Home BERITA TERKINI Beatifikasi 174 Martir di Perancis dan Spanyol

Beatifikasi 174 Martir di Perancis dan Spanyol

0

VATIKAN, Pena Katolik – Pada Angelus Minggu, 14 Desember 2025, Paus Leo XIV memberikan penghormatan kepada para martir baru Gereja Katolik yang beatifikasinya berlangsung sehari sebelumnya di Paris dan Jaén, Spanyol. Dalam pesannya, Paus menegaskan bahwa kesaksian iman mereka, yang ditorehkan di tengah penganiayaan, tetap menjadi cahaya Kristus bagi Gereja dan dunia.

Di Katedral Notre-Dame, Paris, Gereja Katolik merayakan beatifikasi terbesar yang pernah diadakan di Prancis. Sebanyak 50 umat Katolik — terdiri dari imam, religius, seminaris, dan awam — diangkat ke altar sebagai martir.

Mereka dibunuh “karena kebencian terhadap iman” pada tahun 1944–1945. Sebagian besar dari mereka masih berusia 20–30 tahun, namun dengan keberanian mereka tetap melayani secara pastoral bagi para pekerja paksa di Jerman. Pelayanan rahasia ini berujung pada penangkapan dan eksekusi.

Dalam Misa beatifikasi, Kardinal Jean-Claude Hollerich menegaskan bahwa para martir ini memberikan “kesaksian cinta” yang berakar pada pelayanan tanpa pamrih. Paus Leo XIV menyebut mereka sebagai “saksi Injil yang berani,” yang tetap dekat dengan umat dan setia kepada Gereja di tengah kegelapan perang.

Sebagian besar dari para martir yang dibeatifikasi di Notre Dame ini berasal dari gerakan Young Christian Workers (JOC) dan meninggal terutama di kamp konsentrasi, tempat mereka dikirim karena kegiatan kerasulan yang dilarang oleh rezim Hitler.

Mereka merupakan bagian dari “Misi Santo Paulus,” sebuah bentuk pelayanan rohani bawah tanah yang dibentuk oleh para uskup Prancis untuk mendampingi kaum muda yang diwajibkan mengikuti Service du Travail Obligatoire (STO), program kerja paksa yang melibatkan antara 600.000 hingga 650.000 pekerja.

Banyak imam, religius, dan awam dari berbagai asosiasi Katolik secara diam-diam mengikuti para pekerja Prancis ke wilayah Jerman untuk memberikan dukungan moral dan rohani. Akibatnya, mereka ditangkap atas tuduhan kegiatan subversif terhadap Reich Ketiga, disiksa, dan akhirnya dibunuh, terutama di kamp konsentrasi Buchenwald, Mauthausen, Dachau, atau Neuengamme. Sebagian besar wafat di sana, sementara yang lain meninggal akibat penderitaan berat yang mereka alami.

Beatifikasi di Jaén, Spanyol

Pada saat yang sama, di Katedral Santa María Asunción, Jaén, Spanyol, 124 martir Perang Saudara Spanyol juga diangkat menjadi beato. Mereka terdiri dari 109 imam, 14 awam, dan seorang suster Poor Clare. Semua memberikan hidup mereka demi kesetiaan kepada Kristus di tengah penganiayaan anti-agama yang melanda Spanyol pada 1936–1938.

Upacara beatifikasi dipimpin oleh Kardinal Marcello Semeraro, prefek Dikasteri Penggelaran Kudus, di tempat yang sama di mana banyak dari mereka menghabiskan hari-hari terakhir sebelum dieksekusi. Dengan penambahan 124 martir ini, jumlah martir abad ke-20 yang diakui Gereja Katolik di Spanyol kini mencapai 2.254 orang, dengan 11 di antaranya telah dikanonisasi.

“Dalam dunia yang penuh kekerasan dan agresi, dengan minimnya penghormatan terhadap ideologi dan keyakinan, 124 hamba Allah ini menunjukkan perbedaan dengan menegaskan bahwa kekerasan bukanlah solusi. Jawaban sejati datang dari pengampunan, dan inilah pelajaran yang diberikan Injil kepada kita. Dunia membutuhkan kebaikan,” tambah Kardinal Semararo.

Mgr. Sebastián Chico dari Jaén, dalam surat pastoralnya, menegaskan bahwa darah para martir “bukanlah benih yang sia-sia, melainkan benih subur” yang terus menumbuhkan iman dalam keluarga, paroki, dan komunitas masa kini.

Dengan mengenang martir Prancis dan Spanyol, Paus Leo XIV menekankan bahwa meski berasal dari konteks sejarah berbeda, kesaksian mereka menyatu dalam satu pesan: kekerasan dan kebencian tidak pernah memiliki kata akhir. Kesetiaan kepada Kristus yang mereka hidupi tetap menjadi tantangan dan inspirasi bagi Gereja serta dunia saat ini.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version