MERAUKE, Pena Katolik – Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Kanisius Mandagi, MSC, mengingatkan seluruh umat Katolik untuk senantiasa hidup sesuai dengan lima ciri utama yang menjadi tanda keutuhan identitas Katolik. Pesan tersebut disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Provinsi Papua Selatan yang digelar di Gereja Santo Yosef Bambu Pemali, Merauke, Minggu Merauke, 5 Oktober 2025.
“Kalau mau dikatakan Katolik, maka ada lima elemen. Yang pertama adalah persaudaraan kalau tidak ada persaudaraan, berarti tidak Katolik. Kedua, liturgi — kalau tidak ada perayaan liturgis, khususnya Ekaristi, berarti bukan Katolik,” tegas Mgr. Mandagi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tiga ciri lainnya, yakni pewartaan, materia, dan diakonia.
“Yang ketiga adalah pewartaan, di mana setiap orang Katolik dipanggil untuk memberi kesaksian hidup. Keempat, materia, yakni semangat pengorbanan. Dan yang kelima, diakonia — kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang menderita,” jelasnya.
Mgr. Mandagi juga menekankan bahwa Pesparani merupakan wujud nyata dari salah satu ciri Gereja Katolik, yaitu liturgi. Menurutnya, doa dan nyanyian rohani yang dilantunkan dalam Pesparani membantu umat untuk semakin dekat dengan Tuhan.
“Umat tanpa doa bukanlah umat Katolik. Paduan suara membantu orang untuk berdoa, demikian pula Mazmur dan pembacaan Kitab Suci,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan Pesparani di Papua Selatan ini tidak hanya menjadi ajang perlombaan musik liturgi, tetapi juga menjadi sarana pembinaan iman bagi umat.
“Saya berharap Pesparani membuat orang Katolik di Provinsi Papua Selatan semakin menjadi manusia-manusia pendoa, melalui nyanyian, Mazmur, dan pembacaan Kitab Suci,” tutupnya dengan penuh harapan.
