Rabu, Mei 28, 2025

Uskup Timika dan Guru dari Pulau Romantis

TIMIKA, Pena Katolik – Uskup Keuskupan Timika, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA, Kamis (22/5/) sore memimpin perayaan Misa Syukur Hari Ulang Tahun (HUT) ke-131 Agama Katolik masuk tanah Papua di Paroki Katedral Kristus Raja Sorong, Papua Barat Daya.

Usai Misa syukur peringatan ulang tahun tersebut, menjadi momen membahagiakan Yakobus Suban Lile Lamatokan (72) bertemu Uskup Bernardus Baru. Guru tua asal Pulau Adonara yang dikenal dengan sebutan Pulau Romantis di sebelah timur Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, bertemu Uskup Bernardus, mantan muridnya di SD Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Suswa, Maybrat.

“Pelukan hangat dari bapak Guru Suban Lile Lamatokan dengan anak muridnya waktu SD di Suswa, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA, Uskup Timika,” ujar Herman Tadon Adonara.

Guru Suban adalah sepupu ayahnya, Almarhum Adam Sina Ama Lamatokan. Mereka berasal dari Desa Watoone, Kecamatan Witihama, Adonara, Kabupaten Flores Timur. Nikolaus Masan Boli (Almarhum), ayah guru Suban merantau ke tanah Papua, tepatnya di Sorong.

“Beliau (guru Suban) merantau ikut bapaknya waktu masih muda, terus sekolah guru di Sorong dan mengajar di sana sampai pensiun. Saat ini ia bersama keluarga menetap di sana,” kata Herman Tadon, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lembata, NTT.

Saat memimpin Misa Syukur di Gereja Katedral Kota Sorong, Mgr. Bernardus menyampaikan pesan dan harapan terhadap kemajuan masyarakat Papua. Uskup dari Ordo Santo Antonius (OSA) itu mengatakan, sudah saatnya Gereja Katolik di tanah Papua menjadi gereja yang mandiri, tidak sekadar urusan finansial, tetapi dalam kepemimpinan.

“Saatnya gereja dipimpin oleh orang Papua. Yang belum diberi ruang, harus diberi tempat, didorong agar bisa memimpin keuskupan dan seterusnya,” ujar Mgr Bernardus.

Uskup Bernardus menambahkan, setelah 131 tahun kehadiran Gereja Katolik di tanah Papua, sudah waktunya umat lokal mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan, sebagaimana yang terjadi di banyak wilayah Katolik lainnya di dunia.  Ia juga menyampaikan harapannya agar Vatikan memahami dan mendukung langkah kemandirian ini. Tak hanya soal gereja, Uskup Bernardus yang juga Ketua Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur, Abepura, Jayapura, menyoroti pentingnya perdamaian di tanah Papua.

“Perdamaian adalah impian semua orang, namun buat mewujudkannya diperlukan keberanian dan niat baik dari semua pihak. Konflik harus diselesaikan dengan dialog. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, bersama gereja dan semua pemangku kepentingan harus duduk bersama,” kata Uskup Bernardus, doktor bidang Misiologi lulusan La Pontificia Università Urbaniana, Roma tahun 2018.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini