Bacaan dan Renungan Senin, 3 Maret 2025, Hari Biasa Pekan Biasa ke-VIII (Hijau)

0
48

Bacaan I – Sir. 17:24-29

Namun untuk orang yang menyesalpun Tuhan membuka jalan kembali, dan orang yang kehilangan ketabahan hati dilipur oleh-Nya.

Berpalinglah kepada Tuhan dan lepaskanlah dosa, berdoalah di hadapan-Nya dan berhentilah menghina.

Kembalilah kepada Yang Mahatinggi dan berpalinglah dari yang durjana, dan hendaklah sangat benci kepada kekejian.

Siapa gerangan di dunia orang mati memuji Yang Mahatinggi, sebagai pengganti orang yang hidup dan yang mempersembahkan pujian?

Dari orang mati lenyaplah pujian seperti dari yang tiada sama sekali, sedangkan barangsiapa yang hidup dan sehat memuji Tuhan.

Alangkah besarnya belas kasihan Tuhan serta pengampunan-Nya bagi semua yang berpaling kepada-Nya!

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah

Mzm. 32:1-2,5,6,7

  • Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
  • Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
  • Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela
  • Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.
  • Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela

Bacaan Injil – Mrk. 10:17-27

Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.

Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!”

Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.”

Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”

Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Santo Marinus, Martir

Untuk memimpin sebuah pasukan tentara Romawi sebanyak 100 orang sangatlah dibutuhkan seorang komandan pasukan (senturio) yang tangkas dan bijaksana. Lebih-lebih karena pasukan ini akan ditugaskan di kota Sasarea, Palestina yang selalu bergolak.

Marinus terpilih untuk menjabat sebagai Senturio. Ketika upacara pelantikan di selenggarakan, tampillah seorang prajurit kafir yang menentang pengangkatan Marinus sebagai Senturio. Menurut dia, pengangkatan Marinus tidak sesuai dengan ketetapan Kaisar karena Marinus beragama Kristen. Sebaliknya, prajurit kafir itu menawarkan diri untuk menjabat sebagai Senturio. Protes prajurit kafir ini diajukan ke hadapan pengadilan untuk di protes. Marinus pun dipanggil menghadap pengadilan. Dia dipaksa dengan kekerasan agar meninggalkan imannya.

Tetapi Marinus yang kokoh imannya itu tidak bersedia meninggalkan imannya. Ia lebih bersedia mati karena Kristus daripada menjadi kafir. Ketegasannya ini mengakibatkan kematiannya sebagai seorang martir pada tahun 262.

Doa Penutup

Tuhan, kami bersyukur atas rahmat yang Engkau berikan. Semoga setiap tindakan kami mencerminkan kasih-Mu dan kami senantiasa menjadi saksi kebaikan dalam dunia ini. Amin.

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini