Senin, Agustus 25, 2025

Dalam Sebuah Doa Bersama, Kardinal Matteo Zuppi Membacakan Nama-Nama Anak yang Gugur dalam Konflik Gaza

MARZABOTTO, Pena Katolik – Ketua Konferensi Waligereja Italia, Kardinal Matteo Zuppi memimpin sebuah doa vigili pada Kamis (14 Agustus), menjelang perayaan Hari Raya Maria Diangkat ke Surga di di Marzabotto, kota kecil di Italia yang menjadi simbol penderitaan akibat perang. Dalam kesempatan tersebut, ia membacakan nama setiap anak yang telah meninggal dalam konflik antara Israel dan Hamas sejak dimulainya perang di Tanah Suci dua tahun lalu.

“Kami menyebut nama-nama mereka satu per satu,” ucap Kardinal Zuppi saat memulai doa tersebut.

Dalam vigili itu, Kardinal Zuppi bersama para peserta membacakan nama dan usia 16 anak Israel yang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, serta 12.211 anak Palestina yang menjadi korban sejak pecahnya perang. Seluruh nama anak-anak Palestina yang dikumpulkan dari data resmi Kementerian Kesehatan Gaza, dan tercantum dalam dokumen setebal 469 halaman.

“Mereka semua meminta kita untuk berkomitmen dalam mencari jalan menuju perdamaian dengan lebih cerdas dan penuh semangat, dimulai dengan gencatan senjata, pembebasan sandera, dan penghentian penahanan terhadap seluruh rakyat,” lanjut Kardinal Zuppi.

Vigili ini digelar di kota Marzabotto, yang dikenal sebagai lokasi pembantaian paling mematikan dalam sejarah Italia saat Perang Dunia II. Di kota ini, pernah ada 1.830 warga sipil dibunuh oleh pasukan Nazi. Lokasi ini dipilih untuk menegaskan pesan perdamaian dari tempat yang dulu menjadi simbol kekejaman perang.

“Inilah tempat untuk mengenang dan memperhatikan para korban, dari sebuah tempat yang dahulu penuh penderitaan, kini menjadi ruang untuk mengingat semua yang telah gugur,” tambah Kardinal Zuppi.

Sementara itu, pada Jumat, 22 Agustus 2025, kondisi di Gaza kembali menjadi sorotan dunia setelah Famine Early Warning System Network (IPC) secara resmi menyatakan kondisi kelaparan telah terjadi di Kota Gaza. Ini adalah pertama kalinya status “kelaparan” diumumkan sejak dimulainya konflik.

Situasi ini dikarenakan 20% rumah tangga mengalami kekurangan pangan ekstrem, 30% anak-anak menderita malnutrisi akut, dan dua dari setiap 10.000 orang meninggal setiap hari akibat kelaparan atau kombinasi malnutrisi dan penyakit.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi laporan ini dengan keras, menyebutnya sebagai “kebohongan terang-terangan” dan membantah adanya kelaparan di Gaza.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini