Minggu, November 9, 2025

Seorang Pria Mengembalikan Tengkorak yang Ia Curi dari Katakombe di Katedral Stefanus di Wina, Austria Setelah 60 Tahun

WINA, Pena katolik — Sebuah kisah unik datang dari Austria: seorang pria asal Jerman mengembalikan sebuah tengkorak yang pernah ia curi dari katakombe Katedral Santo Stefanus (St. Stephen’s) di Wina sekitar enam dekade lalu. Tengkorak itu tiba kembali di katedral melalui sebuah paket misterius yang diletakkan di meja arsiparis katedral.

Arsiparis katedral, Franz Zehetner, kaget saat mendapati sebuah paket besar terikat rapi tanpa keterangan pengirim. Saat paket dibuka, di dalamnya ditemukan tengkorak dan sepucuk surat yang menjelaskan alasan pengembalian.

Dalam surat itu, si pengirim—diidentifikasi sebagai pria dari Jerman utara—mengaku mengambil tengkorak tersebut “sebagai turis muda” saat mengikuti tur katakombe sekitar 60 tahun lalu. Kini, di penghujung hayatnya, ia ingin membersihkan nuraninya dan meminta ampun dengan mengembalikan barang yang pernah dicurinya.

Zehetner mengatakan dirinya “tersentuh dan terharu” oleh tindakan penebusan yang tertunda itu. Ia juga mencatat bahwa pengirim rupanya merawat tengkorak tersebut selama bertahun-tahun, bukannya membuangnya sembarangan, meski tindakan memilikinya jelas melanggar aturan dan etika pemeliharaan situs ziarah.

Tengkorak yang dikembalikan itu kini telah dikuburkan kembali di katakombe sesuai tata cara katedral. Karena usia sisa jenazah tersebut, mustahil memastikan identitas aslinya. Diperkirakan sekitar 11.000 orang dikuburkan di katakombe Katedral Santo Stefanus selama berabad-abad.

Zehetner menilai dua hal dari tindakan sang pengembalinya: pertama, upaya menebus kesalahan masa muda; kedua, sebuah bentuk penghormatan kepada yang meninggal. “Ia tidak hanya memperbaiki kesalahan masa mudanya, tetapi juga melakukan perbuatan hormat terhadap orang mati,” ujarnya.

Kisah ini mengingatkan bahwa penyesalan dan upaya memperbaiki kesalahan tidak memiliki kata terlambat. Dalam balutan kejanggalan dan nuansa sedikit menakutkan, cerita ini menyuguhkan pelajaran moral sederhana: mencari pengampunan dan menghormati kematian orang lain adalah langkah yang patut dihargai, kapan pun dilakukan.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini