VATIKAN, Pena Katolik – Presiden Ukraina ,Volodymyr Zelensky kembali bertemu dengan Paus Leo XIV dalam sebuah audiensi pribadi yang berlangsung pada 9 Juli 2025 di kediaman musim panas Paus di Castel Gandolfo, Italia. Dalam pertemuan tersebut, Paus Leo XIV kembali menyatakan kesediaannya untuk menjadi tuan rumah dalam negosiasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina, upaya yang ia sebut sebagai bagian dari komitmen moral dan spiritual Takhta Suci untuk mewujudkan akhir dari konflik berkepanjangan tersebut.
Pertemuan ini menandai kali kedua Zelensky dan Paus Leo XIV berdialog secara langsung, setelah pertemuan sebelumnya pada 18 Mei lalu di Vatikan tak lama setelah misa pelantikan sang Paus. Sebelumnya, Zelensky juga sempat berbicara lewat sambungan telepon dengan Paus Leo XIV pada 12 Mei, hanya beberapa hari setelah pemilihannya sebagai Paus ke-267.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Takhta Suci, kedua kepala negara disebut membahas secara mendalam situasi konflik dan kebutuhan mendesak akan “perdamaian yang adil dan berkelanjutan.” Paus Leo XIV juga menyampaikan duka cita mendalam atas para korban perang serta menyatakan kedekatan spiritualnya dengan rakyat Ukraina.
Zelensky, dalam kesempatan tersebut, mengucapkan terima kasih kepada Paus atas perhatian khusus terhadap nasib anak-anak Ukraina yang terdampak konflik. Ia juga kembali mengundang Paus Leo XIV untuk mengunjungi Ukraina sebagai bentuk dukungan moral dan solidaritas.
Selain menyerukan penghentian kekerasan, Paus juga menekankan pentingnya pembebasan para tawanan perang serta pencarian solusi bersama yang realistis dan manusiawi. Dalam audiensi tersebut, ia kembali menegaskan kesediaannya untuk menjadi tuan rumah bagi pertemuan perwakilan Rusia dan Ukraina di Vatikan, suatu tawaran yang telah disampaikan berulang kali sejak invasi Rusia dimulai.
Meskipun demikian, respons dari pihak Rusia tetap negatif. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, sebelumnya menyebut gagasan penyelenggaraan konferensi damai di tanah Katolik sebagai sesuatu yang “tidak realistis,” dengan merujuk pada kenyataan bahwa baik Rusia maupun Ukraina adalah negara mayoritas Ortodoks Timur.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump pada Mei 2025 lalu justru mendukung penuh gagasan mediasi Vatikan. Kiev juga menunjukkan sikap terbuka, terutama sejak penunjukan Kardinal Matteo Zuppi sebagai utusan khusus Vatikan untuk negosiasi pembebasan tahanan pada 2023.
Melalui akun X (dulu Twitter), Zelensky menyatakan bahwa proposal Vatikan “tetap terbuka dan sepenuhnya memungkinkan,” namun tantangan terbesar saat ini adalah penolakan terus-menerus dari pihak Rusia.
“Kami sangat mengandalkan Vatikan dan Paus untuk membantu mewujudkan pertemuan tingkat tinggi demi mengakhiri perang ini,” ujar Zelensky.