Selasa, September 16, 2025

Tiongkok Mengakui Dua Uskup Baru yang ditunjuk Paus Leo XIV

BEJING, Pena Katolik – Kesepakatan sementara antara Pemerintah Tiongkok dan Takhta Suci kembali mencatat kemajuan penting. Dua uskup yang ditunjuk Paus memperoleh pengakuan resmi dari otoritas sipil Tiongkok.

Dalam pernyataan yang dirilis Kantor Pers Takhta Suci pada 12 September 2025, Vatikan menyampaikan sukacita atas pengakuan resmi terhadap Uskup Auksilier Zhangjiakou, Mgr. Joseph Ma Yan’en, dan Uskup Emeritus Xuanhua, Mgr. Augustine Cui Tai, oleh pemerintah Tiongkok.

“Peristiwa ini, yang merupakan buah dialog antara Takhta Suci dan otoritas Tiongkok, menjadi langkah maju yang signifikan dalam perjalanan persekutuan keuskupan baru,” demikian pernyataan Vatikan.

Kesepakatan ini disebut sebagai Perjanjian Sino-Vatikan dan ditandatangani pada 2019 dengan tujuan menjembatani relasi antara Gereja Katolik dan pemerintah Tiongkok. Perjanjian yang awalnya diperbarui setiap dua tahun ini, baru saja diperbarui tahun lalu dan berlaku untuk jangka waktu empat tahun hingga 2028.

Meski rincian kesepakatan tidak pernah dipublikasikan, perjanjian ini memberi ruang bagi Gereja Katolik yang ada di bawah naungan Pemerintah Tiongkok untuk terlibat dalam proses penunjukan, namun tetap menegaskan bahwa Paus memiliki hak veto terakhir.

Sebelum pengangkatannya saat ini, Mgr. Yan’en melayani sebagai Uskup Keuskupan Xiwanzi. Keuskupan ini kemudian dilebur oleh Paus Leo XIV pada Juli lalu untuk mendirikan Keuskupan Zhangjiakou.

Tiongkok sendiri telah membentuk keuskupan Zhangjiakou sejak 1980, tetapi tanpa persetujuan Takhta Suci. Baru-baru ini, Vatikan mengakui keuskupan ini dan sekaligus mencalonkan Mgr. Joseph Wang Zhengui yang ditahbiskan pada 10 September 2025 sebagai uskup pertama keuskupan tersebut.

Sementara itu, pengakuan pemerintah terhadap Mgr. Augustine Cui Tai—meski sudah pensiun dari Keuskupan Xuanhua—dipandang sebagai “gestur timbal balik” atas pengakuan Takhta Suci terhadap Keuskupan Zhangjiakou. Selama bertahun-tahun, Mgr. Cui Tai kerap mengalami tekanan karena kedekatannya dengan Gereja Katolik “bawah tanah”. Pada April 2021, ia bahkan ditahan tanpa batas waktu untuk keempat kalinya sejak penandatanganan kesepakatan Tiongkok–Vatikan.

Langkah pengakuan terhadap dua uskup ini dipandang sebagai sinyal positif yang memperkuat jalan dialog antara Vatikan dan Tiongkok dalam upaya membangun kesatuan Gereja di negara tersebut.

Mgr. Joseph Ma Yan’en

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini