Rabu, Desember 31, 2025

Bacaan dan Renungan Senin, 5 Januari 2026, Hari Biasa sesudah penampakan Tuhan (Putih)

Bacaan I – 1Yoh. 3:22 – 4:6

Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.

Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.

Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.

Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.

Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah

Mzm. 2:7-8,10-11

  • Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.
  • Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
  • Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia!
  • Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar,

Bacaan Injil – Mat. 4:12-17,23-25

Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.

Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali,

supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain? bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.”

Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”

Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.

Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka.

Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.

Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus

***

Karya Yesus di Galilea

Yesus memulai karya-Nya di Galilea setelah Yohanes Pembaptis ditangkap. Ia pergi ke Kapernaum, wilayah yang disebut “Galilea bangsa-bangsa,” dan di sana Ia mewartakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” Yesus kemudian berkeliling, mengajar di rumah-rumah ibadat, mewartakan Injil Kerajaan, dan menyembuhkan segala penyakit serta kelemahan. Berita tentang Dia tersebar luas, sehingga banyak orang datang dari berbagai daerah untuk mendengarkan dan mengalami karya-Nya.

Galilea disebut sebagai wilayah bangsa-bangsa, tempat yang dianggap jauh dari pusat kehidupan religius Yahudi. Namun justru di sana Yesus memulai karya-Nya. Pesan ini jelas: Allah hadir bukan hanya di tempat yang dianggap suci, tetapi juga di wilayah yang dianggap “pinggiran.” Ia datang untuk semua orang, termasuk mereka yang sering dipandang sebelah mata.

Seruan Yesus sederhana namun mendalam: “Bertobatlah!” Pertobatan bukan sekadar meninggalkan dosa, tetapi juga membuka diri pada karya Allah yang baru. Natal yang baru kita rayakan mengingatkan bahwa Allah datang untuk memperbarui hidup kita. Pertobatan berarti memberi ruang bagi terang Kristus untuk mengubah hati kita.

Yesus tidak hanya mengajar, tetapi juga menyembuhkan. Ia mewartakan Injil sekaligus menghadirkan kasih Allah secara nyata. Gereja pun dipanggil untuk melakukan hal yang sama: bukan hanya berbicara tentang kasih, tetapi mewujudkannya dalam pelayanan, solidaritas, dan perhatian kepada yang sakit dan lemah.

Berita tentang Yesus tersebar luas, sehingga orang datang dari berbagai daerah. Kehadiran Yesus membawa harapan dan daya tarik yang luar biasa. Kita pun dipanggil untuk menjadi saksi yang menghadirkan harapan, sehingga orang lain tertarik untuk mengenal Kristus melalui hidup kita.

Renungan ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Kerajaan Allah sungguh dekat. Yesus hadir di tengah kegelapan hidup kita, mengajak kita bertobat, dan mengutus kita untuk mewartakan kasih-Nya dengan kata dan karya.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, Engkau datang ke Galilea bangsa-bangsa untuk mewartakan Kerajaan Allah. Ajarlah kami untuk bertobat dan membuka hati bagi terang-Mu. Bimbinglah kami agar tidak hanya berbicara tentang kasih, tetapi juga mewujudkannya dalam tindakan nyata bagi sesama. Semoga hidup kami menjadi kesaksian yang menghadirkan harapan, sehingga banyak orang tertarik untuk mengenal Engkau sebagai Juru Selamat. Amin.

***

Santo Simeon Stylites Tua, Pertapa

Simeon Stylites Tua lahir di Silicia pada tahun 390. Ia tinggal bersama orang tuanya didaerah pinggiran kota Syria. Ketika menanjak remaja, kira – kira pada tahun 402, ia menjalani kehidupan membiara di sebuah biara pertapaan tidak jauh dari kampung halamannya.

Meski masih berusia muda, ia tidak merasa berat dengan praktek askese yang berlaku di gereja itu. Ia bahkan menjalankan sebuah bentuk askese yang lebih berat daripada yang diprakekkan oleh rekan – rekannya. Oleh karena praktek askesenya tampak sangat keras, maka pemimpin biara mengeluarkan dia dari biara itu. Keputusan pahit ini dimaksudkan agar rekan – rekannya tidak terpengaruh oleh praktek askese buatan Simeon itu.

Simeon meninggalkan biara pertapaan itu dan pergi ke sebuah Biara yang terletak di gunung Telanisse. Setelah 3 tahun berada di biara itu, ia memutuskan pindah ke puncak gunung itu. Disana pada tahun 423, ia mendirikan sederetan tiang sebagai tempat tinggalnya. Di atas tiang – tiang itu, ia menjalankan askesenya hingga saat kematiannya.

Banyak orang datang padanya untuk meminta bimbingan rohani dan mendengarkan kotbah serta pengajarannya. Tak terkecuali Kaisar dan para Patriark. Ia meninggal dunia pada tanggal 2 September 459 di atas puncak gunung Telanisse.

Beato Yohanes Nepomuk Neumann, Uskup

Yohanes Nepomuk Neumann lahir tanggal 28 Maret 1811 di desa Prachatitz, Bohemia. Ia belajar di Prachatitz dan Budweis. Cara hidup keluarga yang saleh dan taat agama membuat dia tertarik pada cara hidup seorang imam. Untuk mencapai cita – cita imamat itu, ia masuk seminari Diosesan di Budweis pada tahun 1831. Selama belajar di Seminari Budweis, ia rajin membaca laporan – laporan karya para misionaris Austria di Amerika Serikat. Lama kelamaan dalam hatinya timbul keinginan untuk berkarya di Amerika seperti misionaris – misionaris itu.

Untuk maksud itu ia pindah dari Seminari Budweis ke Fakultas Teologi Universitas Praha pada tahun 1833. Demi keberhasilan studinya dan karyanya nanti, ia dengan tekun mempelajari bahasa Prancis dan Inggris. Pendidikan di Universitas Praha diselesaikan dengan gemilang pada tahun 1835. Pada waktu itu dioses Budweis memiliki banyak imam. Maka dari itu, ia tidak mau segera menjadi imam setelah menyelesaikan studi teologinya.

Ia sendiri terus belajar dirumah sambil menanti saat pentabhisannya. Ketika mendapat panggilan untuk berkarya di Amerika, ia segera berangkat tanpa menunggu hari tabhisannya di tanah air. Ia tiba di New York pada bulan Juni 1836 dan ditabhiskan menjadi imam pada tanggal 25 Juni 1836 oleh Yohanes Dubois, Uskup New York. Ia ditempatkan di Buffalo dan melayani umat di North Bush (sekarang Kenmore), Williamville, Lancaster, dan beberapa wilayah lainnya di Buffalo.

Pada tahun 1840, ia memutuskan untuk menjadi seorang imam dalam serikat Redemptoris. Ia diterima dalam serikat itu pada bulan Januari 1842 dan ditempatkan di gereja Santo Yakobus Baltimore sampai Maret 1844. Usaha – usahanya memajukan gereja membuat namanya terkenal luas di kalangan para imam dan umat.

Pada bulan Maret 1852 ia diangkat menjadi Uskup Philadelphia oleh Sri Paus IX. Tugas kegembalaan dijalankannya dengan penuh semangat. Secara teratur ia mengunjungi semua Paroki untuk mendorong para iman dan kaum awam dalam usaha penyebaran Injil dan perkembangan Gereja. Selama masa kepemimpinannya, lebih dari 80 gereja dibangun; jumlah sekolah ditingkatkan; dan sebuah seminari didirikan di Glen Ridle; lima tarekat religius untuk wanita dan tiga untuk pria dipekerjakan dalam diosesnya; pembangunan katedral Santo Petrus dan Paulus di Logan Square, Philadelphia selesai; ia mendirikan sebuah cabang baru dari Ordo Ketiga Santo Fransiskan bagi para suster.

Selain itu, Uskup Neumann mengadakan tiga kali sinode untuk para imamnya, membantu penyusunan dan pemakluman dogma tentang perkandungan Maria tanpa dosa asal di Roma pada tahun 1854.

Uskup Neumann meninggal dunia di Philadelphia pada 5 januari 1860. Proses beatifikasi dirinya dimulai pada tahun 1886. Pada tanggal 13 Oktober 1963, ia dinyatakan Beato oleh Sri Paus Paulus VI (1963-1978).

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini