Jumat, Agustus 1, 2025

Buku yang Mengubah Hidup Santo Ignatius Selamanya

ROMA, Pena Katolik – Perjalanan kekurusan St. Ignatius Loyola tidak selalu mulus. Sebelum pertobatannya, ia cukup jago “menggoda wanita”. Ia juga penjudi dan gemar berkelahi.

St. Ignatius terpesona oleh kisah-kisah fantastis tentang para ksatria dan wanita. Ia sering merenungkan kisah-kisah ini dan membayangkan ada di dalam khayalannya.

Kisah kelam dalam hidup Ignatius menjadi rentetan sejarah kelam selama beberapa waktu dan memengaruhi cara pandangnya terhadap dunia. Saat itu, ia menjalani hidup yang terpisah dari Yesus Kristus. Hidupnya disibukkan dengan berbagai pengejaran sia-sia demi kekuasaan dan kemuliaan.

Butuh hantaman peluru meriam untuk memulihkannya. Hantaman yang membuatnya terbaring di tempat tidur untuk waktu yang lama.

Buku Penting

Sambil memulihkan diri, Ignatius ingin membaca lebih banyak kisah petualangan para ksatria. Namun, tidak ada buku seperti itu di sekitar tempatnya berbaring.

Di ruangan pengobatan itu, hada ada buku “Kehidupan Kristus,” karya Rudolph, sang Kartusian, dan buku berjudul “Bunga-Bunga Para Kudus” keduanya berbahasa Spanyol.

Ignatius pun membaca buku-buku ini. inilah awal tumbuhnya kecintaan pada hal-hal rohani dalam dirinya. Dua buku itu menuntun pikirannya untuk merenungkan hal-hal suci, meskipun sesekali ia masih saja melayang ke hal-hal biasa, yang ia pikirkan sebelumnya.

Pada satu saat, Ignatius membaca kisah tentang St. Fransiskus Asisi. Ia pun berkata dalam hati.

“Bagaimana jika aku melakukan apa yang dilakukan Santo Fransiskus? Juga bagaimana jika aku bertindak seperti Santo Dominikus?”

Ignatius terus merenungkan buku yang ia baca di dalam benaknya. Dari situ kmudian muncul niat dalam dirinya, untuk “mengkopi” apa yang ia lihat dari para orang kudus itu.

“Santo Dominikus melakukan ini; aku juga akan melakukannya. Santo Fransiskus melakukan ini; karena itu aku akan melakukannya,” demikian Ignatius.

Kehidupan para kurus menusuk hati Ignatius dan menggugah hasratnya, untuk menjalani hidup “penuh petualangan”. Namun alih-alih menjadi seorang ksatria pemberani yang memenangkan hati wanita, hati Ignatius justru berkobar untuk menjadi seorang kurus heroik dan memenangkan dunia bagi Yesus Kristus.

Ia kemudian mendirikan Serikat Yesus, dan setiap hari rindu untuk meneladani kehidupan para santo yang ia baca selama masa pemulihan. Berkat kasih karunia Allah, ia mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dan menjadi salah satu santo yang paling dikasihi sepanjang masa.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini