Senin, Agustus 25, 2025

Awalnya Berencana Menikah, Namun Tuhan Memanggil Sepasang Kekasih untuk Sesuatu yang Lain

Pena Katolik – Javier Olivera dan Marie de la Sagesse sebenarnya telah bertunangan. Namun, pada satu titik, Tuhan memiliki rencana lain, mereka dipanggil di jalan religius. Kini mereka Adalah seorang imam dan suster. Romo Javier adalah imam projo di Argentina, sementara Sr. Marie bertugas di Prancis.

Romo Javier dan Suster Marie tumbuh dalam keluarga Katolik dalam lingkaran sosial yang sama. Mereka berteman sejak kecil. Namun, ketika mereka kuliah, mereka sudah tidak bertemu selama beberapa tahun.

Marie dengan taat menjalankan imannya, Javier telah meninggalkan imannya sepenuhnya. Romo Javier mengenang, bagaimana ia baru saja kembali dari perjalanan backpacking ketika ia memulai sebuah diskusi dengan teman masa kecilnya, tentang ajaran Gereja. Mereka berdebat sengit, terutama tentang larangan seks pranikah. Marie tidak sependapat dengannya, tetapi justru menjelaskan keyakinannya dengan sangat baik sehingga ia terkesan.

“Saya bertemu seorang perempuan yang tahu bagaimana membela apa yang ia yakini,” kata Romo Javier mengenang. Namun, tak lama kemudian, Javier jatuh cinta pada Marie, tapi juga semakin cinta pada Gereja Katolik itu sendiri, tentu berkat pengaruh Marie.

Sejak awal hubungan mereka, mereka berdua menghargai kedalaman intelektual dan dedikasi untuk mencari kebenaran.

“Kami membaca buku bersama, kami pergi minum kopi. Kami memiliki sekelompok teman yang juga menghadiri konferensi para penulis Katolik Argentina,” kenang Romo Javier.

Namun Tuhan bekerja melalui kasih-Nya, yang Marie dan Javier rasakan yang mendekatkan mereka kepada Gereja.

“Saya mulai mempraktikkan iman, berdoa, menghadiri Misa setiap hari Minggu. Semua ini sebagian besar berkat dia (Marie), terutama berkat Tuhan, tetapi juga berkat dia sebagai alat,” kata Romo Javier. Ia mengenang bagaimana mereka memupuk kehidupan yang saleh, meluangkan waktu untuk berdoa Rosario bersama dan sering menerima Ekaristi.

Perubahan Drastis

Akhirnya, Javier dan Marie bertunangan ketika mereka berdua berusia 21 tahun. Mereka memutuskan untuk menikah setelah lulus kuliah, yang masih dua setengah tahun lagi setelah pertunangan itu. Mereka mulai merencanakan kehidupan masa depan mereka bersama.

Namun, hidup mereka berubah tiba-tiba ketika kakak laki-laki Marie mengumumkan keputusannya untuk masuk seminari. Meskipun iman mereka sendiri teguh, berita itu mengejutkan Javier dan Marie. Mereka mengantar kakak Marie ke seminari, dan dalam perjalanan pulang, mereka terlibat dalam percakapan penting.

“Ketika kami kembali, kami membicarakan betapa pilihan itu sangat radikal, saudara laki-lakinya (Marie) meninggalkan segalanya dan kemungkinan untuk berkeluarga, juga karier yang sangat bagus. Kami mulai bertanya pada diri sendiri, ‘Apa yang akan terjadi jika Tuhan memanggil kami untuk hidup religius?'” kata Romo Javier. “Namun hal pertama yang kami katakan adalah ‘tidak’, karena kami berada dalam hubungan yang indah dan kami sudah menyiapkan rencana pernikahan kami.”

Namun, begitu gagasan untuk menjalani hidup religius muncul di benak mereka, baik Javier maupun Marie merasa mereka tidak dapat melepaskannya. Tak lama kemudian, mereka saling bercerita bahwa mereka masing-masing sedang mempertimbangkan kemungkinan tersebut. Mereka menghabiskan dua tahun berikutnya untuk menimbang, dengan bantuan seorang penasihat Rohani.

Tak Bisa Disangkal

Akhirnya, panggilan untuk hidup religius menjadi tak terbantahkan bagi mereka berdua. Romo Javier menjadi pastor di Keuskupan San Rafael dan menjadi dosen. Kini, ia mengelola blog berjudul Que no te la narran dan telah menulis buku tentang diskresi panggilan. Sementara itu, Sr. Marie tergabung dalam Kongregasi Suster-Suster Yesus yang Maharahim di Prancis Selatan, dan menjalankan kerasulannya di Paroki Saint Laurent, di Keuskupan Fréjus-Toulon.

Sr. Marie melihat perjalanan ini sebagai rahmat Istimewa. Mereka dipanggil hampir bersamaan, ini Adalah rahmat yang unik, terutama di zaman ini.

“Saya menganggapnya sebagai rahmat istimewa bahwa kami berdua dipanggil hampir bersamaan, suatu Penyelenggaraan Ilahi. Saya juga sangat menghargai kesinambungan persahabatan kami yang tak terputus, tidak hanya di antara kami berdua, tetapi juga di antara keluarga kami.”

Sejarah Kristen penuh dengan kisah-kisah persahabatan rohani antara pria dan wanita kudus, yang saling mendorong untuk maju kepada Kristus. Kisah Romo Javier dan Sr. Marie merupakan cerita lain bahwa “penyelenggaraan Ilahi” tidak pernah berhenti, bahkan di zaman modern.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini