Home BERITA TERKINI Tempat Ziarah Maria Mulai Dibuka di Irak, 11 Tahun Setelah Kejatuhan Qaraqosh

Tempat Ziarah Maria Mulai Dibuka di Irak, 11 Tahun Setelah Kejatuhan Qaraqosh

0

QARAQOSH, Pena Katolik — Sebuah tempat suci baru yang didedikasikan untuk Maria, Bunda Umat Kristen yang Dianiaya, akan diresmikan pada bulan Oktober mendatang di Qaraqosh, Irak Utara. Peristiwa ini tepat 11 tahun setelah kota ini mengalami eksodus massal akibat invasi ISIS.

Dilansir dari artikel The Pillar, tempat suci ini akan berdiri di dalam Gereja Santo Efrem yang baru dibangun. Pusat dari tempat suci ini adalah sebuah ikon suci yang diserahkan pada 6 Agustus kepada Mgr. Benediktus Younan Hano, Uskup Agung Mosul. Ikon tersebut merupakan pemberian dari Pastor Benedict Kiely, pendiri organisasi amal Nasarean.org yang berbasis di Vermont, AS.

Tanggal penyerahan ikon bukan sembarang hari. 6 Agustus merupakan peringatan hari pengungsian massal umat Kristen Qaraqosh tahun 2014, saat ISIS merangsek dari Mosul dan menghancurkan gereja-gereja serta rumah-rumah warga.

“Membangun tempat suci tepat di lokasi yang pernah dihancurkan oleh ISIS memiliki makna simbolis yang sangat dalam,” ujar Pastor Kiely kepada The Pillar. Ia mengenang kunjungannya ke Qaraqosh pada tahun 2018 dan melihat lubang-lubang peluru di dinding gereja yang digunakan sebagai sasaran latihan tembak oleh militan.

“Kini, umat Kristen telah Kembali, meski masih berjuang membangun kembali kehidupan mereka. Doa menjadi kunci yang tak tergantikan,” tambahnya.

Ikon Berbahasa Aram

Ikon yang menjadi pusat tempat suci ini dilukis oleh Diakon Ibraheem Yaldo, dan memuat tulisan “Maria, Bunda Umat yang Dianiaya” dalam bahasa Aram, bahasa kuno yang masih digunakan oleh umat Kristen di Dataran Niniwe. Yaldo merupakan korban pengungsian, setelah kota asalnya, Bartella, jatuh ke tangan ISIS pada 2014.

Mgr. Hano menyampaikan harapannya agar tempat suci ini menjadi penguat iman bagi umat lokal, juga menjadi pengingat bagi umat Kristen di Barat untuk terus mendoakan saudara-saudari seiman yang menderita. Ia juga menegaskan pentingnya menyadari akar Timur Gereja Katolik, sebagaimana ditekankan oleh Paus Leo XIV dalam pidatonya kepada umat Katolik Timur pada bulan Mei lalu.

Populasi Kristen di Irak telah merosot tajam, dari sekitar 1,5 juta sebelum tahun 2003 menjadi hanya 150.000 orang saat ini. Kemerosotan ini diakibatkan perang, penganiayaan, dan emigrasi. Qaraqosh, yang dulunya adalah kota Kristen terbesar di Irak, berhasil dibebaskan dari cengkeraman ISIS pada tahun 2016. Situasi saat ini memungkinkan banyak keluarga untuk kembali dan mulai membangun kembali rumah dan komunitas mereka.

Tempat suci di Qaraqosh ini akan menjadi yang ketujuh yang pembangunannya dibantu Nasarean.org setelah enam lainnya yang telah berdiri di Amerika Serikat, Inggris, Swedia, dan Kazakhstan. Tiga lagi dijadwalkan dibuka sebelum tahun 2026, bertepatan dengan ulang tahun ke-10 organisasi itu. Bagi umat Kristen di Qaraqosh, tempat suci ini Adalah sebuah doa dalam bentuk batu dan warna, yang menandai tekad mereka bahwa iman yang dulu ditekan tidak akan pernah padam.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version