Jumat, Juni 6, 2025

Wajah Yesus Berdasar Eksplorasi Tiga Gambar Kudus

TURIN, Pena Katolik – Selama berabad-abad, banyak orang bertanya: “Seperti apakah rupa Yesus?” Sebuah dokumenter baru mencoba menjawab pertanyaan ini. “The Face of Jesus” meneliti dua gambar acheiropoietik Kristus, yakni pada “Kain Kafan Turin” dan “Kerudung Manoppello”, keduanya memiliki penggambaran tentang Yesus yang dipercaya dalam tradisi selama berabad-abad. Benda ketika yang diteliti adalah gambar Kerahiman Ilahi di Vilnius, salah satu gambaran Yesus yang dilukis dengan tangan paling luar biasa.

Sutradara film itu, Jaroslaw Redziak berharapan, para penonton melihat gambar-gambar ini dan melihat betapa Yesus mengasihi mereka. Film tersebut membawa para penonton kembali 2.000 tahun ke makam Yesus di Yerusalem dan kemudian ke Roma dan desa kecil Manoppello di Italia.

Film ini terinspirasi oleh Kerudung Manoppello. Redziak dan istrinya memiliki devosi pribadi kepada Wajah Kudus Yesus dan telah mengunjungi Manoppello beberapa kali.

“Tempat ini indah. Anda dapat berdiri di gereja yang sangat kecil ini. Hanya ada beberapa orang di dalamnya dan Anda hampir dapat menyentuh monstran, yang menyimpan gambar ini, dan Anda dapat melihat wajah-Nya,” katanya kepada CNA.

Kain Kafan Turin

Tiga Gambar Kudus

Kerudung Manoppello semakin dikenal setelah kunjungan Paus Benediktus XVI pada tahun 2005 ke desa terpencil, tempat gambar tersebut disimpan. Dikenal juga sebagai kerudung Manoppello dan ditemukan pada awal tahun 1900-an. Penggambaran wajah Yesus dalam kerudung ini sesuai dengan wajah di Kain Kafan Turin.

Tidak seperti Kain Kafan Turin, Kerudung Manoppello tidak memiliki noda darah dan matanya terbuka, yang menurut para ahli, berarti kain tersebut memperlihatkan wajah Tuhan yang telah bangkit.

Kain Kafan Turin yang dikenal di seluruh dunia adalah kain linen kuno yang memperlihatkan gambar yang diyakini banyak orang sebagai wajah Yesus Kristus sendiri. Kain kafan tersebut disimpan di Katedral St. Yohanes Pembaptis di Turin, Italia. Kain kafan ini telah menjadi subjek penelitian ilmiah yang luas . Kain kafan tersebut memiliki jejak tubuh seorang pria yang mengenakan mahkota duri dan ditutupi noda darah.

Terakhir kali kain kafan tersebut ditampilkan di depan umum adalah pada tahun 2015. Meskipun Vatikan tidak memiliki posisi resmi mengenai keasliannya, kain kafan tersebut terus menarik para peziarah dari seluruh dunia.

Sementara itu, gambar Kerahiman Ilahi di Vilnius dilukis dengan tangan dan diilhami secara ilahi berdasarkan penglihatan dan pesan dari Yesus kepada St. Faustina Kowalska.

Pada tahun 1931, Yesus menampakkan diri kepada St. Faustina dalam sebuah penglihatan. Ia melihat Yesus mengenakan pakaian putih dengan tangan kanan terangkat seolah-olah sedang memberikan berkat. Tangan kiri-Nya menyentuh dada-Nya, dekat jantung-Nya. Dari sana memancar dua sinar besar, satu merah dan yang lainnya putih.

Eugeniusz Kazimirowski lalu melukis gambar tersebut di bawah bimbingan St. Faustina dan bapa pengakuannya, Beato Michael Sopocko. Gambar Kerahiman Ilahi tersebut memperoleh popularitas pada tahun 1930-an berkat tulisan-tulisan St. Faustina dan pada tahun 2000, Vatikan mendeklarasikan Minggu kedua Paskah sebagai Minggu Kerahiman Ilahi.

Petualangan Spiritual

Redziak menyebut proses pembuatan film dokumenter selama empat tahun itu sebagai “petualangan spiritual. Ia menjelaskan bahwa film dokumenter tersebut awalnya akan menjadi film pendek berdurasi 20 menit yang hanya akan dibagikan secara daring. Namun, seiring perjalanannya, penelitiannya, dan pembicaraannya dengan lebih banyak orang, menjadi jelas bahwa ia perlu membuatnya menjadi film dokumenter berdurasi penuh.

Selama pembuatan film, Redziak mengatakan bahwa ia berkesempatan untuk melihat Kain Kafan Turin, yang jarang dipajang di depan umum. Ia mengatakan bahwa meskipun semua orang sudah familier dengan foto dan salinan kain kafan tersebut, melihat yang asli “sangat menyakitkan.”

“Anda dapat melihat ada banyak darah, banyak memar. Itu sesuatu yang sangat, sangat sulit, dan Anda melihat bahwa Yesus Kristus sangat menderita bagi kita,” katanya.

Redziak mengatakan bahwa ia berharap film ini akan membuat penonton merasa lebih dekat dengan Tuhan.

Ia menambahkan bahwa meskipun film tersebut mencoba untuk menunjukkan seperti apa rupa Yesus, film tersebut juga mencoba untuk menjawab pertanyaan: Mengapa Yesus memperlihatkan wajahnya kepada kita?

“Karena Ia mengasihi kita dan Ia ingin kita lebih dekat dengan-Nya.”

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini