Senin, September 29, 2025

Uskup Agung Ende Meresmikan Gereja St. Yakobus Katakeo

KOTAKEO, Pena Katolik – Suasana penuh khidmat dan meriah menyelimuti Paroki Santo Yakobus Rasul Kotakeo, Kevikepan Mbay, Keuskupan Agung Ende (KAE), Sabtu (27/09). Umat setempat secara adat menyambut kedatangan Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden SVD untuk meresmikan dan memberkati Gereja St. Yakobus Kotakeo.

Peresmian gedung baru Gereja Paroki Santo Yakobus Rasul Kotakeo ini menjadi bukti nyata sinergi iman, budaya, dan warisan keluarga dalam pelayanan Gereja di Keuskupan Agung Ende.

Peresmian ini juga dihadiri keluarga almarhum Jacob Nuwa Wea, inisiator sekaligus donatur utama pembangunan gereja baru Kotakeo. Perwakilan keluarga almarhum yang hadir adalah William Yani Wea dan Klaudius Audy Wea. Keduanya tampil mengenakan busana adat pria Nagekeo. William menegaskan, selain peran besar Jacob Nuwa Wea, pembangunan gereja ini juga tidak lepas dari kontribusi aktif almarhum Joseph Wea.

“Dalam acara peresmian paroki ini, isteri beliau, Ibu Delfina Luna, turut hadir mewakili keluarga,” ujarnya.

Rombongan uskup dan keluarga besar dijemput secara adat di Watusege menuju Gereja Santo Yakobus Rasul Kotakeo. Sepanjang jalan Wolopau hingga halaman gereja, siswa-siswi SD Kotakeo, SDK Kotakeo, dan SMPS Santo Petrus Lokatadho membentuk pagar betis sambil mengibarkan bendera merah putih dan kuning putih. Kehangatan penyambutan semakin semarak dengan tarian, pengalungan, serta iringan musik tradisional Beghu.

Tokoh adat Stanislaus Tegu memimpin sapaan adat yang sarat makna, kemudian dilanjutkan dengan ritual Pa Badha, yakni pengenaan pakaian adat kepada Uskup Agung dan perwakilan keluarga. Secara khusus, William Yani Wea, putra sulung Jacob Nuwa Wea, dipakaikan busana kebesaran adat Nagekeo.

Dalam rangkaian prosesi adat, Klaudius Audy Wea bersama tokoh adat Marselinus Seda melaksanakan ritual Pebho Telo. Ucapan selamat dan dukungan juga datang dari Andi Gani Nena Wea, putra almarhum Jacob Nuwa Wea, melalui tayangan video. Pesan itu diiringi tabuhan Beghu, gendang, dan alunan musik bambu tradisional, menambah sukacita seluruh umat.

“Kami sangat berbangga bisa melanjutkan komitmen ayah kami membangun kampung halaman. Jika melihat umat nyaman berdoa di gereja yang baru, kami turut berbahagia,” ungkap William dengan haru.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini