“Kado Terindah” di Cikarang: Ribuan Umat dan Pejabat Rayakan Natal Perdana Gereja Ibu Teresa

​BEKASI, Pena Katolik – Kegelapan total menyelimuti ruang ibadah itu di awal mula. Hening, ribuan napas tertahan, menanti pendar cahaya. Tak ada lilin yang menyala, sebuah simbolisasi pekatnya dosa manusia. Namun perlahan, seberkas cahaya menyeruak, memecah kegelapan, menandai kedatangan Sang Terang.

​Momen syahdu di Gereja Ibu Teresa, Paroki Cikarang, pada Rabu malam, 24 Desember 2025 itu bukan sekadar ritual liturgi biasa. Bagi ribuan umat Katolik di sana, cahaya yang menyala malam itu memiliki makna ganda: kedatangan Kristus, sekaligus penanda sejarah baru.

​Untuk pertama kalinya sejak diresmikan pada 27 Agustus 2025 lalu, umat Katolik Cikarang di Kabupaten Bekasi akhirnya bisa merayakan Natal di “rumah” mereka sendiri, sebuah gedung gereja permanen yang telah lama diimpikan.

​ Allah Hadir di Keluarga Tak Sempurna

​Di altar yang megah namun anggun, Romo Antonius Suhardi Antara, Pr (Romo Aan) bersama Romo Yohanes Epa Prasetyo, OFM (Romo Epa) memimpin jalannya Misa Malam Natal dengan khidmat.
​Dalam homilinya, Romo Aan menyentuh hati umat dengan tema Natal 2025, “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga”. Ia tidak berbicara tentang keluarga yang ideal tanpa celah, melainkan tentang realitas keluarga manusia yang kerap rapuh.
​“Allah tidak menunggu keluarga sempurna, tapi Ia hadir justru di tengah ketidaksempurnaan itu,” ujar Romo Aan dengan suara tegas namun lembut. “Ia hadir untuk melengkapi, memulihkan, dan menuntun kita menuju keselamatan.”

Kejutan Manis di Penghujung Misa

​Kekhidmatan malam itu mendapat sentuhan istimewa menjelang berakhirnya misa. Rombongan tamu penting tiba di lokasi.

​Staf Khusus Kementerian Agama, Gugun Gumelar, hadir bersama Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol. Mustofa, dan Sekjen Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bekasi, KH. Habibie. Kedatangan mereka di detik-detik terakhir perayaan ini menjadi simbol toleransi yang nyata.

Kehadiran tokoh ini disambut hangat ketika memberikan sambutan di hadapan ribuan umat. Kehadiran fisik mereka di tengah kesibukan pengamanan Natal menjadi dukungan moral yang kuat bagi umat Katolik Cikarang di kabupaten Belasi yang kini telah memiliki tempat ibadah yang layak dan legal.

Tangis Haru di Natal Pertama

​Misa malam itu sendiri dibagi menjadi tiga sesi, pukul 16.30, 19.30, dan 22.00 WIB untuk mengakomodasi antusiasme umat. Meski gereja penuh sesak hingga ke sudut-sudut, ketertiban tetap terjaga.

​Di tengah kerumunan yang perlahan beranjak pulang usai berkat penutup, Veronika Aristanti (46) tak kuasa menyembunyikan getar emosinya. Matanya menyapu sekeliling interior gereja yang baru, seolah ingin merekam setiap detil momen bersejarah ini.

​”Ada rasa bangga yang sulit dilukiskan,” ungkap Veronika dengan mata berkaca-kaca. Ia mengenang masa-masa sulit sebelum gereja ini berdiri tegak.

​”Dulu kita hanya bermimpi punya gereja yang layak. Sekarang, di Natal pertama sejak peresmian Agustus lalu, mimpi itu nyata di depan mata. Melihat ribuan orang bernyanyi bersama di gedung megah ini, rasanya damai sekali. Sungguh, ini kado Natal terindah,” pungkasnya.

​Malam semakin larut di Cikarang, namun cahaya dari Gereja Ibu Teresa dan hangatnya sapaan toleransi dari para pemimpin daerah terus bersinar, membawa pesan damai bagi Bekasi dan Indonesia. (Lourentius EP/Cikarang)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini