Selasa, April 1, 2025
26.3 C
Jakarta

Kisah Ketika Paus Fransiskus “Dilindungi” oleh Paus Benediktus VI: “Intrik dan Rahmat di Balik Suksesi Kepausan”

VATIKAN, Pena Katolik – Tidak ada Paus dalam sejarah yang berbicara tentang hubungannya dengan pendahulunya, tetapi itulah yang dilakukan Paus Fransiskus dalam buku wawancara baru yang menarik berjudul El Sucesor, Mis Recuerdos de Benedicto XVI ‘Sang Penerus, Kenangan Saya tentang Benediktus XVI’.

Dalam buku ini, Paus Fransiskus tidak hanya mengungkap aspek-aspek yang sebelumnya tidak diketahui tentang hubungannya dengan Paus Benediktus XVI, tetapi juga berbicara tentang apa yang terjadi dalam konklaf tahun 2005. Saat itu, Kardinal Josep Ratzinger terpilih dan menjadi Paus Benediktus XVI.

“Kami makan bersama di sini (di Wisma Santa Marta, tempat tinggal Fransiskus-red) dan di Biara Mater Ecclesiae (tempat tinggal Benediktus-red), kami berdoa bersama dan kami membicarakan segalanya,” kata Paus Fransiskus kepada Javier Martínez Brocal. Brocal adalah seorang jurnalis dan koresponden Spanyol untuk surat kabar harian ABC Spanyol. Ia mewawancarai Paus dalam tiga kesempatan pada paruh kedua tahun 2023 dan awal tahun 2024. Wawancara ini menjadi buku setebal 238 halaman, yang akan diterbitkan pada tanggal 3 April 2025.

Jelas dari buku ini bahwa Paus Fransiskus ingin memberikan kisah pribadinya sendiri tentang hubungannya dengan Benediktus XVI, khususnya percakapan di antara mereka sejak hari pemilihannya pada tanggal 13 Maret 2013, hingga hari kematian pendahulunya, 31 Desember 2022.

Melindungi Bergoglio

Paus Fransiskus mengingat, ketika ia menjadi Uskup Agung Buenos Aires, beberapa orang di Kuria Roma “menggoyangnya” dengan cara yang berlebihan. Goncangan itu sedemikian berat sehingga pada tahun 2011, ketika ia menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagaimana diharuskan oleh Hukum Gereja, saat mencapai usia 75 tahun, beberapa orang di Kongregasi untuk Uskup telah mengatur agar Benediktus XVI menerima pengunduran dirinya segera.

Para pejabat di Kongregasi untuk Uskup bahkan telah menyiapkan nama penggantinya untuk dipertimbangkan oleh Paus. Cerita “berbelok” ketika Kardinal Marc Ouellet, yang saat itu menjadi prefek Kongregasi untuk Uskup, membawa surat itu kepada Benediktus XVI.

“Paus memegangnya di tangannya dan kemudian melambaikan tangan. Saya tidak tahu mengapa Kardinal Bergoglio memiliki begitu banyak musuh di sini,” kenang Paus Fransiskus menceritakan pendahulunya Benediktus XVI.

Benediktus XVI menolak pengunduran diri Kardinal Bergoglio dan berkata kepada Karidnal Ouellet untuk memperpanjang masa pelayanan Kardinal Bergoglio untuk masa dua tahun.

“Mari kita beri dia waktu dua tahun lagi.”

Pada tanggal 14 Oktober 2005, Benediktus XVI menentang pertentangan dari dalam Vatikan dan memutuskan untuk menghadiri pembukaan Konferensi Waligereja Amerika Latin di Aparecida, Brasil, atas undangan tiga kardinal Amerika Latin, di antaranya Kardinal Bergoglio. Dalam pidatonya di hadapan majelis pada tanggal 13 Mei 2007, Benediktus XVI dengan hangat menyambut semua peserta, kenang Paus Fransiskus, dan “membuka banyak pintu”.

“Setiap paus membentuk kepausan dengan gayanya sendiri,” Fransiskus mengakui.

Kepausan Benediktus XVI ditandai dengan “teologi [yang dilakukan] sambil berlutut” dan “kontemplasi” yang penuh doa. Ia akan dikenang karena trilogi yang tak ternilai tentang kehidupan Yesus, tetapi terutama karena keputusannya untuk mengundurkan diri yang, merupakan keputusan yang dipikirkan di hadapan Tuhan.

“Benediktus mengundurkan diri karena kejujuran. Ia adalah orang yang sama sekali tidak terikat pada kekuasaan,” kata Paus Fransiskus.

Ketika ditanya apakah Benediktus disalahpahami sebagai paus, Paus Fransiskus berkata: “Semua paus memiliki dimensi kesalahpahaman. Sekelompok orang di Kuria [Romawi] membuat hidup Yohanes Paulus II menjadi mustahil. Saya pikir dalam kasus Benediktus, mereka tidak memahami kebebasan internal yang dimilikinya.”

Paus Benediktus XVI berjumpa dengan Kardinal Jose Mario Bergoglio SJ di Vatikan. Winsor Star
Paus Benediktus XVI berjumpa dengan Kardinal Jose Mario Bergoglio SJ di Vatikan. Winsor Star

Pemilihan Paus Fransiskus

Menanggapi pertanyaan tentang konklaf 2013, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa meskipun ia menerima “beberapa suara” dalam pemungutan suara pertama pada tanggal 12 Maret dan “banyak suara” dalam pemungutan suara kedua dan ketiga pada pagi hari tanggal 13 Maret, ia menganggap ini sebagai “suara yang ditahan” (votos de depósito) yang akan dialihkan kepada orang lain ketika ada kesempatan dalam konklaf.

Paus Fransiskus mengakui, bahwa ia tidak sepenuhnya memahami kemungkinan terpilih menjadi Paus. Sampai waktu makan siang pada tanggal 13 Maret, sekelompok kardinal yang tidak begitu dikenalnya mulai menanyainya tentang aspek-aspek teologi pembebasan. Di akhir makan siang itu, ia mulai memahami dengan jelas apa yang sedang terjadi.

Paus Fransiskus mengenang, Kardinal Santos Abril dari Spanyol bertanya kepadanya, apakah benar bahwa ia hanya memiliki satu paru-paru. Ia mengklarifikasi bahwa itu tidak benar; ia pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru kanannya pada tahun 1957 karena kista.

Rumor ini dibaca Paus Fransiskus sebagai “manuver menit-menit terakhir” untuk menghalangi pemilihannya. Ia juga ingat bahwa ketika beberapa kardinal berkonsultasi dengan Kardinal Angelo Scola, yang merupakan kandidat utama lainnya untuk menjadi Paus, Kardinal Italia itu mengatakan kepada pada kardinal lain, “Pilih Bergoglio.”

Setelah makan siang, meskipun menyadari kemungkinan terpilihnya dirinya, Kardinal Bergoglio tetap tidur siang sebentar seperti biasa. Saat memasuki ruang konklaf, ia memperoleh lebih banyak suara pada pemungutan suara keempat. Pemungutan suara sempat diulang, karena beberapa kardinal keliru memberikan dua lembar suara. Paus Fransiskus terpilih pada pemungutan suara kelima.

Paus Fransiskus tidak mengungkapkan penghitungan suara dalam wawancara tersebut. Belakangan Brocal menuliskan dalam buku The Election of Pope Francis, bahwa Paus Fransiskus menerima 26 suara pada pemungutan suara pertama dan 85 pada pemungutan suara terakhir.

Fransiskus mengakui kepada Tn. Brocal bahwa ia tidak mempersiapkan pidato yang ia sampaikan dari balkon tengah Basilika Santo Petrus ketika ia menyapa umat untuk pertama kalinya sebagai paus.

“Saya tidak memikirkannya sebelumnya. Kata-kata itu keluar begitu saja.”

Paus Fransiskus memeluk Paus Benediktus XVI emeritus di kediaman musim panas kepausan di Castel Gandolfo, Italia, 23 Maret 2013. Paus Fransiskus melakukan perjalanan dengan helikopter dari Vatikan ke Castel Gandolfo untuk pertemuan pribadi dengan Paus yang telah pensiun.(L'Osservatore Romano, 23 Maret 2013)
Paus Fransiskus memeluk Paus Benediktus XVI emeritus di kediaman musim panas kepausan di Castel Gandolfo, Italia, 23 Maret 2013. Paus Fransiskus melakukan perjalanan dengan helikopter dari Vatikan ke Castel Gandolfo untuk pertemuan pribadi dengan Paus yang telah pensiun.(L’Osservatore Romano, 23 Maret 2013)

Percakapan Pertama

Paus Fransiskus kemudian mengingat percakapan telepon pertamanya dengan Paus Emeritus Benediktus XVI setelah pemilihannya, dan mengungkapkan detail menarik tentang pertemuan pertamanya dengan Benediktus XVI di Castel Gandolfo pada tanggal 23 Maret 2013, 10 hari setelah pemilihannya. Mereka berdoa bersama “sebagai saudara,” berlutut berdampingan di kapel.

Kemudian, Benediktus XVI membawa ke ruang duduk kotak yang berisi dokumentasi dari penyelidikan skandal Vatileaks, yang digambarkan Fransiskus sebagai “operasi yang bengkok.”

“Benediktus memberi tahu saya semuanya,” lanjut Paus.

“Ia telah menyingkirkan orang ini [yang terlibat], dan mengganti orang itu, dan seterusnya.”

Paus Emeritus kemudian menyarankan agar ia “mengganti” beberapa orang lain, di mana Paus Fransiskus akhirnya melakukan usulan itu pada waktunya.

Merenungkan transisi dari Benediktus XVI sebagai Paus kepada dirinya sendiri, Paus Argentina itu menekankan, bahwa dalam sejarah kepausan, dan tentu saja sejak Leo XIII, selalu ada unsur “kontinuitas” dan “perbedaan”.

Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa ia dan Benediktus “membicarakan segala hal,” dan sering kali Benediktus akan “memperluas bidang [diskusi],”.

” Ini membantu saya membuat keputusan yang baik. Benediktus tidak pernah berkata, ‘Saya tidak setuju’,” kata Paus Fransiskus, tetapi ia mengakui bahwa ia tidak pernah berbicara dengan Benediktus XVI tentang Traditionis Custodes, surat apostolik yang diterbitkan pada bulan Juli 2021. Surat ini berisi pembatasan besar pada perayaan Misa Latin dan sakramen-sakramen dalam ritus pra-Vatikan II.

Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa ia telah menyimpan “semua korespondensi” yang ia terima dari Benediktus XVI.

Sosok Pemberani

Paus Fransiskus mengatakan bahwa ia pertama kali mengenal Joseph Ratzinger “melalui tulisan-tulisannya”. Ia mengingat, bahwa sebagai seorang teolog, Ratzinger adalah orang pertama yang mengajukan pertanyaan tentang “reformasi” di Konsili Vatikan II. Ia berbagi cerita tentang bagaimana ia membaca beberapa “teks yang sangat mendalam” karya Ratzinger di Communio, sebuah jurnal teologi internasional. Paus Fransiskus menggambarkan pandangan teologi Benediktus XVI sebagai “terbuka”.

Paus Fransiskus ,mengungkapkan bahwa sebagai Uskup Agung Buenos Aires, setiap kali ia pergi ke Roma, ia mengunjunginya di Kantor Kongregasi Ajaran Iman. Pada berbagai kesempatan, Kardinal Bergoglio meminta nasihat, termasuk pertanyaan tentang “pelecehan”.

Paus Fransiskus mengenang pendahulunya “sebagai seorang yang pemberani”. Ia mengingat, ketika Kardianl Ratzinger masih sebagai Prefek Kongregasi Ajaran Iman, saat itu, kardinal asal Jerman itu menghadiri sebuah pertemuan di Sekretariat Negara Vatikan untuk membahas kasus Marcel Maciel, pendeta pendiri Legioner Kristus yang dituduh melakukan pelecehan. Ketika ia kembali ke kantornya, Kardinal Ratzinger berkata, “Pihak lain menang.” Ungkapan ini bermakna, ada pihak tertentu yang menghalangi penyelidikan.

Paus Fransiskus menceritakan, Kardinal Ratzinger adalah seorang pejuang yang tidak gampang menyerah. Kardinal Ratzinger akan melakukan apa yang menurutnya benar.

Ketika ada fakta skandal pelecehan, Kardinal Ratzinger lah yang memulai “membersihkan”. Kemudian, sebagai paus, Benediktus XVI kemudian “menangani” dengan cepat persoalan Pastor Maciel dan para Legioner, yang sebelumnya gagal ia selesaikan ketika masih menjadi Perfek Kongregasi Ajaran Iman.

“Paus Benediktus XVI adalah orang yang bertindak dengan kebebasan yang besar,” kata Fransiskus.

Paus Fransiskus mengatakan, Sebagai paus emeritus,

“Ia membiarkan saya tumbuh dalam kebebasan untuk mengambil keputusan. Ia tidak pernah ikut campur. Ia tidak pernah berhenti mendukung saya,” ujar Paus Fransiskus.

“Saya mendukung Anda,” kenang Paus Fransiskus menirukan perkataan Paus Benediktus XVI.

Konklaf 2005

Dalam buku tersebut, Paus Fransiskus juga menceritakan tentang konklaf tahun 2005 yang memilih Kardinal Ratzinger dan konklaf tahun 2013 di mana Fransiskus terpilih sebagai paus. Selama ini, para kardinal diminta bersumpah untuk tidak mengungkapkan apa yang terjadi selama konklaf, tetapi paus memiliki hak untuk bercerita. Pada kesempatan inilah, Paus Fransiskus menceritakan apa yang terjadi selama konklaf tahun 2005, di mana orang percaya, saat itu ia menjadi runner-up.

Paus Fransikus menyadari, bahwa pada pemungutan suada awal, ia “dimanfaatkan” untuk menghalangi pemilihan Kardinal Ratzinger. Para kardinal memilih Kardinal Bergoglio saat itu, dan pada pemungutan suara ketiga ia telah menerima 40 suara, jumlah yang cukup untuk menghalangi pemilihan Ratzinger.

Jika pada kardinal terus memilihnya, Kardinal Ratzinger akan mengundurkan diri karena tidak mungkin ada suara tambahan lagi. Para kardinal kemungkinan akan bersatu memilih kandidat lain, karena seperti yang ia ketahui kemudian, beberapa kardinal tidak menginginkan “orang asing” (yaitu, orang non-Italia) sebagai paus.

Kardinal Bergoglio memahami manuver itu. Selanjutnya, ia memberi tahu Kardinal Darío Castrillón Hoyos agar tidak “bermain api” dengan memilihnya.

“Jangan mempermainkan pencalonan saya, saya tidak akan menyetujuinya (tidak bersedia menjadi Paus). Tinggalkan saya,” ujar Paus Fransiskus mengenang konklaf tahun 2005 itu. Salam konklaf, seorang kardinal yang mendapat suara terbanyak memiliki hak untuk menolak dipilih menjadi Paus.

Alhasil, banyak kardinal mengubah suara mereka dan memilih Kardinal Ratzinger. Paus Jerman itu terpilih dalam pemungutan suara keempat.

“Dialah kandidat saya!” ungkap Fransiskus.

Paus Fransiskus menjelaskan alasannya. Saat itu ia meyakini, bahwa hanya Kardinal Ratzinger lah yang pantas dipilih menjadi Paus karena kemampuan dan pengalamannya.

“Pada saat itu, dialah satu-satunya yang dapat menjadi paus,” ujar Paus Fransiskus.

Setelah masa kepausan yang dinamis, penuh inisiatif, dan suka berkeliling dunia seperti masa Yohanes Paulus II, ada kebutuhan akan seorang paus yang akan menjaga keseimbangan, seorang paus transisi. Paus Fransiskus mengatakan, jelas Roh Kudus adalah tokoh utama dalam konklaf tersebut.

Melihat ke belakang, Paus Fransiskus mengatakan, barangkali kalau ia terpilih pada 2005, ia tidak akan dapat melakukan apa pun sebagai paus. Paus Fransiskus mengatakan, Benediktus XVI adalah seorang pria yang membawa “gaya baru”, namun, ia juga mengakui, tidak mudah bagi Benediktus XVI menghadapi banyak perlawanan di Vatikan. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini