bertahun-tahun para pejuang bangsa telah berusaha memperjuangkan kemerdekaan itu dengan merebutnya dari tanah bangsa asing yang menjajah negeri ini. Dalam cahaya iman akan Allah, kita memandang momentum sejarah itu sebagai saatnya Allah mengabulkan jeritan putra-putrinya selama berabad-abad.
Pada hari bersejarah ini, kita diingatkan lagi oleh pesan-pesan Allah lewat Kitab Suci untuk memaknai perjuangan mengisi kemerdekaan itu. Kitab Putra Sirakh menyajikan sejumlah nasihat bagaimana menjadi pemimpin bijaksana, bertanggung jawab dan mencintai rakyatnya sebagai orang yang dipilih dan dipimpin oleh Allah. Rasul Petrus mengingatkan sikap warga yang perlu taat kepada pemimpin negara. Yesus merangkum semua itu dalam, ”berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah” (Mat. 22:21).
Kemerdekaan sudah dimaklumkan. Tugas kita sebagai warga adalah membangun negeri ini menjadi tempat di mana anak-anak negeri ini mengalami dan mengaktualisasikan kemerdekaannya yang sejati, yakni kemerdekaan sebagai anak-anak Allah yang cinta damai dan cinta tanah air, yang rukun dan bersaudara dengan semua orang tanpa pandang suku, agama, ras, dsb.
Ya Allah, syukur atas kurnia kemerdekaan ini; mampukanlah aku untuk turut serta membangun negeri ini menjadi tempat hunian yang aman, damai dan sejahtera. Amin.
Renungan Ziarah Batin 2017