Jumat, Juni 6, 2025

Bacaan dan Renungan Minggu, 8 Juni 2025, HARI RAYA PENTAKOSTA (Merah)

Bacaan I – Kis. 2:1-11

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.

Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.

Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?

Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,

Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah

Mzm. 104:1ab,24ac,29c-30,31,34

  • Refrain: Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, dan jadi baru seluruh muka bumi.
  • Mazmur (oleh pemazmur atau kor):
  • Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh besar! Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kau buat dengan kebijaksanaan.
  • Apabila Engkau mengambil roh mereka, matilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali dan Engkau membaharui muka bumi.
  • Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersukacita atas semua yang diciptakan-Nya. Biarlah renunganku berkenan kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.
  • Bacaan II – 1Kor. 12: 3b-7.12-13

Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.

Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Demikianlah Sabda Tuhan

U.Terpujilah Kristus

Madah Pentakosta

Bait Pengantar Injil

Refrain: Aleluya, aleluya, aleluya

Ayat (oleh solis): Datanglah, Roh Kudus, penuhilah hati kaum berimandan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.

Bacaan Injil – Yoh. 20:19-23.

Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”

Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”

Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

***

Damai Sejahtera dan Kuasa Roh Kudus

Dalam Injil Yohanes 20:19–23, kita melihat Yesus menampakkan diri kepada para murid pada malam hari, ketika mereka berkumpul dengan pintu-pintu terkunci karena takut kepada orang-orang Yahudi. Tiba-tiba Yesus hadir di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Ini bukan sekadar salam biasa. Yesus memberikan damai sejati, yang tidak berasal dari dunia, tetapi dari Allah sendiri—damai yang menenangkan hati yang takut dan gelisah.

Dalam suasana ketakutan dan ketidakpastian, Yesus datang. Ia tidak menghakimi atau menegur para murid karena ketakutan mereka, tetapi justru menguatkan mereka dengan damai dan pengutusan: “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Ini adalah momen perutusan, ketika para murid tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi menjadi utusan.

Kemudian Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus.” Di sini, kita melihat Pentakosta versi Injil Yohanes—di mana Roh Kudus diberikan kepada para murid secara pribadi dan langsung dari Sang Kristus yang bangkit. Roh Kudus ini bukan hanya sumber kekuatan, tetapi juga kuasa untuk mengampuni dosa, sebagaimana Yesus katakan, “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni…” Kuasa ini menunjukkan bahwa Gereja akan menjadi saluran kasih dan belas kasih Allah di dunia.

Pentakosta bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi pengalaman yang terus hidup dalam Gereja. Roh Kudus terus diberikan kepada kita melalui Sakramen Baptis dan Penguatan. Ia adalah Penolong, Penghibur, dan Pemberi Hidup. Melalui-Nya kita menerima damai Kristus, keberanian untuk bersaksi, dan kuasa untuk mengampuni serta mencintai sesama.

Mari kita bertanya pada diri: Apakah kita membuka hati bagi Roh Kudus? Apakah damai Kristus nyata dalam hidup kita, atau kita masih terpenjara oleh ketakutan dan luka? Hari ini, marilah kita memperbarui komitmen kita sebagai utusan Kristus yang membawa damai dan pengampunan.

Doa Penutup

Ya Roh Kudus, datanglah ke dalam hatiku dan nyalakanlah api cinta-Mu yang kudus. Buanglah segala ketakutan dan gantikan dengan keberanian untuk bersaksi tentang Kristus. Limpahkan damai sejati-Mu agar aku dapat menjadi pembawa penghiburan dan pengampunan di tengah dunia yang terluka. Bimbinglah langkahku, kuatkan imanku, dan penuhilah aku dengan kasih-Mu yang tak terbatas. Jadikan aku alat kasih dan damai Allah di mana pun aku berada. Amin.

***

Santo William, Uskup

William adalah Uskup dioses York, Inggris. Setelah ditabhiskan menjadi Uskup, William dituduh, oleh Santo Bernardus, memboroskan uang keuskupan dan berlaku serong dengan seorang perempuan. Karena tuduhan ini Sri Paus meragukan dia dan menon-aktifkannya di dalam sebuah biara. Baru setelah semua pemfitnahnya meninggal dunia, William dapat menggembalakan umat keuskupannya lagi tanpa ingin membalas dendam terhadap mereka. Beberapa tahun kemudian ia mati diracuni orang. Kematiannya ini terjadi pada tahun 1154.

Santa Maria Droste zu Vishering, Biarawati

Maria Hidup antara tahun 1863-1899. Suster Gembala Baik ini terkenal saleh dan suci hidupnya. Ia senantiasa mendorong Sri Paus Leo XIII (1878-1903) untuk mempersembahkan dunia sejagat kepada perlindungan Hati Kudus Yesus. I.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini