PALEMBANG, Pena Katolik – Dalam rangka memeriahkan peringatan Ulang Tahun ke-80 (HUT ke-80) dan Ulang Tahun Imamat ke-53 (HUT ke-53 Imamat) Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ, di mana Mgr Sudarso juga sebagai ketua dewan pengurus Yayasan KARINA (Caritas Indonesia), Umat Keuskupan Agung Palembang bersama-sama menghadiri acara syukuran dan ramah tamah. Kegiatan yang penuh kegembiraan ini diselenggarakan pada Minggu, 14 Desember 2025, pukul 12.00 WIB, bertempat di Gedung Xaverius Centrum Studiorum. Acara spesial ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Pemerintah Kota Palembang, serta para tokoh dari berbagai latar belakang agama dan tokoh masyarakat.
Caritas Indonesia (Yayasan KARINA/KWI), lembaga kemanusiaan di bawah naungan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), menyampaikan penghormatan dan apresiasi mendalam atas dedikasi dan kepemimpinan Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ, yang telah mengabdikan diri dalam pelayanan kemanusiaan sejak organisasi ini didirikan pada 17 Mei 2006. Beliau adalah Ketua Pengurus pertama dan memimpin Caritas Indonesia hingga saat ini.
Wajah Belas Kasih Gereja untuk Dunia
RD. Fredy Rante Taruk, Direktur Caritas Indonesia, mewakili Pengurus dan Pembina, menyoroti peran sentral Mgr. Sudarso dalam membentuk karakter pelayanan Gereja Katolik Indonesia yang inklusif dan menjangkau semua.
“Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ, adalah sosok yang memiliki hati yang tulus. Beliau berulang kali menegaskan bahwa Caritas itu penting dan mendesak karena banyak orang membutuhkan,” ujar RD. Fredy Rante Taruk.
Caritas Indonesia adalah bagian dari jaringan global Caritas Internationalis yang berpusat di Roma, yang bertugas menjadi “wajah belas kasih Allah dari Gereja untuk dunia, bagi mereka yang menderita, dan mereka yang membutuhkan pertolongan.” Di bawah kepemimpinan Mgr. Sudarso, Caritas Indonesia menjalankan mandat ini secara konsisten, melayani semua orang tanpa memandang agama, dengan fokus pada mereka yang terpinggirkan.
Ekspansi Layanan Kemanusiaan
Selama kurang lebih 19 tahun di Caritas Indonesia, Mgr. Sudarso tidak pernah berhenti berpikir dan bergerak untuk menggerakkan kasih. Inilah yang membawa Caritas Indonesia berkembang dari hanya menangani respons bencana alam menjadi pelayanan yang lebih luas, meliputi: Penanganan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO); Penanggulangan masalah stunting; Program-program pendidikan, pertanian, dan ekologi.
Romo Fredy Rante Taruk menambahkan bahwa Mgr. Sudarso selalu berpegang pada prinsip, “Kami di Indonesia juga akan melayani semuanya, bukan hanya bencana alam, karena masyarakat sangat membutuhkan kehadiran belas kasih.”
Saat ini, Caritas Indonesia terus hadir dalam penanganan bencana longsor dan banjir di Padang, Aceh, dan Sibolga, menurunkan tim medis, psikososial, serta menyalurkan bantuan-bantuan yang didukung oleh kolekte dan donasi umat.
Sosok Pemimpin yang Tulus dan Cerdas
Mgr. Sudarso tidak hanya memiliki kasih dan hati yang tulus, tetapi juga kemampuan manajemen yang luar biasa, kecerdasan, dan kebijaksanaan yang menggerakkan organisasi.
“Manajemen beliau itu halus dan sederhana. Beliau selalu punya ide untuk menggerakkan orang. Beliau menggerakkan orang dan memimpin dengan sentuhan kasihnya,” kata RD. Fredy Rante Taruk, yang telah mendampingi beliau selama tujuh tahun.
Kisah pelayanan Bapa Uskup Sudarso diabadikan dalam buku “Kasih Yang Menjangkau Semua”, yang ditulis dengan kontribusi dari Kardinal, Uskup, Imam, Suster, dan Umat yang mengenal sosok beliau.
Apresiasi dan Dukungan Luar Biasa
Dalam kesempatan ini, Caritas Indonesia menyampaikan terima kasih khusus kepada: Keuskupan Agung Palembang dan para donatur dari Keuskupan Agung Palembang atas dukungan yang luar biasa (berupa sumur, mesin bor, mobil, dana, hingga pembangunan shelter) yang menjadi kekuatan pelayanan Karitas. Kongregasi SCJ yang telah memberikan kasihnya melalui sosok Mgr. Sudarso. Para Donatur yang terus mendukung karya kemanusiaan Caritas Indonesia.
“Mgr. Sudarso adalah simbol Karitas yang inklusif. Di tim relawan Caritas yang bekerja di lapangan saat ini, termasuk di Padang, ada relawan Muslim, Protestan, dan Katolik. Kami berterima kasih untuk sosok pribadi yang luar biasa dalam menyalurkan kasih Tuhan,” tutup RD. Fredy Rante Taruk. (Andreas Daris/Palembang)



