Jumat, Juli 4, 2025

Bacaan dan Renungan Jumat, 11 April 2025, Hari Biasa Pekan Prapaskah V (Ungu)

Bacaan I: Yer 20:10-13

AKU telah mendengar bisikan banyak orang: “Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!”

Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: “Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!”

Tetapi Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.

Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!

Ya Tuhan semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.

Menyanyilah untuk Tuhan, pujilah Tuhan! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.

Mazmur: 18:2-3a.3bc-4.5-6.7

Ref. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku.

  • Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku! Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku.
  • Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat daripada musuhku.
  • Tali-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku; tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.
  • Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan. Kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya

Bacaan Injil: Yoh 10:31-42

SEKALI peristiwa orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”

Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”

Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?

Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”

Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.

Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.” Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus

***

Santo Stanislaus, Uskup dan Martir

Santo Stanislaus lahir di Szczepanow, Polandia selatan pada tanggal 26 Juli 1030. Ketika itu ibu-bapanya sudah memasuki usia senja. Boleh dikatakan Stanislaus adalah hadiah Allah kepada kedua orangtuanya yang tidak kunjung putus berdoa untuk mendapatkan seorang anak. Ibu bapanya mempersembahkan kembali dia kepada Allah yang telah mengabulkan permohonan mereka.

Ketika meningkat remaja, Stanislaus ternyata menunjukkan kepintaran yang luar biasa. Cita-cita hidupnya hanya satu, yakni menjadi abdi Allah sebagai seorang rahib. Cita-cita luhur ini baru terwujud setelah kedua orangtuanya meninggal dunia. Sebagai anak tunggal, ia tidak mempunyai suatu keterikatan kepada siapapun. Ia melepaskan segala-galanya, termasuk harta warisan orangtuanya lalu memasuki pendidikan imamat.

Ia ditabhiskan menjadi imam setelah menyelesaikan studinya di Gniezno, Polandia Barat. Dalam karyanya ia terkenal sebagai pengkhotbah ulung di Katedral Krakow. Kerajinan, kesalehan dan kepandaiannya membuat dia sangat berpengaruh di seluruh ke uskupan Krakow dan Kerajaan Polandia. Akhirnya pada tahun 1072, ia ditabhiskan menjadi uskup di kota Krakow atas restu Paus Aleksander II (1061-1073).

Pada masa kepemimpinannya, Kerajaan Polandia di kuasai oleh Raja Boleslaus (1058-1079), seorang raja yang cakap tetapi sombong dan cabul. Nafsu kuasanya yang besar mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji di hadapan mata rakyatnya. Ia menikahi dengan paksa isteri seorang prajuritnya. Perbuatan ini merupakan contoh yang sangat buruk bagi seluruh rakyat. Mendengar berita itu, Uskup Stanislaus segera berangkat ke istana untuk menegur raja. Karena Boleslaus tidak peduli akan tegurannya, ia mengekskomunikasi Boleslaus dari Gereja.

Tindakan ekskomunikasi inipun tidak dihiraukan. Boleslaus tetap masuk ke Gereja untuk mengikuti kurban misa seperti sedia kala. Pada suatu ketika, ia mengikuti perayaan misa kudus di gereja katedral. Ketika imam, pemimpin misa itu melihat Boleslaus ikut serta dalam perayaan itu, ia segera menghentikan perayaan dan meninggalkan altar. Boleslaus marah dan dengan pengawal-pengawalnya segera mencari Uskup Stanislaus yang mengekskomunikasinya. Mereka menemukan dia di kapelnya. Stanislaus yang sedang merayakan misa pada saat itu ditangkap dan dibunuh dengan kejam. Peristiwa naas ini terjadi pada tahun 1097. Stanislaus dikuburkan disebuah kapela dan pada tahun 1088 dipindahkan di Gereja Katedral Krakow. Ia digelari kudus oleh Sri Paus Innocentius IV (1243-1254) pada tahun 1523.

Santo George Gersave OSB, Martir

Sewaktu masa mudanya, George terkenal sebagai anggota pembajak laut pimpinan Francis Drake. Namun ia kemudian bertobat dan menajadi imam. Ia dihukum mati karena melayani umat di Inggris. George meninggal dunia pada tahun 1608.

***

Paksa Diri Mendengar Sabda

SEBAGAI persiapan menghadapi banjir musiman yang bakal tiba, gubernur di suatu provinsi bertanya kepada seorang Pastor tentang kemungkinan berapa banyak orang yang bisa tidur di gerejanya nanti jika gerejanya dipakai sebagai tempat pengungsian. Pastot pun menjawab, “Kalau di ibadah pada hari Minggu, biasanya sih yang tidur antara 30 sampai 50 orang, Pak.” Memang ini hanyalah sebuah humor tetapi tidak sedikit orang yang menjadikan gereja sebagai tempat tidur yang nyaman.

   Demikian juga dengan Eutikhus yang tertidur pada saat mendengarkan khotbah Paulus. Usahanya untuk mendengarkan Paulus sampai larut malam jelas melampaui daya tahan Eutikhus yang sudah sangat lelah. Lukas penulis Kisah Para Rasul mencatat, “…. orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidur lelap….” Ada beberapa hal yang dapat membuat Eutikhus ini tertidur. Pertama, saat itu sudah terlalu malam. Tetapi mengapa hanya dia saja yang mengantuk dan tertidur sedangkan yang lain tidak? Kedua, Paulus amat lama berbicara. Ada orang-orang yang bahkan menyalahkan Paulus. Tetapi jika kita perhatikan ini ini tidak benar karena setelah peristiwa Eutikhus, Paulus bahkan masih meneruskan kotbahnya sampai pagi dan orang-orang yang lain masih tetap mendengarkan.

Ketiga, ia lelah bekerja sepanjang hari sehingga fisiknya tidak kuat untuk begadang semalam suntuk. Keempat, karena penerangan dalam ruangan itu memakai banyak lampu yang membuat udara dalam ruangan itu berasap dan pengap, ia lalu duduk di dekat jendela mencari angin segar. Tetapi justru ia mendapatkan angin yang sepoi-sepoi, sehingga membuatnya mengantuk dan tertidur. Karena itu perhatikanlah pada waktu mencari tempat duduk di dalam gereja, jauhilah sorotan angin AC dan orang yang selalu mengajak bicara pada waktu ibadah. Kelima, mungkin karena ia kurang rindu pada firman Tuhan!

   Pernahkah kita melihat orang yang tertidur bukan karena terlalu lama Pastor berkotbah, tetapi begitu Pastor naik ke mimbar ia sudah tertidur? Kejadian ini disebut sebagai “anchoring” atau “terjangkar”. Pikiran orang tersebut sudah terjangkar atau terpaku kepada kondisi jika Pastor naik ke mimbar maka saat itulah jam tidur kita dimulai. Mengapa bisa terjadi hal seperti ini? Ini terjadi karena kebiasaan.

Mulanya bisa saja disebabkan karena khotbah yang membosankan dan fisik yang capek, sehingga membuatnya tertidur. Tetapi jika hal ini terjadi berulang-ulang, maka tertidur di gereja ini akan menjadi kebiasaan. Begitu melihat Pastor naik ke mimbar, rasa kantuk mulai terasa. Begitu Pastor mulai berkhotbah, ia segera tertidur. Hal ini sama seperti “ingat beras ingat cosmos” hanya saja disini “ingat Pastor ingat tidur”. Harus ada kemauan yang kuat untuk memprogram ulang kebiasaan tidak baik ini.

Paksakan diri kita untuk mendengarkan firman Tuhan, jika kita berhasil memaksakan kebiasaan baik ini, maka kita tidak akan pernah tertidur lagi di gereja. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, tolonglah aku agar dapat berkonsentrasi penuh saat beribadah kepada-Mu, khususnya saat mendengarkan firman-Mu. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini