Jumat, Juni 6, 2025

Mencetak SDM Unggul di Antara Kader Katolik di Papua Selatan

MERAUKE, Pena Katolik – Sebanyak 1000 kaum muda rela mendaftar untuk mengikuti pelatihan SDM orang papua merauke dengan tema bersaing di dunia kerja dan raih kesempatan yang ada, pendidikan tenaga kerja, kewirausaan yang berlangsung selama dua hari, terhitung Jumat dan Sabtu Mei, 23-24 minggu lalu.

Motivator utama orang Papua adalah Jose Ohei asal Jayapura diundang untuk menjadi pembicara pada keesempatan tersebut. Kegitan tersebut berlangsung di Swissbel hotel berakapasitas terbesar di Merauke. Jose merasa peniting sekali karena sumber daya alam di di tanah Papua melimpah, tetapi tidak berguna juga, kalau tidak ada dasar pendidikan yang memadai, maka dirinya menyangkan kesempatan terseebut.

Menurutnya, seharusnya kaum muda harus mengambil kesempatan untuk bergerak jangan diam saja, khsususnya kaum muda Provinsi Papua Selatan. Dia mengajak kaum muda Papua jangan minder melainkan tetap maju unruk daerah Papua Selatan.

“Tuhan telah memberikan potensi kepada kita semua secara gratis sehingga kalian yang punya kesemptan dengan orang daerah lain di Indonesia,” urai Jose. Kamorang (kalian) juga bisa dan mampu asal diberikan kesempatan kepada kalian,” katanya.

Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten Merauke, Bank Papua, Yayasaan Kali Maro Bangkit, PT Global Papua Abadi dan Noken Interpraise juga sumbangn pihak sawasta di Merauke.

Seribuan anak muda asli Papua mengikuti materi Kaka Jose Ohei dalam ruangan swissbell Hotel kemarin. Foto.Agapitus Batbual

SDM Unggul

Bagi Jose, pendidikan, tenaga kerja, wirausaha, saat sekarang dibutukan menjadi soal adalah proses pelajaragan yang berlangsung terus, sementara kaum muda terkadang malas tahu, tetapi waktu terus berputar. Dirinya membandingkan misalnya negara Israel yang setiap saat melakukan meraih nobel dunia, karena sistim belajarnya yang paling sempurna.

“Mereka memakai sistim mengulangi pelajaran, walaupun bosan, padahal rumah mereka sangat tidak megah, dalam ruang atasnya, hanya ruang makan dibagian bawah saja, bila selesai makan, mereka langsung berangkat ke ruang atas, dan bercengkarama, atau mengulangi pelajaran yang mereka lewati, apakah membaca dan merenungkan apa yang mereka baca,” katanya.

Jose mengatakan soal pelajaran selalu berulang terus menerus dan menyimpan pelaharan di sekitar ubun-ubun yang dinamakan proses epigenetic. Untuk mencapai epigenetic harus berulang terus, tetapi harus melalui sistim tersebut membuat intervensi epigenetic pada fase tersebut orang Israel sejak banguh sejak subuh, aktifitas, hingga istirahat lagi di ruang atas tersebut.

“Mereka menghabiskan waktu untuk membaaca diruang tersebut, dan mereka mengahbiskan waktu untuk terus megulangai pelajara, yang mereka baca setiap hari,” urainya.

Misalnya kata Jose, hal mudah saja, misalnya menghiting bintang, hingga tidur, bangun tindur hitung lagi seperti kemarin, sehingga, walaupun tidak bisa menghitung bintang, ataupun pasir, orang tua mereka senantiasa merahkan mereka dengan sistim tersebut.

Jadi kalau pintar dalam pelajaran otomtis selalu mengulangi pelajaaran setiap kali,” katanya.

Bagi dia banyak pelajaran bisa dipetik hingga kiamat yaitu cerita Kitab Suci Perjanjian Lama misalnya kata-kata pada Kitab Yohsua Pasal 1 ayat 8 yang berbunyi janganlah engkau lupa memperkatakan Taurat ini tetapi renungkalah itu siang dan malam supaya engkau bertindak hari-hati sesuai dengan segala sesuatu sebab didalamnya sebab demikisn perjalananmu akan berhasil, inilah manual teks kitab Taurat sampai hari ini, terus berulang.

Inilah manual teks orang Yahudi.Baginya ada dua kata kunci yiatu memperkatakan dan merenungkan, bahwa teknik belajar menjadi pintar adalah hal tersebut dan tidak cepat lupa adalah dua kata kunci tersebut, artinya- orang Israel cepat pintas dan tidak lupa lagi apa yang dia pelajari.

“Caranya baca pelan baca pelan artinya harus bersuara dan jangan baca dalam hati, fungsi lidah dengan pelan atau ucapan, otak harus menyerap apa yang mereka baca dan inilah teknik belajar menggunakan epigenetic,” katanya.

Menurut Jose bila semua berfungsi harus merenung, yaitu system cara memendam semua epigenetic di diotak, sehingga bukan mereka melamum, tetapi proses epigenetic sedang berlangung membuat mereka sangat pintar. Makanya cara belajar yang ditiru adalah membembaca buku berulang-ulang dan mengajarkan kepada anaknya Yahudi terus menerus cerita ini bisa di putar dari memori para kaum muda sebelum tidur, kalau ko (anda) pakai system hidupmu dengan memantaatkan epigenetic yang tersimpan dialam bawah sadar dan terprogram satu saat baru terulang lagi, inilah cara orang Yahudi belajar.

Membangun Generasi Muda

Ketua Yayasan Kali Maro Bangkit, Yosefin Iriani Kewamijai sangat mendukung kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut untuk generasi orang asli Papua khususnya Provinsi Papua Selatan karena generasi muda menjadi hal penting bila kaum muda berhasil untuk Papua dan Indonesia.

Yosefin kampung local di pesisir Kali Maro Bangkit harus berbuat sesuatu untuk tiap kampung misalnya terkenal di kawasan yang dusun meliputi Dusun Sirapuh hingga Anasai, semua dusun di Anasai tersebut ada beberapa kampung juga. Yosefin berujar bahwa semua kampung local juga terlibat festifal kali maro tersebut juga termpat wisata yang warga telah buat demi memperhatikan warga local termasuk umat beragama lain di sepanjang kali maro tersebut dan berharap kegiatan tersebut akan dilangsungkan oleh generasi muda lain mendatankan motivator asli Papua yang lainnya untuk memberikan pencerahan.

Romo Andreas Fanumbi penggas terbentuknya Yayasan Kali Maro Bangkit sangat mendukung kedatangan Josei karena kaum muda kurang aktif ke kegiatan rohani, mereka hanya penggembira, tidak pernah terlibat maka dengan hadirnya Josei sangst positif generasi mudh untuk akif, dan berani untuk tampil lagi, dahulu tetua mereka sangat aktif jaman misionaris tiba tetapi sekarang tidak lagi, bahkan banyak kosong kevikepan Wendu ingin ber masuk wilayah kerjanya.

Sinai adalah akronim dari Sirapu sampai Anasai yang memulai dengan pelayanan doa dan puasa berkumpul bersama untuk mencari apa saja yang membuat kaum muda bangkit yaitu berdoa, berdevosi, perarakan Arca Bunda Maria, Saramen Maha Kudus di tepi pantai, pendidikan, sosial budaya, ekonomi kerakyatan dan pelestarian lingkungkungan hidup.

Ignasius Babaga, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua sangat mendukung program Jose, dirinya mewakili Wakil Gubernur Provinsi Papua Selatan Paskalis Imadawa harus membuat semanarik mungkin tentang tantangan sumber daya manusia terkhusus generasi muda Papua Selatan agar mau terjun dalam persaingan dunia kerja dan meraih kesempatan melalui pendidikan, tenaga kerja dan kewira usaahan. Bagi Ignasius memeberikan motivasi kepada kaum muda adalah kesempatan saat ini.

“Tidak menunggu lagi, karena kesempatan tidak datang kedua kali,” ujarnya.

Ignasius berpesan kepada Josei agar memberikan gambaran bagaimana mencari kerja terlebih khusus generasi muda di Provinsi Papua Selatan sekaligus mengingakatkan sumber daya manusia, kewirausahaan dalam percaturan dunia kerja. Iganisius menambahkan saat nara sumber berbicara hendaknya peserta mendengar, menyimak apa dan bila hendak bergerak tergantung pada Josei saja karena mungkin orang baru di merauke maka dirinya berharap harus ditemani satu atau dua orang panitia, tetapi pada pada dasarny a sangat mendukung kegiatan tersebut.

“Karena tanpa pendidikan segala sesuatu akan berakhir kecuali ilmu yang dicapai dengan baik,” katanya.

Kaum muda Provinsi Papua Selatan harus bisa menjalani pendidikan, kerja, jiwa wirasausahaau, dunuia kerja belum pernah dirinya melihat.

“Hanya yang perpuan yang selalu aktif dibidang sayur mayor di pasar, bagaimana kaum laki-laki juga mengembangkan diri untuk berjualan juga lagi. Baginya yang penting bersaing sehat, supaya orang bisa berkomentar bahwa orang papua juga bisa, dibagian pemerintahan, dunia usaha juga bisa.

Romo Johanes Joenmo Kadam, sebagai Sekretaris Keuskupan Agung Merauke sangat senang denan segala rencana positif yang dibawakan oleh Jose dihadapan seluruh peerta yang hadir, baik pegawai negeri sipil, pengusaha asli papua, dan segala latar belakang provesi di Provinsi Papua Selatan penuh semangat untuk mengikuti pemaparan pameteri serta sangat antusis.

“Kalian harus tampil percaya diri dan berani bersaing sehat diantara semua orang di Indonesia. Romo Johanes yang asli Mauyu ini mengatakan, justruusai pelatihan tersebut semua orang yang hadir harus mencari cara cara sesuai minat dan bakat orang menoloang pemeritah melalui rupa-rupa hal untuk bangkit bergerak. Dirinya mengatkan jangalah tunggu uang, belajar untuk berpikir mencari jalan bagaimana bisa berusaha. (Agapitus Batbual/Merauke)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini