Sabtu, September 6, 2025

Mukjizat dari Doa St. Giorgio Frassati

Pastor Juan Manuel Gutierrez, yang saat itu menjadi seminaris di Seminari St. John di Camarillo, California, mengalami robekan tendon Achilles saat bermain basket dengan seminaris lainnya pada tahun 2017. Khawatir dengan pemulihan yang lama dan menyakitkan serta biaya yang dikeluarkan, Frater Gutierrez menuju kapel seminari sehari setelah menjalani MRI “dengan berat hati.”

Saat berdoa, Frater Gutierrez merasa terinspirasi untuk melakukan novena kepada Frassati. Beberapa hari setelah novena, Frater Gutierrez pergi ke kapel untuk berdoa saat tidak ada seorang pun di sana. Saat berdoa, ia teringat merasakan sensasi yang tidak biasa di sekitar kakinya yang terluka.

“Saya sedang berdoa, dan saya mulai merasakan sensasi panas di sekitar area luka saya. Dan sejujurnya saya pikir mungkin ada sesuatu yang terbakar, di bawah bangku-bangku gereja,” kenangnya.

Kini Frater Gutierrez telah ditahbiskan menjadi pastor, ia mengingat dari pengalamannya itu, bahwa panas dapat dikaitkan dengan penyembuhan dari Tuhan. Ia mendapati dirinya menatap tabernakel, sambil menangis.

“Peristiwa itu menyentuh saya dalam-dalam,” kata Pastor Gutierrez.

Ia tidak hanya tersentuh secara rohani, tetapi juga disembuhkan secara fisik. Hebatnya, ia mampu berjalan normal kembali dan tidak lagi membutuhkan penyangga.

Ketika Frater Gutierrez pergi ke dokter bedah ortopedi seminggu kemudian, dan setelah melihat MRI, dokter bedah ortopedi berkata kepadanya, ‘Anda pasti memiliki seseorang di surga yang menyukai Anda.’” Cedera ortopedi di kaki Frater Gutierrez sudah sembuh dengan ajaib. Setelah mukjizat kesembuhan ini, ia dapat kembali beraktivitas dan bermain basket lagi. Frater Gutierrez telah ditahbiskan menjadi imam tahun 2023.

Dalam banyak kasus, beberapa penyakit misalnya kanker terminal bahkan mengharuskan amputansi anggota tubuh. Dalam kasus Frater Gutierrez, penderita membutuhkan rahmat kesembuhan yang mustahil.

“Saya merasa mukjizat itu begitu mengharukan karena merupakan tanda kelembutan Tuhan (dan Pier Giorgio-red) dalam hal-hal kecil. Kasih karunia Tuhan tidak terbatas. Anda dapat meminta pertolongan dalam hal-hal kecil. Kebiasaan merenungkan bagian-bagian terkecil dan paling sederhana dalam hidup Anda membantu menumbuhkan keakraban yang hidup dalam doa,” ujar Pastor Gutierrez yang ditahbiskan tahun 2023.

Dikasteri Penggelaran Kudus Vatikan telah memeriksa penyembuhan yang dialami Frater Gutierrez tersebut. Mukjizat ini menjadi salah satu alasan yang membuka jalan penggelaran kudus untuk St. Giorgio Frassati.

Paus Fransiskus mengakui penyembuhan ajaib tersebut dalam sebuah dekrit pada tanggal 25 November 2024. Mukjizat yang dialami Pastor Gutierrez adalah mukjizat kedua yang menjadikan syarat kanonisasi St. Giorgio Frassati terpenuhi. Paus Leo XIV akan mengkanonisasi St. Pier Giorgio Frassati bersama dengan St. Carlo Acutis pada tanggal 7 September sebagai orang kudus baru pertama yang dideklarasikan dalam kepausannya.

St. Pier Giorgio Frassati OP Mukjizat dari Doa Giorgio Frassati saat mendaki gunung. IST

Banyak Mukjizat

Meskipun banyak mukjizat mungkin dapat dikaitkan dengan perantaraan Frassati, Gereja pertama kali mengakui kesembuhan Domenico Sellan pada tahun 1933. Saat itu, Domenico berusia 40 tahun dan menderita penyakit tuberkulosis tulang belakang. Ia menderita tuberkulosis tulang belakang dan kelumpuhan pada usia 40 tahun.

Seorang imam mengunjunginya pada tanggal 28 Desember 1933, dan membawakannya sebuah kartu doa kecil dari Pier Giorgio, yang saat itu proses penggelaran kudusnya dibuka segera setelah kematiannya. Setelah sembuh, Sellan hidup 35 tahun lagi dalam kesehatan yang baik sebelum wafat pada tahun 1989.

Pada bulan Desember 1989, Yohanes Paulus II memberikan persetujuan akhir atas dekrit tentang mukjizat yang dikaitkan dengan Frassati. Yohanes Paulus II membeatifikasi Frassati di Lapangan Santo Petrus pada tanggal 20 Mei 1990. Dalam homilinya, Yohanes Paulus II mengutip Santo Petrus: “Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan. Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada setiap orang yang meminta pertanggungan jawab tentang pengharapanmu.”

Kisah penyembuhan Gutierrez dan Sellan adalah dua contoh dari mungkin ribuan “penyembuhan” lain yang terjadi berkat doa Giorgio Frassati. Tak terhitung banyaknya jiwa yang mengaku telah memohon perlindungan-Nya dan meyakinkan kita bahwa doa-doa mereka telah terjawab. Kasus-kasus pertobatan sering terjadi. Para pemuda yang kembali menerima sakramen-sakramen setelah bertahun-tahun berdosa.

Delapan Sabda

Setelah kematiannya, kabar tentang karyanya kepada kepada kaum miskin menyebar. Ia sangat berpengaruh di kalangan umat Katolik muda di seluruh dunia. Banyak dari mereka telah berziarah ke makamnya, untuk memohon perantaraannya dan berdoa memohon keberanian untuk mengikuti teladannya.

Pada tahun 1989, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi makamnya dan memberikan penghormatan kepadanya dengan menyebutnya “Manusia Delapan Sabda Bahagia”. Paus Polandia itu menyebut Frassati sebagai pribadi yang “sepenuhnya tenggelam dalam misteri Allah dan sepenuhnya mengabdikan diri untuk melayani sesamanya tanpa henti”.

“Saya ingin memberi penghormatan kepada seorang pemuda yang mampu bersaksi tentang Kristus dengan sangat efektif di abad kita ini. Ketika saya masih muda, saya juga merasakan pengaruh teladannya yang bermanfaat, dan sebagai seorang mahasiswa, saya terkesan dengan kekuatan kesaksiannya.”

Paus Yohanes Paulus II menambahkan, di abad 20, Pier Giorgio Frassati menjadi saksi hidup dan pembela yang berani akan harapan ini atas nama kaum muda Kristiani abad ke-20.

Paus Benediktus XVI pada tahun 2010 menyerukan kepada para remaja untuk mengikuti teladan Frassati untuk “menemukan bahwa adalah penting untuk mengabdikan diri kepada Tuhan, … untuk menanggapi panggilan-Nya dalam keputusan-keputusan mendasar” sepanjang hidup seseorang.

Dalam pesannya untuk Hari Orang Muda Sedunia 2016, Paus Fransiskus mendorong kaum muda untuk meneladani Frassati, dengan mengatakan: “Pier Giorgio adalah seorang pemuda yang memahami arti memiliki hati yang penuh belas kasih yang menanggapi mereka yang paling membutuhkan. Ia memberi mereka jauh lebih dari sekadar harta benda. Ia memberikan dirinya dengan memberikan waktu, perkataan, dan kemampuannya untuk mendengarkan. Ia melayani kaum miskin dengan sangat tenang dan rendah hati. Ia sungguh-sungguh melakukan apa yang diajarkan Injil: ‘Ketika kamu memberi sedekah, jangan biarkan tangan kirimu tahu apa yang dilakukan tangan kananmu, agar sedekahmu tetap tersembunyi.’”

Pier Giorgio Frassati mengabdikan hidupnya tanpa lelah melayani kaum miskin, orang sakit, tunawisma, yatim piatu, dan prajurit yang terluka. Ia meninggal dunia pada usia 24 tahun karena polio yang diyakini dideritanya saat melayani di daerah kumuh Turin, Italia.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini