Paus Fransiskus telah menyetujui tanggal dan tema Kongres Ekaristi Internasional ke-51 yang akan berlangsung di Cebu, Filipina, tahun 2016. Komisi Kepausan untuk Kongres Ekaristi Internasional menyatakan bahwa persetujuan Bapa Suci itu mereka dapatkan dari Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Tarcisio Bertone.
Menurut laporan Zenit dari Vatikan, 12 Juni 2013, acara internasional itu akan diselenggarakan tanggal 25-31 Januari 2016 dengan tema “Kristus ada di tengah-tengah kamu, pengharapan kami akan kemuliaan” yang diambil dari Surat Santo Paulus kepada Jemaat di Kolose.
Pemilihan Filipina sebagai tempat kongres yang berikut telah diumumkan oleh Paus Emeritus Benediktus XVI lewat pesan video di akhir Kongres Ekaristi sebelumnya yang diadakan di Dublin bulan Juni 2012.
“Saya ingin mengundang Anda untuk ikut berdoa bersama saya agar Allah memberkati Kongres Ekaristi Internasional berikut, yang akan berlangsung tahun 2016 di kota Cebu!” kata Benediktus XVI dalam pesan video itu.
“Untuk orang-orang Filipina, saya kirimkan salam hangat dan memastikan kedekatan saya lewat doa selama periode persiapan pertemuan gerejawi yang besar ini. Saya yakin, peristiwa itu akan menghasilkan pembaruan spiritual yang kekal tidak hanya bagi mereka tetapi bagi semua peserta dari seluruh dunia.”
Konferensi Waligereja Filipina menyatakan keinginan mereka agar kongres mendatang akan memperdalam devosi Ekaristi di negara itu serta mempersiapkan HUT ke-500 evangelisasi di Filipina.
Cebu, yang terletak di jantung kepulauan Filipina, ditemukan oleh Ferdinand Megellan tahun 1521 dan diterima oleh raja masyarakat adat, Humabon, yang tak lama sesudahnya menjadi Katolik bersama dengan ratunya, Juana, dan 400 orang yang dikuasainya.
Untuk memperingati pembaptisannya menjadi Katolik, Magellan memberikan kepada ratu sebuah patung bayi Yesus (Santo Nino) serta mendirikan sebuah salib di mana mereka dibaptis. Orang-orang Filipina memperingati hari raya Santo Niño pada minggu ketiga di bulan Januari.
“Perayaan Kongres Ekaristi Internasional ke-51 di negara ini, satu-satunya negara dengan mayoritas Katolik di benua Asia, merupakan tantangan penting untuk memperkuat perspektif misionaris atau evangelisasi serta untuk mengidentifikasi cara-cara baru dalam merayakan kongres-kongres itu sendiri,” kata komunike yang dikeluarkan oleh Komisi Kepausan untuk Kongres Ekaristi Internasional.***