KAIMANA, Pena Katolik – Umat Katolik di Stasi Santo Timotius, Distrik Kambrauw, Kampung Werafuta, merayakan momen penuh sukacita dengan diresmikannya Goa Santa Maria Bunda Pembantu Abadi. Peresmian dan pemberkatan dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Manokwari–Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, dalam sebuah prosesi yang berlangsung khidmat dan meriah, Kaimana, 1 Desember 2025.
Setibanya di Werafuta, Uskup Hilarion bersama rombongan disambut hangat melalui prosesi adat khas Papua, termasuk pengalungan noken dan tarian tradisional sebagai bentuk penghormatan. Perayaan Ekaristi Kudus menjadi inti acara, dipimpin oleh Uskup Hilarion dan didampingi Pastor Stanislaus Jenambur, O.Carm, Pastor Aloysius Du’a, OSA, serta Pastor Petrus Piter Sony, Pr. Ratusan umat hadir memenuhi area perayaan, menciptakan suasana doa yang mendalam.
Dalam sambutannya, Uskup Hilarion menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah dan seluruh pihak yang mendukung pembangunan Goa Maria hingga selesai tepat waktu. Ia menegaskan bahwa Goa Maria bukan sekadar sarana devosi, tetapi juga simbol penghormatan kepada Santa Maria sebagai teladan iman.
“Santa Maria sering disebut sebagai teladan orang beriman karena imannya yang teguh dalam menerima kehendak Tuhan. Semoga umat di Stasi Santo Timotius meneladani kerendahan hati, kebijaksanaan, kasih, dan kesetiaan Bunda Maria dalam hidup sehari-hari,” ujarnya.
Wakil Bupati Kaimana, Isak Waryensi, turut hadir dan memberikan apresiasi atas peran umat Katolik dalam menjaga kehidupan rohani serta menciptakan suasana aman dan kondusif di daerah. Ia menekankan bahwa pembangunan Goa Maria menjadi fondasi penting dalam menumbuhkan semangat iman.
“Semoga dengan adanya peresmian Goa Maria ini, umat Katolik semakin memaknai ajaran Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” katanya. Waryensi juga mengajak seluruh tokoh agama untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan di berbagai bidang.
Peresmian Goa Maria Werafuta menjadi tonggak baru bagi umat Katolik di Kambrauw, sekaligus memperkuat semangat devosi dan kebersamaan dalam iman, budaya, dan kehidupan sosial masyarakat Papua.



