Jumat, Mei 23, 2025

Bacaan dan Renungan Kamis, 29 Mei 2025, HARI RAYA KENAIKAN TUHAN (Putih)

Bacaan I – Kis. 1:1-11

Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.

Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang — demikian kata-Nya — “telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”

Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Mzm. 47:2-3,6-7,8-9

Refrain: Tuhan adalah Raja. Ia Maha Tinggi di atas seluruh bumi.

Mazmur (oleh pemazmur):

  1. Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
  2. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya. Segala dewata sujud menyembah Allah.
  3. Sebab Engkaulah, ya Tuhan, Engkaulah yang Mahatinggi di atas seluruh bumi. Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Bacaan II – Ef. 1:17-23

dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.

Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

atau Ibr. 9:24-28; 10:19-23

Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.

Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.

Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Bait Pengntar Injil

Refrain: Aleluya, Aleluya, Aleluya 2X

Ayat (oleh solis): Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku akan datang kembali kepadamu, dan hatimu akan bersukacita.

Bacaan Injil – Luk. 24:46-53

Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.”

Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.

Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.

Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus

***

Kenaikan Tuhan

Perikop Injil ini menceritakan tentang peristiwa kenaikan Yesus ke surga, suatu momen penuh makna dalam sejarah keselamatan. Kenaikan ini bukan hanya akhir dari kehadiran fisik Yesus di dunia, tetapi juga awal dari misi Gereja yang sesungguhnya.

Yesus menegaskan bahwa segala sesuatu yang tertulis tentang Mesias harus digenapi: penderitaan, kebangkitan, dan pewartaan pertobatan. Ia mempersiapkan para murid untuk menjadi saksi dari semua itu, dan memberikan janji akan kuasa dari tempat tinggi — yaitu Roh Kudus — yang akan memperlengkapi mereka.

Yang menarik, sebelum terangkat ke surga, Yesus memberkati murid-murid-Nya. Ini menunjukkan bahwa Ia tidak pergi dengan meninggalkan mereka begitu saja, melainkan mengangkat mereka dalam doa dan kasih-Nya. Berkat itu menjadi tanda bahwa walau tidak lagi hadir secara fisik, Yesus tetap menyertai umat-Nya melalui Roh Kudus dan melalui Gereja-Nya.

Para murid, alih-alih sedih karena ditinggalkan, justru bersukacita. Mereka kembali ke Yerusalem dan memuliakan Allah. Ini menunjukkan bahwa mereka memahami: kenaikan Yesus bukan perpisahan, tetapi penggenapan janji dan awal karya baru — karya pewartaan Injil ke seluruh dunia.

Yesus naik ke surga bukan untuk menjauh, tetapi untuk memenuhi segalanya dengan kehadiran-Nya yang ilahi. Ia memanggil kita untuk melanjutkan tugas para murid: menjadi saksi kasih, pengampunan, dan pengharapan di dunia. Apakah hidup kita sudah menjadi kesaksian atas kasih dan kuasa Kristus?

Doa Penutup

Tuhan Yesus yang mulia, Engkau telah naik ke surga, namun Engkau tidak meninggalkan kami sendirian. Engkau memberkati para murid-Mu dan mengutus Roh Kudus agar kami tetap dikuatkan dalam iman. Teguhkanlah kami untuk menjadi saksi-Mu yang setia, agar hidup kami memancarkan sukacita dan pengharapan kepada dunia. Semoga kami selalu percaya bahwa Engkau menyertai kami dalam setiap langkah hidup ini.

Datanglah, ya Roh Kudus, penuhi hati kami dengan kuasa dan cinta-Mu, agar kami mampu mewartakan Injil dengan keberanian dan kasih. Dalam nama Yesus, Tuhan yang hidup, Amin.

***

Santa Teodosia dari Konstantinopel, Martir

Sebagai martir dari Konstantinopel, Teodosia adalah salah seorang martir dari gereja Katolik Timur. Ia menderita penganiayaan hebat dari para musuh Gereja pada abad kedelapan (745) pada masa pemerintahan kaisar Konstantin V.

Pada tahun 726, kaisar Byzantium Leo III mengeluarkan sebuah dekrit yang melarang pemujaan terhadap gambar-gambar kudus. Putranya Konstantin, yang menggantikan dia terus melanjutkan politiknya dalam memberantas praktek pemujaan terhadap gambar-gambar kudus. Ia memerintahkan pengrusakan atas sebuah lukisan Yesus yang termasyur di biara santo Anastasius di Konstantinopel. Teodosia sebagai seorang biarawati di biara itu mencoba menyembunyikan lukisan itu. Karena itu ia ditangkap dan dianiayan hingga mati.

Santo Max(iminus), Uskup

Max(iminus) adalah Uskup di kota Trier, Jerman. Ia meninggal di pengasingan ketika dibuang bersama Santo Atanasios dan uskup-uskup lainnya karena melawan bidaah Arianisme. Ia meninggal pada tahun 346.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini