Kamis, Juni 26, 2025

Makna Perayaan Tubuh dan darah Kristus

MERAUKE, Pena Katolik – Minggu, 2 Juni 2025 lain dari biasanya, Antonia Atek, koster di Paroki Sang Penebus Kampung Baru terlihat sibuk. Tetapi, ia melihat situasi didalam gereja tidak ada yang luar biasa. Bagi Antoneta, ia bingung karena di, meja altar agak jauh ada sebuah meja kredens sebuah meja isinya peralatan misa. Yang menarik adalah terdapat sebuah montrans kosong yang telah disiapkan.

Aroneta bertambah bingung tetetapi tetap mengikuti arahan romo yang tengah memimpin kurban misa. Antoneta mengatakan bahwa misa berjaan lancar, tetapi masih diliputi kebingunan.

Dia mengatakan segala peralatan sudah disiapkan untuk umat yang merayakan komuni pertama yang jatuh setiap saat bersama umat harus menerima komuni pertama mingu 2 Juni dirayakan Pesta Tubuh dan Darah Kristus menurut pengalamannya,” tuturnya

Sebelum pesta seluruh umat telah bersiap dengan pesta besar dalam mendafar calon komuni pertama, sebelumnya sebelumnya, para orang tua telah bersiap batin bersama anak tetapi tidak terjadi di Paroki Sang Penebus Kampung Baru seperti biasanya.

“Tetapi mata sebagian umat Paroki Sang Penebus Kampung Baru terbuka mata saat khotbah. Saat khotbah, Romo Christofel Freddy Andries MSC akhirnya menjwab pertanyaan umat mengapa tidak ada komuni pertama dalam gereja katolik sehingga kurban misa saja, tidak ada yang luar biasa.

Romo Paroki Sang Penebus Kampung Baru menjelaskan makna Perayaan Tubuh dan Darah Kristus bahwa perayaan ekaristi umumnya dirayakan 2 Juni diseluruh gereja katolik, tetapi sengaja membawa monstrans karena adalah penghormatan khusus Tubuh dan Darah Kristus. Romo Cristofel bahwa waktu untuk menghormati Sakramen Ekaristi secara khusyuk.

“Jadi tidak ada sambut acara komuni pertama tetapi diganti dengan adorasi, untuk menghormati secara mendalam arti Sakramen Maha Kudus,” ungkap Romo Crist.

Caranya dengan adorasi atau prosesi Sakramen Maha Kudus, bukan dengan menyambut Tubuh dan Darah Kristus acara besar dan hura-hura.

Romo Cristofel berujar 2 Juni di Indonesia ada sebagian umat katolik merayakan pesta besar tetapi di negara lain, mereka adorasi Sakramen Maha Kudus, acara tersebut sangat mendalam maknanya.

“Di belahan negra lain, perayaan dilaksanakan dengan meriah tetapi luar biasa karena hosti khudus dalam montrans hingga imam mendupai sakramen tersebut. “Cara itu tepat karena sesuai dengan tradisi liturgy misale romanum seperti ini,” tuturnya.

Menurut Romo Cristofel Freddy Andries MSC maka kenapa sebelum misa berlangsung telah telah benda liturgy tepatnya sebuah montrans telah siapkan. Dia mengatakan, komuni pertama yang dilaksanakan beberapa gereja sudah bagus, tetapi umat dalam sebuah merasa nyaman dengan situasi.

“Jaman misionaris awal tentang hal tersebut karena tervokus pada iman sederhana, yang hanya sibuk membabtis dan menyelamatkan jiwa,” katanya.

Padahal perosesi penghormatan Sakramen Maha Kudus telah digariskan, sejak semula sesuai Konsili Vatikan II.

“Sayangnya, umat Paroki Sang Penebus melaksankan prosesi tersebut dalam gereja karena cuaca tidak bersahabat,” katanya. R

omo Cristofel menilai, bahwa saatnya iman sederhana diperbaharui tetapi para imam hanya pentingkan berbagai hal sederhana semata tetapi lupa bahwa para imam tersebut tidak rajin membaca dan merefleksikan bacaan yang telah digariskan melalui buku misale romawi tersebut. (Agapitus Batbual)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini