Una Caro: Dokumen Baru Vatikan tentang Monogami

VATIKAN, Pena Katolik – Pada 25 November 2025, Dikasteri Ajaran Iman menerbitkan sebuah catatan doktrinal berjudul Una Caro, ‘Satu Daging’. Dokumen setebal 40 halaman ini, yang disetujui Paus Leo XIV pada 21 November, menegaskan monogami sebagai prinsip dasar perkawinan.

Una Caro menekankan bahwa perkawinan adalah relasi “intim dan menyeluruh” antara seorang pria dan seorang wanita. Eksklusivitas dan saling memiliki menjadi unsur esensial. Dokumen ini juga memperingatkan agar martabat pribadi tidak pernah dijadikan sarana untuk memenuhi kebutuhan egois semata.

Prefek Dikasteri Ajaran Iman, Kardinal Víctor Manuel Fernández, menjelaskan bahwa teks ini awalnya disusun untuk menanggapi kebutuhan para uskup Afrika yang menghadapi tantangan poligami sebagai realitas budaya. Namun, isu serupa juga muncul di tempat lain dalam bentuk perselingkuhan atau polyamory.

Tanggal penerbitan dipilih secara simbolis: bertepatan dengan pesta Luigi dan Maria Quattrocchi, pasangan pertama yang dibeatifikasi bersama (2001), sekaligus Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Dengan demikian, dokumen ini juga menjadi pembelaan terhadap martabat perempuan, menegaskan bahwa monogami menjamin kesetaraan hak dan martabat pasangan.

Pesan Utama

Di era modern, pernikahan monogami seumur hidup sering dianggap relatif. Namun, Una Caro menawarkan alasan dan motivasi untuk mempertahankan “persatuan unik dan eksklusif.” Dokumen ini menyoroti nilai penyatuan bagi pasangan, dengan dasar Kitab Suci dari Kejadian hingga ajaran Yesus. Para teolog besar seperti Agustinus, Bonaventura, Thomas Aquinas, hingga Karl Rahner dikutip untuk menegaskan bahwa monogami berakar pada naluri alami manusia.

Kisah Jacques dan Raïssa Maritain, pasangan filsuf Prancis abad ke-20, juga diangkat sebagai contoh “komuni intelektual, budaya, dan spiritual” yang radikal, meski mereka memilih hidup dalam pantang seksual.

Sepanjang 156 paragraf, dokumen ini juga mengutip puisi yang merayakan nilai cinta eksklusif. Meski dunia modern menghadapi peningkatan perceraian, trivialitas perselingkuhan, dan promosi polyamory, narasi besar dalam novel, film, dan lagu tetap mengagungkan mitos “cinta besar yang unik.” Hal ini menunjukkan bahwa kerinduan akan cinta monogami tetap tertanam dalam hati manusia.

Una Caro menekankan bahwa “kepemilikan sehat” dalam monogami tidak boleh berubah menjadi penguasaan. Manipulasi, kecemburuan, kekerasan, dan tekanan psikologis disebut sebagai penyakit relasi yang tidak seimbang. Dokumen ini menolak model patriarkal yang membatasi perkembangan salah satu pihak, dan menekankan peran fleksibel yang menyesuaikan keadaan.

Dalam hal seksualitas, teks ini merujuk pada ajaran Paus Paulus VI (Humanae Vitae) dan Paus Yohanes Paulus II. Hubungan seksual harus tetap terbuka pada kemungkinan kehidupan, meski tidak selalu bertujuan prokreasi. Seksualitas dipandang sebagai tindakan seluruh manusia—fisik dan batin—yang meningkatkan kebahagiaan, bukan sekadar pemuasan hasrat.

Dikasteri Ajaran Iman menekankan perlunya “pedagogi baru” di era media sosial, di mana kesopanan memudar dan kekerasan simbolik maupun seksual meningkat. Cinta monogami yang setia harus diajarkan sebagai bentuk kasih yang mampu bertahan dalam kesulitan dan godaan.

Una Caro hadir sebagai suara profetis yang menegaskan kembali nilai monogami di tengah budaya yang sering menolak batas. Dokumen ini menjadi ajaran moral yang melihat perkawinan sebagai ruang kesetaraan, kebebasan, dan kasih yang setia. Dokumen ini menyoroti martabat pribadi, relasi seimbang, dan dimensi penyatuan seksual, Gereja ingin menunjukkan bahwa monogami bukan beban, melainkan jalan menuju kebahagiaan sejati.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini