Paus Leo XIV pada hari Minggu secara resmi memulai pelayanannya sebagai kepala dari 1,4 miliar anggota Gereja Katolik universal. Sekitar 150.000 umat menghadiri Misa di Lapangan Santo Petrus.
Dari Indonesia, Presiden Prabowo mengutus Menko Pemberdayaan Masyrakat Muhaimin Iskandar dan Menteri Koperasi dan UKM, Budie Ari Setiadi. Sementara itu Mgr. Antonius Subianto Bunjami OSC juga hadir dalam Misa ini mewakili Konferensi Waligereja Indonesia.
Misa Inagurasi ini menandai awal kepausan Leo XIV yang kini berusia 69 tahun dan terpilih pada tanggal 8 Mei lalu. Ratusan pemimpin agama dan internasional serta tokoh penting, yang mewakili hampir 200 delegasi asing, menghadiri Misa untuk Pembukaan Pelayanan Petrus oleh Uskup Roma pada tanggal 18 Mei 2025.
Selain para pemimpin dan pejabat internasional, sejumlah besar perwakilan agama menghadiri Misa kepausan pertama, termasuk para anggota agama Islam, Hindu, Buddha, Sikh, Zoroastrianisme, dan Jainisme.
Sekitar 36 gereja atau organisasi Kristen yang berbeda juga turut hadir, dengan Patriark Ekumenis Bartholomew I dari Konstantinopel dan Patriark Theophilos III dari Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem yang turut hadir. Para pemimpin Yahudi dari Italia, Israel, dan Amerika Serikat juga hadir dalam Misa tersebut, termasuk kepala rabi Roma, Riccardo Di Segni.

Kesatuan Gereja
Paus Leo XIV menunjukkan keinginannya untuk kolegialitas sejak saat pertamanya sebagai paus. Ia berbicara tentang berjalan bersama sebagai Gereja yang bersatu dalam kata-kata pembukaannya kepada dunia pada tanggal 8 Mei. Kesatuan Gereja ini juga tercermin dalam moto kepausannya.
Merefleksikan kualitas yang diharapkan dari penerus Santo Petrus, Paus Leo XIV mengatakan, “jika batu karang itu adalah Kristus, Petrus harus menggembalakan kawanan domba tanpa pernah menyerah pada godaan untuk menjadi seorang otokrat, memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadanya.”
Paus Leo XIV mengutip Santo Agustinus, yang mengilhami Ordo religius Santo Agustinus, tempat ia menjadi anggotanya, bahwa Gereja terdiri dari semua orang yang hidup rukun. Bapa Suci menyesalkan perselisihan dan luka-luka yang terjadi.
“Mari kita menjadi ragi kecil persatuan, persekutuan, dan persaudaraan di dunia,” ujarnya.
Sebelum Misa, Paus Leo XIV berkeliling dan melambaikan tangan kepada orang banyak yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus dan Via Conciliazione, jalan utama menuju basilika Vatikan.
Memulai masa kepausannya, Leo XIV berdoa di makam Santo Petrus bersama para kardinal. Ia kemudian berjalan dalam prosesi khidmat bersama melalui Basilika Santo Petrus menuju Lapangan Santo Petrus. Sebuah gambar Bunda Penasihat yang Baik dari Tempat Suci Genazzano Italia, yang dikunjungi Leo pada tanggal 10 Mei, ditempatkan di sebelah kiri altar.
“Bersama pendahulu saya Leo XIII, kita dapat bertanya kepada diri kita sendiri hari ini: Jika kriteria ini ‘berlaku di dunia, bukankah setiap konflik akan berakhir dan perdamaian akan kembali?’ (Rerum Novarum, 21).”

Fondasi Ajaran Sosial Gereja
Leo XIII menerbitkan Rerum Novarum pada tanggal 15 Mei 1891, pada saat para buruh berjuang dengan kondisi kerja yang buruk di tengah revolusi industry. Saat itu kaum Marxis memanfaatkan ketidakpuasan untuk mendorong perubahan radikal pada tatanan sosial.
Leo XIII terutama peduli dengan penyusunan “antropologi filosofis atau teologis” yang berfokus pada “manusia dan martabat pekerjaan”.
Leo XIII menulis, bahwa ada kebutuhan “untuk menyatukan orang kaya dan kelas pekerja”. Leo XIII “mengingatkan” masing-masing pihak tentang tugasnya satu sama lain dan tentang kewajiban keadilan.
Salah satu masalah industrialisasi adalah bahwa orang-orang “dipandang secara mekanistis”. Paus Leo XIII mengingatkan pemilik pabrik, bahwa manusia tidak boleh diperlakukan seolah-olah mereka hanyalah “bagian dari mesin produksi”.
Leo XIII juga membela hak atas kepemilikan pribadi. Ia juga menegur ideologi Marxis dan sosialis, yang menurutnya akan mengganggu tatanan sosial dengan mengadu domba manusia satu sama lain. Ia mengkritik Marxis yang menyerukan mengubah kepemilikan pribadi menjadi “kepemilikan bersama semua orang, yang akan dikelola oleh negara atau badan kota”.
“Merupakan hukum alam yang paling sakral bahwa seorang ayah harus menyediakan makanan dan semua kebutuhan bagi mereka yang telah dilahirkannya,” tulis Leo XIII. “Dan dengan cara yang sama, wajar jika ia ingin agar anak-anaknya, yang, boleh dikatakan, meneruskan kepribadiannya, harus disediakan olehnya dengan semua yang diperlukan untuk memungkinkan mereka menjaga diri mereka sendiri dengan baik dari kekurangan dan kesengsaraan di tengah ketidakpastian kehidupan fana ini.”
Jika seseorang meringkas ensiklik tersebut dalam satu baris, maka akan menjadi: “Ekonomi dimaksudkan untuk melayani manusia dan bukan sebaliknya.” Ekonomi melayani tujuan tertinggi manusia, yaitu untuk “masuk surga” dan hidup dalam “komunitas yang harmonis.”

Ajaran sosial dan AI
Paus Leo XIV menyampaikan pidato resmi pertamanya sejak terpilih, yang menguraikan prioritas utama kepausannya di era kecerdasan buatan. Ia juga menekankan kesinambungan dengan para pendahulunya dan komitmen terhadap ajaran sosial Gereja.
Pendahulu Paus Leo XIV, Paus Fransiskus, telah memasukkan beberapa elemen ajaran sosial Gereja ke dalam pendekatannya terhadap pertanyaan seputar AI. Pada bulan Desember 2023, Fransiskus mendesak para pemimpin global untuk mengatur AI demi “pengejaran perdamaian dan kebaikan bersama”. Paus Fransiskus menekankan, bahwa inovasi harus menghindari “kediktatoran teknologi” dan sebaliknya digunakan untuk melayani “perjuangan persaudaraan dan perdamaian manusia.”
Dikasteri Ajaran Iman pada bulan Januari 2025 merilis “catatan” setebal 30 halaman yang menjelaskan, bahwa AI tidak memiliki “kekayaan jasmani, relasionalitas, dan keterbukaan hati manusia”. Inovasi harus memacu penghargaan baru terhadap semua yang manusiawi.
Seiring dengan terus berkembangnya AI dan Gereja memformalkan ajarannya tentang teknologi baru, Leo XIV akan berjuang dengan beberapa isu yang sama yang dihadapi Leo XIII pada pergantian abad ke-20.
“Bagaimana manusia menggunakan mesin dalam produksi ekonomi dengan cara melayani manusia [yang] tidak menumbangkan manusia ke dalam ‘perbudakan mesin’.”
AI sudah mulai diterapkan di banyak tempat kerja, seperti bidang pemasaran, perbankan, perawatan kesehatan, dan pengodean. Penerapan AI terkadang dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi, tetapi menimbulkan kekhawatiran bahwa teknologi tersebut dapat menggantikan manusia dalam aktivitas tertentu.
Prinsip lain dari Rerum Novarum yang dapat membantu memandu pengajaran tentang AI adalah kekhawatiran tentang “penghormatan atas hak milik dan hak milik produktif. Salah satu masalah dengan AI adalah “penghormatan atas hak kekayaan intelektual”.
Ada kekhawatiran besar atas fakta bahwa AI tidak benar-benar menghasilkan apa pun sendiri. Ia sebatas mendaur ulang kata-kata dan gambar yang dibuat oleh orang lain, dan proses ini dilakukan tanpa ada penghargaan atas hak-hak intelektual.
Pilihan Kardinal Robert Francis Prevost OSA untuk memilih nama Leo XIV dirasa sangat tepat, mengingat dunia berada dalam titik yang sangat kritis dalam sejarah ekonomi. Dunia akan menerima bimbingan moral yang diharapkan dari Takhta Suci.
Seorang Paus Agustinus
Paus Leo XIV bersekolah di sekolah menengah Seminari St. Agustinus di dekat Holland, Michigan, AS. Ia kemudian memperoleh gelar sarjana sains dalam bidang matematika dari Universitas Villanova, yang disponsori oleh para Agustinian dan berlokasi di Pennsylvania.
Ia mengucapkan kaul sebagai seorang Agustinian pada tahun 1981 dan ditahbiskan menjadi imam pada bulan Juni 1982 setelah mempelajari teologi di Chicago. Setelah ditahbiskan, ia memperoleh gelar doktor dalam Hukum Gereja dari Universitas St. Thomas Aquinas di Roma (yang juga dikenal sebagai Angelicum) pada tahun 1987.
Pastor Robert Francis Prevost OSA sempat kembali ke Chicago untuk waktu yang singkat pada tahun 1987 dan melayani sebagai imam untuk panggilan dan direktur misi untuk Midwest Augustinians (Provinsi Our Mother of Good Counsel). Ia kemudian dikirim ke Peru, di mana ia melayani dalam berbagai kapasitas, termasuk sebagai hakim gerejawi regional dan pengajar di seminari Keuskupan Trujillo, Peru, selama 10 tahun.
Setelah terpilih sebagai kepala Provinsi Augustinian Chicago, Prevost kembali ke AS pada tahun 1999. Ia terpilih sebagai Prior Jenderal Augustinian pada tahun 2001 dan kemudian terpilih kembali pada tahun 2007, menjabat sebagai kepala ordo tersebut hingga tahun 2013. (AES)
<<Dalam Bok>>
Paus Leo XIV
Lahir: 14 September 1955 Chicago, Illinois, Amerika Serikat
Almamater:
Universitas Villanova (Sarjana Sains)
Catholic Theological Union (Magister Divinitas)
Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinad (Lisensiat dan Doktor Hukum Kanonik)
Jabatan Lain:
* Prefek Dikasteri untuk Para Uskup
* Kardinal-Uskup Albano (2025)
* Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.
Jabatan Sebelumnya:
Prior Jenderal Ordo Agustinus (2001-2013)
Uskup Tituler Sufar (2014-2015)
Administrator Apostolik Chiclayo (2014-2015)
Uskup Chiclayo (2015-2023) Kardinal-Diakon Santa Monica (2023-2025)