Selasa, April 8, 2025
26.3 C
Jakarta

Presiden Prabowo Mengenang Mgr. Petrus Turang Sebagai Sosok yang Cita Rakyat

KUPANG, Pena Katolik – Uskup Agung Emeritus Kupang, Mgr. Petrus Turang wafat di Jakarta, 4 April 2025. Tak lama setelah kabar ini berhembus, Presiden Prabowo Subianto datang melayat di Katedral Jakarta, tempat jenazah Mgr. Turang disemayamkan sebelum diberangkatkan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Presiden RI Prabowo Subianto mengenang Mgr. Turang sebagai pribadi yang rendah hati. Ia mengaku punya hubungan saudara dengan Petrus Turang.

“Saya datang melayat karena memang Mgr Turang, memang saya kenal baik, sering ketemu dan juga ada hubungan keluarga juga,” kata Prabowo kepada awak media.

Prabowo memandang Mgr. Turang sebagai pribadi yang rendah hati. Mgr. Turang selalu berpikir positif dan selalu kerja untuk rakyat kecil. Ungkapan duka Prabowo disampaikan ketika melawat ke Gereja Katedral Jakarta. Ia disambut oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo.

Mgr. Turang meninggal dunia karena komplikasi penyakit di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta Selatan. Setelah Misa Requem di Jakarta, jenazah Mgr. Turang diterbangkan ke Kupang, 5 April 2025 dan tiba disambut ribuan umat Katolik.

Dalam perjalanan dari Bandara El Tari, tidak sedikit umat Katolik dan warga kota Kupang yang telah menunggu di pinggiran jalan. Begitupun saat jenazah dibawa ke Gereja Katedral Kristus Raja Kupang, ratusan umat Katolik dan warga menunggu di sepanjang jalan yang dilalui untuk memberi penghormatan. Jenazah baru tiba di Gereja Katedral pukul 14.30 Wita untuk disemayamkan.

Rencananya, jenazah Mgr. Petrus Turang akan dimakamkan dalam kompleks gereja katedral pada Selasa 8 April 2025.

Uskup Agung Kupang (1997-2024) Mgr. Petrus Turang. IST

Tokoh Kerukunan

Mgr. Turang menjadi uskup selama 27 tahun di Keuskupan Agung Kupang dikenal sebagai sosok yang tegas bagi umat Katolik, serta selalu menjaga kerukunan dan toleransi. Hal tersebut disampaikan Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenino, Sabtu 5 April 2025 di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang saat prosesi penghormatan.

“Karakter yang saya tahu itu orangnya sangat tegas, prinsipil, jadi orangnya keras, tegas tapi memang hati kebapaannya itu luar biasa,” kata Mgr. Hironimus.

Menurut Mgr. Hironimus, ketegasan Petrus Turang itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi seluruh imam Katolik yang pernah bekerjasama dengan Petrus Turang.

Dia menyampaikan selain memiliki ketegasan, Petrus Turang juga menjadi tauladan bagi para imam Katolik dan juga umat Katolik di NTT saat masih menjadi Uskup Agung Kupang selama 27 tahun.

“Jadi memang dia sendiri tidak hanya fokus hanya pada hal-hal spritual dan rohani tetapi juga dengan hal-hal manusiawi soal kesejahteraan hidup masyarakat,” jelas Hironimus.

Mgr. Turang telah menjadi tokoh sentral di NTT dalam menjaga kerukunan dan toleransi. Petrus Turang menjalin hubungan yang baik dengan seluruh lapisan umat beragama dan juga tokoh-tokoh agama di NTT.

“Soal kerukunan, soal persaudaraan, soal berjalan dengan semua unsur, semua pihak, dengan pemerintah dengan masyarakat, dengan tokoh-tokoh umat, dengan tokoh-tokoh agama dan sebagainya membangun suatu kerukunan hidup dan itu sudah dibuat secara konsisten selama 27 tahun,” tutur Mgr. Hironimus.

Tegas Disiplin

Petrus Turang diangkat menjadi Uskup sejak 27 Juli 1997 dan baru mengakhiri masa pengabdian pada 9 Mei 2024, kemudian digantikan Mgr. Hironimus Pakaenoni.

Mgr. Turang (23 Februari 1947 – 4 April 2025) adalah seorang prelatus Gereja Katolik Roma Indonesia yang dikenal karena dedikasinya dalam pelayanan gereja, khususnya sebagai Uskup Agung Kupang dari tahun 1997 hingga 2024.

Lahir di Tataaran, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Turang menempuh pendidikan di Seminari Menengah Kakaskasen, Tomohon. Ia lalu melanjutkan studi di Seminari Tinggi Pineleng dan menyelesaikannya pada tahun 1975. Pada tahun 1979, ia meraih lisensiat di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Kepausan Gregoriana di Roma.

Kepemimpinan Gereja

Turang ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Manado pada 18 Desember 1974. Selama periode 1979 hingga 1984, ia mengemban tugas ganda sebagai Delegatus Sosial Keuskupan Manado sekaligus pengajar sosiologi di Seminari Tinggi Pineleng. Ia kemudian berperan penting dalam Komisi Pembangunan Ekonomi dan Sosial Indonesia, menjabat sebagai sekretaris sejak 1984 hingga 1996. Di samping itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia dari 1994 hingga 1997.

Pada 21 April 1997, Turang diangkat menjadi Uskup Agung Koajutor Keuskupan Agung Kupang, ia lalu menggantikan Uskup Agung Gregorius Manteiro sebagai Uskup Agung Kupang. Ia ditahbiskan sebagai uskup pada 27 Juli 1997 di Kupang dengan penahbis utama Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ. Setelah Mgr. Manteiro wafat pada Oktober 1997, Turang resmi menggantikan posisi tersebut.

Sebagai uskup agung, Turang berperan penting dalam perkembangan Gereja Katolik di Nusa Tenggara Timur. Pada Maret 2024, Mgr. Turang mengumumkan penunjukan Mgr. Hironimus Pakaenoni sebagai penerusnya sebagai Uskup Agung Kupang, yang menandai akhir masa jabatannya. Ia juga terlibat dalam tahbisan episkopal Mgr. Roni pada Mei 2024.

Menghadapi masalah kesehatan, terutama penyakit jantung, Mgr. Turang menjalani sejumlah prosedur medis, termasuk pemasangan tiga stent. Pada Januari 2025, kesehatannya menurun dan ia dirawat intensif di rumah sakit.

Pada 4 April 2025, Mgr. Petrus Turang menghembuskan nafas terakhirnya. Jenazahnya disemayamkan di Katedral Jakarta sebelum dibawa ke Kupang untuk upacara pemakaman terakhir. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini