VATIKAN, Pena Katolik – Paus Leo XIV berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui panggilan telepon pada Rabu sore, 4 Juni 2025.
“Paus meminta Rusia untuk mengambil sikap yang mendukung perdamaian, menekankan pentingnya dialog untuk menciptakan kontak positif antara kedua belah pihak dan mencari solusi atas konflik tersebut,” kata Direktur Kantor Pers Tahta Suci Matteo Bruni dalam sebuah pernyataan.
Bruni mengatakan kepada anggota pers bahwa Bapa Suci memohon kepada pemimpin Rusia tersebut tentang situasi kemanusiaan di Ukraina. Paus menganjurkan agar bantuan difasilitasi ke daerah-daerah yang terkena dampak.
Kedua pemimpin tersebut juga membahas upaya Kardinal Matteo Maria Zuppi untuk memfasilitasi pertukaran tahanan.
“Paus Leo merujuk kepada Patriark Kirill, berterima kasih kepadanya atas ucapan selamat yang diterimanya di awal masa kepausannya, dan menggarisbawahi bagaimana nilai-nilai Kristen yang dianut bersama dapat menjadi cahaya yang membantu untuk mencari perdamaian, mempertahankan kehidupan, dan mengejar kebebasan beragama yang sejati,” Bruni menambahkan.
Pernyataan Kremlin selanjutnya mengatakan Putin menekankan keyakinannya kepada Bapa Suci, bahwa rezim Kyiv mengandalkan peningkatan konflik dan melakukan sabotase terhadap lokasi infrastruktur sipil di wilayah Rusia.
Panggilan pertama Paus Leo XIV dengan Putin terjadi hanya tiga minggu setelah panggilan pertamanya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada 12 Mei. Saat itu, Bruni mengonfirmasi bahwa kedua pemimpin telah berbicara setelah Paus menyatakan keprihatinannya terhadap Ukraina dalam pidatonya pada hari Minggu tanggal 11 Mei.
“Saya turut merasakan penderitaan rakyat Ukraina yang terkasih,” kata Paus Leo XIV setelah Doa Ratu Surga bersama sekitar 100.000 orang di Lapangan St. Petrus.
Zelenskyy membagikan foto dirinya yang diduga tengah melakukan panggilan telepon dengan Paus Leo di akun X. Setelah menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapa Suci atas dukungannya bagi Ukraina. Paus secara khusus membahas penderitaan ribuan anak yang dideportasi.
“Ukraina mengandalkan bantuan Vatikan untuk membawa mereka pulang ke keluarga mereka,” imbuhnya.
Menegaskan kembali komitmen Ukraina untuk bekerja menuju gencatan senjata penuh dan tanpa syarat, serta mengakhiri perang dengan Rusia. Presiden Ukraina mengatakan bahwa ia juga mengundang Bapa Suci untuk melakukan kunjungan apostolik ke Ukraina.
Pesan Paskah terakhir yang disampaikan oleh Paus Fransiskus sehari sebelum kematiannya mencakup doa bagi negara yang tengah dilanda perang.
“Semoga Kristus yang bangkit memberikan Ukraina, yang hancur karena perang, hadiah Paskah-Nya berupa perdamaian dan mendorong semua pihak yang terlibat untuk melakukan upaya yang bertujuan mencapai perdamaian yang adil dan abadi.”
