Jumat, Januari 31, 2025
24.1 C
Jakarta

Gereja Katolik Menyambut Imlek

PANGKALPINANG, Pena Katolik – Umat Gereja Katolik Santa Bernadeth Pangkalpinang, Keuskupan Pangkalpinang merayakan Ekaristi Tahun Baru Imlek 2025, Rabu (29/1/2025).  Dekorasi altar dan pernak pernik Imlek didominasi warna merah serta umat yang mengenakan busana merah menambah semarak perayaan Tahun Baru Imlek, Tahun Ular Kayu 2025.

Di akhir perayaan Ekaristi, Pastor Paroki Bernadeth, Pastor Yoseph Setiawan ditemani sebagian umat membagikan angpau dan jeruk kepada seluruh umat yang hadir.

“Hari ini kita berkumpul bersama umat yang merayakan Tahun Baru Imlek merayakan ekaristi syukur atas anugerah yang diterima selama ini dan menyerahkan doa dan harapan untuk tahun yang baru,” kata Pastor Yoseph dalam rilisnya kepada bangkapos.com.

Perayaan Ekaristi Tahun Baru Imlek juga merupakan perayaan kebersamaan penuh persaudaraan dengan sesama umat yang merayakan Tahun Baru Imlek.

Perayaan Gong Xi Fa Cai 2576 juga diadakan di Gereja Katolik Santo Yohanes Bengkulu kemarin, Rabu (29/1/2025). Perayaan berlangsung meriah dan penuh kehangatan. Tak hanya diikuti oleh komunitas Tionghoa, perayaan ini juga diramaikan oleh umat Katolik lainnya sebagai bentuk tradisi saling menghormati dan menghargai antarumat beragama. Perayaan Imlek di Gereja Katolik Santo Yohanes Bengkulu diawali dengan Misa Ekaristi yang dipimpin Romo Paulus Sarmono.

Romo Paulus Sarmono, Pastor Paroki Gereja Katolik Santo Yohanes, menekankan bahwa Tahun Baru Imlek seharusnya menjadi perayaan universal yang dirayakan bersama oleh semua orang.

“Tahun Baru Imlek sebenarnya adalah tahun baru untuk semua. Warga Katolik juga ada yang merayakan, dan tradisi ini mengajarkan kita untuk saling menghormati serta menghargai satu sama lain,” ujar Romo Paulus.

Perayaan Imlek kali ini mengangkat refleksi tentang “Cahaya Telung”, yang bermakna membawa terang dan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitar.

“Tahun ini, kita merenungkan tentang Cahaya Telung, yaitu bagaimana kita bisa menjadi terang bagi sesama. Membawa kebahagiaan, kebaikan, dan kedamaian,” ungkap Romo Paulus.

Ia juga menambahkan bahwa menjadi terang berarti berbagi dengan mereka yang membutuhkan.

“Menjadi terang itu juga berarti berbagi dengan orang-orang yang kekurangan. Seperti membantu mereka yang membutuhkan, itulah maknanya—menjadi penerang bagi sesama,” tambahnya.

Perayaan Imlek tidak saja menjadi bagian dari budaya umat Tionghoa. Sebagai penghormatan dan rasa syukur, di pelbagai paroki di Indonesia memiliki tradisi untuk mensyukurinya dengan Misa. Ciri khas dari Misa ini adalah dengan membagikan angpau dan juga jeruk sebagai lambing kemakmuran dan harapan.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini