Hajah Neni, Hajah Erni, Hajah Ida serta umat di Oinlasi di Timor Tengah Selatan, rela bangun tidur subuh demi mempersiapkan konsumsi dan segala sesuatu demi perayaan HUT ke-20 Tahbisan Uskup dari Mgr Petrus Turang, serta untuk menyukseskan HUT ke-50 Paroki Santo Paulus Oinlasi.
Misa untuk dua ulang tahun itu sudah dimulai pukul 9.00 di hari Kamis, 27 Juli 2017, namun beberapa ibu beragama Islam dan dan Protestan masih terus berada di dapur untuk memasak makanan bagi Uskup Turang dan ribuan undangan. “Kami sudah bangun dari subuh untuk masak-masak dan mempersiapkan acara hari ini supaya berjalan lancar,” kata Hajah Neni kepada media kepada PEN@ Katolik.
Menurut Hajah Ida, di wilayah Oinlasi ini umat Kristen dan Muslim selalu kompak dalam berbagai kegiatan. “Kalau umat Muslim ada hajatan, orang Kristen akan membantu. Sebaliknya kalau orang Kristen ada acara, kami dari Muslim datang bantu. Kami semua di sini bersaudara meski berbeda agama,” kata Hajah Ida seperti dibenarkan oleh Hajah Erni.
Bahkan lewat media ini ketiga perempuan itu menitipkan selamat kepada Uskup Turang dan Paroki Santo Paulus Oinlasi. “Selamat Ulang Tahun Bapak Uskup dan Paroki Santo Paulus Oinlasi. Semoga Bapak Uskup selalu sehat,” kata Hajah Ida.
Dalam kotbahnya, Uskup Turang minta semua yang hadir untuk menyambut HUT 50 Tahun Paroki Santo Paulus Oinlasi dengan hati gembira “karena kita boleh alami kehidupan dalam perjalanan yang penuh lika-liku, perjuangan, perselisihan, penolakan. Dan dengan perayaan 50 tahun, hari ini umat di sini boleh mengatakan dalam diri mereka bahwa Tuhan itu baik.”
Uskup Turang juga mengajak semua umat bisa mempergunakan telinga, mulut dan mata dengan baik. “Mari berikan telinga kita agar mendengar dengan baik dan melihat dengan cermat apa yang Tuhan minta dalam keseharian kita, sehingga kita benar-benar menjadi orang beriman yang terbuka bagi siapa saja serta sungguh merajut dan merangkul siapa saja, agar kehadiran kita menjadi tanda kehadiran Allah dalam perjalanan dunia ini,” kata Uskup Turang.
Uskup juga meminta agar semua umat menjaga agar persaudaraan, keimanan, dan persaudaraan seluruh masyarakat dengan umat pemeluk agama yang berbeda dan profesi yang berbeda tetapi menjadi bagian perjalanan hidup kita bersama di dunia ini, di dalam wilayah pelayanan pastoral Paroki Oinlasi.
Uskup mengakui, kehidupan bersama di dunia tidak selalu akur dan sejalan dengan Tuhan dan sesama. “Orang Oinlasi pun sering bertengkar dan berkelahi karena ada perbedaan pendapat. Namun hendaknya dilakukan perkelahian yang baik, perselisihan yang baik dan diselesaikan juga dengan cara yang baik,” kata Mgr Turang seraya mendorong umatnya untuk berjalanlah terus mencari Yesus dan belajar menjadi murid Kristus.
Dalam perayaan sesudah Misa, yang diiringi paduan suara OMK dengan lagu-lagu dalam bahasa Timor dan bahasa Indonesia, Mgr Petrus Turang memotong kue ulang tahun dan tumpeng, yang potongannya diberikan kepada sejumlah pejabat dan undangan.
Di akhir acara, Uskup Turang mengajak Wakil Bupati TTS Obet Nauboho dan pengusaha dari Kupang, Chandra, menanam anakan pohon cengkeh di halaman gereja setempat. (Emanuel Bataona)