PEKAN PASKAH IV (P)
Santo Ignatius Peis dari Laconi, Pengaku Iman
Bacaan I: Kis. 13:13-25
Mazmur: 89:2-3.21-22.25.27
Bacaan Injil: Yoh. 13:16-20
Dalam perjamuan malam terakhir Yesus membasuh kaki para murid-Nya. Sudah itu Ia berkata: ”Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.”
Renungan
Kerendahan hati merupakan salah satu ciri kemuridan sejati. Orang yang memiliki sikap rendah hati akan selalu terbuka dan dikendalikan oleh kekuatan Allah. Ia yakin, bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya adalah penyelenggaraan Allah. Hal ini ditegaskan Paulus di hadapan jemaat di Antiokia. Ia mengatakan bahwa Allah selalu setia kepada umat-Nya. Bahkan ketika umat pilihan tidak taat kepada-Nya. Ia tetap menaruh belaskasihan dan menyelamatkan mereka. Sebab Allah menghendaki agar orang-orang yang percaya kepada-Nya mengalami kepenuhan hidup. Yesus pun mengingatkan agar siapa pun yang mengambil bagian dalam karya kemuridan harus selalu setia dan rendah hati. “Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya“ (Yoh.13:16).
Kadang perjalanan hidup iman kita terjadi dalam dinamika kesetiaan dan ketidaksetiaan. Orang yang setia selalu percaya bahwa Allah selalu menyelenggarakan sesuatu yang terbaik bagi hidupnya. Sedangkan orang yang tidak setia, ia memahami Allah dalam bingkai keinginan dan harapan yang dimilikinya. Artinya, ia hanya setia kalau Allah selalu menjawab segala keinginan dan harapannya itu. Namun, tidak ada cara lain agar kita memperoleh kepenuhan rahmat selain membiarkan Allah hadir dan berkarya seluas-luasnya di dalam diri dan kehidupan kita.
Ya Tuhan Yesus, ajarilah aku bersikap rendah hati dan setia, agar aku sanggup melihat dan menerima kehadiran-mu, serta tidak dikuasai oleh sikap angkuh dan sombong yang menghalangi karya rahmat-Mu Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017