Selasa, Februari 11, 2025
30.2 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Harian Jumat 14 Februari 2025; Peringatan Wajib St. Sirilus dan St. Metodius (Putih)

Bacaan I – Kejadian 3:1-8

“Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan.

Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya.

Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 32:1-2,5,6,7

Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.

  • Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
  • Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
  • Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
  • Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil Kisah Para Rasul 16:14b

Ref. Alleluya.

Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Bacaan Injil – Markus 7:31-37

“Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu.

Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu.

Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.

Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.

Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Santo Syrilius dan Metodius, Uskup dan Rahib

Kedua kakak beradik ini lahir di Saloniki, Yunani. Mereka menjalani pendidikan di Konstantinopel dengan hasil yang gilang gemilang. Syrilius kemudian menjadi seorang filsuf yang masyur. Oleh Theodora, permaisuri kaisar Konstantinopel, Syrilius ditugaskan untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa yang mendiami tepi sungai Donau.

Sedangkan Metodius adiknya, mengasingkan diri dari dunia ramai dan menjadi seorang rahib. Setelah meletakkan dasar iman yang kokoh bagi umat di tepi sungai Donau, Syrilius kembali ke Konstantinopel. Untuk memperkuat iman dan semangat kerasulannya, ia pergi ke biara adiknya Metodius. Sementara berada disana, Raja Radislaus dari Moravia mengundang para misionaris ke negerinya yang belum beragama Kristen. Metodius bersama Syrilius diutus kesana untuk mewartakan Injil.

Disana Syrilius dan Metodius merayakan liturgi dengan menggunakan bahasa Slavia dalam suasana yang semarak dan indah. Hasil kerasulannya sangat gemilang sehingga nama mereka tersebar hingga ke Roma. Mendengar berita tentang Syrilius dan Metodius, Paus Nikolas I (858-867) memanggil mereka ke Vatikan. Mereka disambut dengan meriah oleh Sri Paus. Tetapi beberapa orang yang iri hati terhadap keberhasilan kedua kakak beradik itu, mengajukan mereka ke pengadilan Sri Paus sebagai pengkhianat karena merayakan liturgi suci dengan menggunakan bahasa Slavia.

Tetapi setelah mendengar keterangan mereka berdua perihal karya kerasulannya, Paus tidak saja menyetujui tindakan dan kebijakan mereka, tetapi juga menabhiskan mereka menjadi Uskup. Sayang tidak lama kemudian, Syrilius meninggal dunia di Roma. Metodius adiknya kembali ke Eropa Timur untuk melanjutkan karyanya di tengah bangsa Slavia. Metodius berhasil memperkokoh iman umat di Yugoslavia, Bulgaria dan Dalmasia. Ia kemudian pergi ke Karintia. Disana ia menghadapi banyak tantangan terutama dari orang-orang yang irihati padanya.

Orang-orang ini melaporkan dia kepada Sri Paus berbagai macam tuduhan yang memojokkan. Guna membela dirinya Metodius pergi ke Roma. Kali ini ia mengalahkan musuh-musuhnya. Sebagai penghormatan baginya, Sri Paus mengangkat dia menjadi Uskup Agung dan ditugaskan di Bohemia dan daerah-daerah lainnya di Eropa Timur. Menurut cerita, Metodiusah yang mendirikan keuskupan Kiev di Rusia.

Pada tahun 885 Metodius meninggal dunia di Cekoslovakia. Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1980 mengangkat Santo Syrilius dan Metodius menjadi Santo pelindung seluruh kawasan Eropa.

Tuli dan Gagap

Pada Renungan Harian Katolik Jumat 10 Februari 2023 Hari ini dalam bacaan injil Markus 7:31-37 kita mendengar Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap yang dibawa kepadaNya. Yesus memisahkan ia dari orang banyak, Yesus ingin berdua saja dengan si tuli dan gagap itu, Yesus ingin berelasi secara personal dan akrab. Dengan begitu, Yesus dapat ‘membuka’ ketulian dan kegagapan yang menghalangi orang itu untuk berelasi dengan orang lain.

Injil hari ini sungguh indah. Jika kita ingin merenungkannya secara lebih mendalam, kita dapat merefleksikan bahwa sebenarnya kita semua juga sakit. Kita juga terkadang sakit Tuli dan gagap.

Kita terkadang tuli terhadap Tuhan yang hadir melalui orang-orang yang berada disekitar kita. Banyak sekali orang-orang yang memerlukan bantuan dari kita, tapi terkadang kita menutup telinga dan berpura-pura tuli sehingga kita memiliki alasan untuk tidak mendengarnya.

Kita juga terkadang Gagap. Kita gagap dalam hal mewartakan kasih Allah kepada sesama. Entah mungkin karena takut, malu, minder atau alasan lain. Karenanya kita jarang membantu orang lain. Kita tidak bisa melihat Tuhan dalam diri orang lain.

Mungkin juga kita kerap menjadi tuli dan gagap yang membuat kita tidak dapat berelasi dengan sesama, kita tidak peduli dengan orang disekitar kita, kita acuh dan tidak mau tau, kita sibuk dengan diri sendiri, kita tidak ‘meng-orangkan’ orang yang disamping kita karena kita begitu sibuk dengan hp-hp kita.

Kita sibuk berselancar di dunia maya, hingga tidak heran kalau kita menjadi lupa akan banyak hal, kita tidak tau apa yang terjadi di sekeliling kita, dan parahnya lagi kita tuli akan panggilan Tuhan.

Oleh karenanya baiklah kita datang kepada Yesus sendiri agar Dia berkenan menyembuhkan ketulian dan kegagapan kita sehingga setelah kita sembuh kita dapat meneladan Yesus untuk mendekati mereka yang sudah “tuli dan gagap” karena sudah lebih dari setengah hidupnya di dunia ‘maya’ di dunia ‘hp’, di dunia browsing.

Kita bisa mendekati mereka secara personal dan hangat untuk membuka ketulian dan kegagapan mereka terhadap relasi mereka di dunia nyata. Karena dunia nyata lebih membutuhkan mereka.

Doa Penutup

Allah Bapa yang Maharahim, berkenanlah mengucapkan Sabda pengampunan-Mu, bila kami mengakui dan menyesali dosa kami. Jadikanlah kami orang yang penuh amal baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini