Senin, Juli 14, 2025

Bacaan dan Renungan Minggu 20 Juli 2025; Minggu Biasa ke-XVI (Hijau)

Bacaan I -Kej. 18:1-10a

Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.

Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah, serta berkata: “Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini.

Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka: “Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu.”

Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!”

Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya.

Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.

Lalu kata mereka kepadanya: “Di manakah Sara, isterimu?” Jawabnya: “Di sana, di dalam kemah.”

Dan firman-Nya: “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5

Refrain: Tuhan, siapa yang boleh menumpang di kemah-Mu

Ayat (Solis):

  1. Orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.
  2. Orang yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela, tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
  3. Orang yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.

Bacaan II -Kol. 1:24-28

Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.

Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu,

yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.

Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!

Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Bait Pengantar Injil

Refrain: Aleluya, Aleluya, Aleluya 2X

Ayat (Solis): Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil – Luk. 10:38-42

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Terpujilah Kristus

***

Maria telah memilih bagian yang terbaik

Dalam kisah Marta dan Maria, kita melihat dua sikap yang sama-sama penting dalam kehidupan rohani: pelayanan aktif dan duduk diam mendengarkan Tuhan. Marta sibuk melayani Yesus—tugas mulia yang menunjukkan kasih dan perhatian. Namun, Maria duduk di kaki Yesus dan mendengarkan setiap perkataan-Nya. Ketika Marta mengeluh karena merasa ditinggal sendirian bekerja, Yesus menjawab dengan lembut namun tegas: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik.”

Renungan ini menyoroti bahwa dalam kehidupan iman, bukan hanya apa yang kita lakukan untuk Tuhan yang penting, tetapi juga bagaimana kita memberi ruang bagi Tuhan untuk bekerja dalam diri kita. Maria memilih untuk berhenti dari kesibukan dan membuka hatinya untuk mendengarkan. Ia menaruh keutamaan bukan pada aktivitas, tetapi pada kehadiran.

Kita hidup di zaman yang sibuk, penuh tuntutan, dan sering kali kita seperti Marta: sibuk dengan pelayanan, pekerjaan, atau hal-hal baik lainnya, tetapi kehilangan waktu untuk duduk diam di hadapan Tuhan. Kita mudah merasa lelah secara rohani karena lupa untuk menerima kekuatan dari Sumbernya.

Yesus tidak memarahi Marta karena melayani, tetapi Ia ingin mengingatkan bahwa pelayanan yang tidak disertai kedekatan dengan-Nya akan cepat melelahkan dan kehilangan arah. Keseimbangan antara doa dan tindakan, antara mendengar dan bekerja, sangat penting dalam kehidupan murid Kristus.

Mari kita belajar dari Maria, yang memilih “bagian terbaik”—yaitu relasi yang intim dan mendalam dengan Tuhan. Saat kita memberi waktu untuk duduk di kaki Yesus melalui doa, permenungan Firman, dan keheningan, kita akan menemukan damai yang sejati dan kekuatan untuk melayani dengan hati yang penuh kasih.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk menjadi seperti Maria, yang duduk di kaki-Mu dan mendengarkan sabda-Mu dengan penuh cinta. Di tengah kesibukan hidup ini, berilah aku hati yang tenang agar tidak melupakan hal yang paling penting: kehadiran-Mu. Ampunilah aku bila sering terjebak dalam rutinitas tanpa menyisakan waktu untuk-Mu. Curahkan rahmat agar aku bisa menyeimbangkan antara bekerja dan berdoa, antara melayani dan berdiam dalam hadirat-Mu. Jadikan aku murid yang setia, yang mencari Engkau di atas segalanya. Dalam nama Yesus, aku berdoa dan menyerahkan hidupku. Amin.

***

Elia, Nabi

Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead hidup pada abad ke-9 sebelum Masehi. Ia adalah seorang nabi besar dan pembela iman akan Tuhan yang Mahaesa, yang telah menyelamatkan Israel dari Mesir. Ia tidak mati melainkan langsung diangkat ke surga dengan keretanya, sehingga diharapkan akan datang kembali pada akhir jaman. Kebesaran Elia sebagai nabi Allah dapat dibaca pada Kitab I Raja-raja bab 17 dst.

Santa Margaretha dari Antiokia, Perawan dan Martir

Margaretha adalah seorang perawan dan martir Kristen dari Antiokia, Turki. Di Gereja Timur, ia disebut sebagai ‘Marina’. Hari kelahiran dan kematiannya tidak diketahui pasti. Hal yang diketahui ialah bahwa ia hidup pada masa penganiayaan orang-orang Kristen oleh Kaisar Roma Diokletianus (284-305).

Menurut cerita, Margaretha adalah anak seorang imam kafir di Antiokia. Ia kemudian tidak diakui lagi oleh ayahnya sebagai anak kandung karena usahanya mengikuti pelajaran agama Kristen dan berniat menjadi Kristen. Setelah itu ia menjadi gembala. Olybrius, seorang pemuda, bermaksud meminang dia menjadi istrinya, namun ketika diketahui olehnya bahwa Margaretha telah menjadi Kristen dan telah mengikrarkan kaul keperawanan, Olybrius memangkap dan menyiksanya dengan kejam. Segala macam cara dilakukannya untuk membunuhnya dengan api dan air, namun semuanya itu tidak berhasil. Akhirnya Margaretha dipenggal kepalanya dan tewas sebagai martir Kristen. Margaretha termasuk orang kudus yang dihubungkan dengan Santa Joana dari Arc karena keberaniannya dan kesalehan hidupnya.

Santo Vinsent Kaun, Martir

Vinsent berasal dari Seoul, Korea. Ia menjadi tawanan perang dan diangkut ke Jepang. Disana ia menjadi Kristen dan masuk Serikat Yesus. Ia berkarya sebagai katekis di Tiongkok dan Jepang sampai akhirnya mati dibakar hidup-hidup di Nagasaki.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini