Selasa, Maret 18, 2025
28.2 C
Jakarta

Empat Devosi Kepada Yesus Tersalib untuk Masa Prapaskah

JAKARTA, Pena Katolik – Setiap umat Katolik merasa tertarik untuk merenungkan penyaliban Yesus selama Masa Prapaskah. Jalan Salib adalah contoh utama devosi Prapaskah populer yang berfokus hampir seluruhnya pada penderitaan dan kematian Yesus.

Selain Jalan Salib, umat Katolik selama Masa Prapaskah juga lebih berfokus pada momen penyaliban Yesus. Salah satu bentuk devosi yang paling sederhana adalah menatap salib, merenungkan penderitaan hebat yang Yesus derita bagi seluruh umat manusia.

Selama berabad-abad umat Katolik telah mengembangkan berbagai devosi kepada Juruselamat yang disalibkan dan Direktori mencantumkan empat devosi yang paling populer:

1. Devosi Ecce Homo

  1. Devosi kepada ‘Ecce Homo,’ Kristus yang dimahkotai dengan duri dan berpakaian jubah ungu’ (Yohanes 19, 5), dan diperlihatkan kepada orang banyak oleh Pilatus.” Gambaran dari devosi ini dapat ditemukan dalam lukisan St. Albert Chmielowski. Lukisan itu memperlihatkan, “seorang pria cacat, memegang buluh sebagai ganti tongkat kerajaan, dengan mahkota duri menusuk pelipisnya. Matanya setengah tertutup karena rasa sakit dan penderitaan yang tak tertahankan.”

Itu adalah gambaran kerendahan hati yang murni, karena Yesus diejek sebagai “raja,” sambil meneteskan darah.

Devosi Ecce Homo menarik banyak umat Katolik Timur. Mereka menggunakan gambar Yesus yang sama untuk Pekan Suci. Penderitaan Yesus dimaksudkan untuk mengingat kasih-Nya yang besar bagi umat manusia dan bagaimana penderitaan-Nya memberi jalan kepada Pesta Pernikahan Anak Domba.

2. Lima Luka Kristus

Devosi lain tercantum adalah Devosi Kepada Lima Luka Suci Kristus, khususnya di lambung Kristus, yang darinya mengalir darah dan air untuk keselamatan umat manusia (Yohanes 19, 34).”

Devosi ini muncul pada abad ke-12 dan ke-13 ketika umat Kristen mulai menemukan kembali Tanah Suci dan tertarik untuk merenungkan Sengsara Yesus. St. Bernard dari Clairvaux menyampaikan homili yang menyoroti luka-luka Kristus, yang menjadi teks utama yang mendukung Devosi ini.

“Di mana orang yang lemah dapat menemukan tempat yang aman dan damai, kecuali dalam luka-luka Juruselamat? Sungguh, semakin aman tempat saya di sana, semakin banyak yang dapat Dia lakukan untuk membantu saya.”

“Luka-luka Kristus selanjutnya dipersempit menjadi ‘Lima Luka Suci’, yang mencakup luka-luka di tangan kanan, tangan kiri, kaki kanan, kaki kiri, dan lambung Yesus. Ini diperingati dalam liturgi selama Misa Malam Paskah ketika pendeta menaruh lima butir kemenyan di Lilin Paskah untuk menghormati lima luka.”

Devosi khusus ini, dikombinasikan dengan devosi pertama, merupakan favorit Paus Fransiskus. Bahkan, ia pernah menjelaskan:

“Pada malam hari, sebelum tidur saya berdoa lima kali “Bapa Kami”, satu untuk setiap luka Yesus, karena Yesus telah membersihkan kita dengan luka-luka-Nya. Jika saya melakukan ini, Anda juga dapat melakukannya, di rumah Anda, dan berkata: ‘Tuhan, jika Engkau berkenan, Engkau dapat membersihkan saya’. Saya memikirkan luka-luka Yesus dan mengucapkan ‘Bapa Kami’ untuk setiap luka. Yesus selalu mendengarkan kita.”

3. Devosi Merenungkan Tempat Sengsara Yesus

Devosi Merenungkan Tempat Sengsara: pilar tempat Kristus dicambuk, tangga Praetorium, mahkota duri, paku, dan tombak yang menusuk-Nya. Devosi khusus ini khususnya berkembang di Roma.

Devosi ini kembali berfokus pada unsur-unsur yang menyebabkan Yesus menderita kesakitan yang amat sangat demi kemanusiaan. Unsur-unsur tersebut merupakan “alat-alat kasih” Yesus bagi kita semua.

4. Kain Kafan Suci

Devosi Kain Kafan Suci merujuk pada Kain Kafan Turin, kain yang bergambar seorang pria yang mengalami penyiksaan yang amat sangat. Sementara banyak yang memperdebatkan keaslian Kain Kafan Turin, masih ada fakta bahwa Yesus ditutupi kain besar dan kain itu kemungkinan berisi cetakan tubuhnya yang berlumuran darah.

Umat Katolik diingatkan untuk merenungkan misteri Salib yang berguna untuk menekankan seluruh peristiwa Sengsara, seperti halnya dalam tradisi Alkitab. Yesus tentu saja sangat menderita, tetapi kabar baiknya adalah bahwa Ia bangkit dari kematian, yang merupakan gambaran dari apa yang akan terjadi kepada kita semua di akhir zaman. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini