Rabu, Juni 18, 2025

Bacaan dan Renungan Selasa 24 Juni 2025; HARI RAYA KELAHIRAN St. YOHANES PEMBAPTIS (Putih)

Bacaan I – Yes. 49:1-6

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.

Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.

Ia berfirman kepadaku: “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.”

Tetapi aku berkata: “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku.”

Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya?maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku?,firman-Nya:

“Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah

Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15

  • Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
  • Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
  • Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
  • Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.

Bacaan II – Kis. 13:22-26

Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.

Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.

Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak.

Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah

Bacaan Injil – Luk. 1:57-66,80.

Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki.

Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya: “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.”

Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu.

Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan merekapun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

***

Yohanes, Tanda Kesetiaan dan Rencana Allah

Injil hari ini mengisahkan kelahiran Yohanes Pembaptis, sebuah peristiwa yang sarat dengan keajaiban dan rencana ilahi. Elisabeth yang sudah lanjut usia akhirnya melahirkan seorang anak, dan seluruh tetangganya takjub akan karya Tuhan yang besar dalam hidupnya. Mereka menyadari bahwa tangan Tuhan bekerja dalam peristiwa ini. Kelahiran Yohanes bukan hanya sukacita bagi keluarganya, tetapi menjadi tanda bagi seluruh umat Israel bahwa Allah tetap setia pada janji-Nya.

Satu hal yang menarik adalah penamaan anak itu. Keluarga dan kerabat mengira ia akan diberi nama seperti ayahnya, Zakharia. Namun Elisabeth menegaskan: “Ia harus dinamai Yohanes.” Nama itu bukan sekadar pilihan pribadi, tetapi berasal dari pewahyuan Tuhan. Ketika Zakharia menuliskan nama itu, mulutnya terbuka dan ia dapat berbicara kembali. Ini menunjukkan bahwa ketaatan pada kehendak Allah membuka kembali jalan komunikasi antara manusia dan Allah.

Yohanes sendiri, seperti dikatakan di ayat 80, tumbuh dan menjadi kuat dalam roh. Ia hidup di padang gurun sampai hari ia tampil di hadapan Israel. Hidupnya dipersiapkan secara khusus untuk menjadi suara yang berseru di padang gurun, mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Ia tidak hidup dengan mencari popularitas, melainkan dalam kesetiaan dan penyerahan diri total kepada panggilannya.

Renungan ini mengajak kita merenungkan: apakah kita bersedia taat pada rencana Allah, bahkan ketika tampaknya tidak sesuai dengan harapan kita? Apakah kita rela menerima identitas dan panggilan kita sebagaimana Allah menghendakinya, bukan sebagaimana dunia mengharapkannya?

Allah punya rencana yang unik dan penuh kasih bagi setiap kita, seperti Ia memiliki rencana besar bagi Yohanes. Yang diminta dari kita adalah ketaatan, kepercayaan, dan kesediaan untuk dibentuk oleh-Nya—meski lewat jalan yang tidak selalu mudah.

Doa Penutup

Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur atas kelahiran Yohanes Pembaptis, hamba-Mu yang setia. Ajarilah kami untuk taat seperti Zakharia dan Elisabeth, dan terbuka pada kehendak-Mu dalam hidup kami. Tanamkan dalam hati kami semangat Yohanes: hidup dalam kesederhanaan, kebenaran, dan keberanian untuk menjadi suara yang mempersiapkan jalan bagi-Mu. Semoga kami menjadi tanda kasih dan rencana-Mu bagi dunia, meski lewat hal-hal kecil yang tersembunyi. Bimbing kami untuk tetap kuat dalam roh, dan setia dalam panggilan kami masing-masing. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

***

Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

Ayah Yohanes ialah Zakarias, seorang imam di Yerusalem. Ibunya Elisabeth adalah seorang puteri keturunan kaum Harun. Kedua orang tua ini saleh tetapi tidak mempunyai anak sampai hari tuanya, sebab Elisabeth mandul. Mereka sungguh mengharapkan seorang anak, namun usia yang sudah lanjut sungguh menipiskan harapan itu. Meski demikian mereka tetap berharap pada Tuhan dan berkanjang dalam dosa.

Doa-doa mereka kiranya dikabulkan Tuhan. Sekali peristiwa, ketika Zakarias mendapat giliran melayani Tuhan di Bait Allah, tampaklah kepadanya Malaikat Gabriel. “Jangan takut Zakarias, karena Allah mengabulkan permohonanmu; Elisabeth isterimu akan mengandung dan melahirkan bagimu seorang anak laki-laki dan haruslah kau namai dia Yohanes.

Ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati-hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagiNya”, kata malaikat itu kepadanya (Luk1:5-25).

Zakarias menjadi bisu dan tidak dapat berbicara karena ia ragu dan tidak percaya kepada khabar dari malaikat Allah itu. Ia baru dapat sembuh dan dapat berbicara lagi ketika Yohanes lahir, terutama ketika nama Yohanes diberikan kepada sang bayi itu. Ketika Yohanes lahir, banyak orang berkata: “Akan menjadi apakah anak ini kelak? Sebab tangan Tuhan menyertai dia.”

Tugas Yohanes sebagaimana tertulis dalam Injil, ialah menjadi bentara Al-Masih, Yesus Kristus, Sang Penebus. Kuasa roh didalam dirinya telah terasa semenjak ada dalam kandungan ibunya. Hal ini dapat terlihat dalam peristiwa pertemuan Maria dan Elisabeth (Luk1:39-45).

Hidup dan peranannya berkaitan dengan pribadi Yesus, Al-Masih. Ia adalah utusan Allah yang mendahului kedatangan Al-Masih. Yesus sendiri menyebut Yohanes ‘sang nabi’, bahkan lebih besar daripada para nabi. Karena itu kelahirannya sungguh menggembirakan banyak orang. Sebagaimana nabi-nabi lain ditolak dan dianiaya oleh umat, kepada siapa mereka di utus Allah, kematian Yohanes Pemandi pun sangat tragis.

Atas perintah Herodes, raja wilayah Yudea, Yohanes Pemandi ditangkap dan dipenjarakan karena ia berani mengecam Herodes yang berani mengambil Herodias-isteri saudaranya, Filipus-menjadi isteri. Akhirnya, atas bujukan dan akal busuk Herodias, Herodes memerintahkan untuk memenggal kepala Yohanes Pemandi (Mat14:1-12; Luk9:9-7).

Setelah kematiannya

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini