Senin, Oktober 20, 2025

Penutupan Pertemuan Unio Regio Papua ke-VII di Merauke Berlangsung Kekeluargaan

MERAUKE, Pena Katolik — Suasana penuh sukacita dan kebersamaan menyelimuti Gereja St. Yoseph Bambu Pemali, Merauke, pada Jumat (17/10/2025), saat berlangsungnya Misa Penutupan Temu Unio Regio Papua (TUR) ke-VII. Perayaan Ekaristi kudus dipimpin langsung oleh Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC, dalam konselebrasi bersama seluruh imam projo dari berbagai keuskupan di wilayah Papua. Misa dimeriahkan oleh iringan paduan suara Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Bambu Pemali serta dihadiri umat setempat yang memenuhi gereja.

Dalam homilinya, Mgr. Mandagi menyampaikan pesan mendalam kepada para imam projo agar terus menumbuhkan semangat persaudaraan dan kebersamaan dalam pelayanan. “Para imam tidak boleh berjuang sendiri. Harus saling mendukung satu sama lain, dekat dengan sesama imam, dekat dengan umat, dan yang terpenting dekat dengan Tuhan Yesus Kristus,” pesannya. Ia juga menegaskan kembali panggilan dasar seorang imam projo yang hidup dalam kesetiaan kepada Kristus, uskup, dan umat Allah.

Dengan nada haru, Mgr. Mandagi mengungkapkan kebanggaannya kepada para imam projo yang hadir. “Saya bangga dan sayang kepada kalian semua. Namun tahun depan saya harus berhenti sebagai Uskup Agung Merauke,” tuturnya, disambut tepuk tangan dan rasa haru umat. Ia pun mengumumkan bahwa Temu Unio Regio Papua berikutnya akan digelar di Keuskupan Jayapura pada tahun 2028. “Jangan lupa undang saya, supaya saya bisa hadir lagi bersama kalian,” ujarnya sambil bercanda, disambut tawa hangat para imam.

Uskup Mandagi turut memberikan apresiasi kepada panitia penyelenggara dan semua pihak yang mendukung keberhasilan acara, mulai dari para imam projo Keuskupan Agung Merauke, para biarawati, hingga umat awam yang memberikan dukungan dalam berbagai bentuk. “Saya memberi jempol kepada para awam, meskipun penuh keterbatasan tetapi tetap membantu dengan tulus — mulai dari penyediaan kendaraan, keamanan, makanan dan minuman, hingga WKRI yang selalu siap melayani,” katanya. Ia juga mengingatkan bahwa 99% Gereja adalah umat awam, sementara hanya 1% adalah imam, biarawan, dan biarawati. “Tanpa awam yang mendukung, celakalah Gereja. Maka pantas kita berterima kasih kepada kalian semua,” tegasnya.

Ketua Unio Keuskupan Agung Merauke, Romo Samson Waliwawan, menambahkan bahwa pertemuan tiga tahunan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan rahmat besar yang mempererat persaudaraan para imam projo se-Tanah Papua. “Sebanyak 108 imam projo hadir bukan hanya untuk rapat, tetapi untuk memperbaharui semangat pelayanan, saling berbagi pengalaman, dan memperdalam panggilan hidup imamat,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa imam projo adalah penopang utama Gereja di setiap keuskupan dan dipanggil untuk menghadirkan semangat Kristus yang bebas dari kepentingan duniawi.

Beberapa pejabat Katolik dari Kabupaten Merauke turut hadir dalam perayaan Ekaristi penutupan, antara lain Kapolres Merauke AKBP Leonardo Yoga dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Selatan, Paskalias Imadawa.

Romo Bavo Felnditi dari Keuskupan Agats mengungkapkan kesan mendalamnya selama mengikuti pertemuan. “Bermalam di rumah umat sungguh luar biasa. Kami bisa berdoa Rosario bersama dan berbagi pengalaman iman yang hidup. Berat rasanya meninggalkan Merauke,” ujarnya dengan penuh haru.

Acara penutupan Temu Unio Regio Papua ke-VII ditutup dengan pentas seni sederhana oleh OMK Paroki Bambu Pemali di halaman Gereja St. Yoseph, yang menandai akhir dari perjumpaan penuh persaudaraan dan sukacita di tanah selatan Papua. (Agapitus Batbual | Pena Katolik)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini