BELEM, Pena katolik — Paus Leo XIV menegaskan bahwa “tindakan iklim yang lebih kuat akan menciptakan sistem ekonomi yang lebih kuat dan lebih adil” dalam pesan video yang ditujukan kepada Gereja-Gereja lokal di Global South. Pesan ini disampaikan saat Konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) yang berlangsung di Amazonian Museum, Belém, 17 November 2025.
Dalam sapaan tersebut, Paus menyampaikan salam kepada para perwakilan konferensi uskup dari Amerika Latin, Karibia, Afrika, dan Asia, serta bergabung dengan suara profetis para kardinal yang hadir di COP30. Ia menegaskan bahwa wilayah Amazon tetap menjadi simbol hidup ciptaan yang membutuhkan perhatian mendesak.
COP30 mempertemukan para pemimpin dan ilmuwan dunia untuk membahas langkah prioritas menghadapi perubahan iklim. Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Kardinal Felipe Neri Ferrão (Presiden Federasi Konferensi Uskup Asia), Kardinal Fridolin Ambongo Besungu (Presiden Simposium Konferensi Uskup Afrika dan Madagaskar), serta Kardinal Jaime Spengler (Presiden Dewan Uskup Amerika Latin dan Karibia).
Paus Leo XIV memuji pilihan Gereja untuk mengedepankan harapan dan aksi nyata. “Kalian telah memilih harapan dan tindakan, bukan keputusasaan, membangun komunitas global yang bekerja bersama. Ini telah menghasilkan kemajuan, tetapi belum cukup. Harapan dan tekad harus terus diperbarui, bukan hanya dalam kata-kata dan aspirasi, tetapi juga dalam tindakan konkret,” tegasnya.
Ia memperingatkan bahwa ciptaan sedang berseru melalui banjir, kekeringan, badai, dan panas ekstrem. “Satu dari tiga orang hidup dalam kerentanan besar akibat perubahan iklim. Bagi mereka, perubahan iklim bukan ancaman jauh. Mengabaikan mereka berarti menolak kemanusiaan bersama kita,” ujarnya. Paus menambahkan bahwa masih ada waktu untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5°C, namun jendela kesempatan itu semakin sempit.
Paus juga menyinggung Perjanjian Paris, yang ditandatangani oleh 195 negara termasuk Takhta Suci. Ia menegaskan bahwa perjanjian tersebut telah mendorong kemajuan nyata dan tetap menjadi alat terkuat untuk melindungi manusia dan planet. Namun, ia menekankan bahwa kegagalan bukan pada perjanjian, melainkan pada kurangnya kemauan politik. “Kepemimpinan sejati berarti pelayanan dan dukungan dalam skala yang benar-benar membawa perubahan,” katanya.
Menutup pesannya, Paus Leo XIV menegaskan bahwa kebijakan iklim yang kuat adalah investasi bagi dunia yang lebih adil dan stabil. “Kita berjalan bersama para ilmuwan, pemimpin, dan gembala dari setiap bangsa dan iman. Kita adalah penjaga ciptaan, bukan pesaing atas hasilnya. Mari kita kirimkan sinyal global yang jelas: bangsa-bangsa berdiri dalam solidaritas teguh di balik Perjanjian Paris dan kerja sama iklim,” pungkasnya.



