Selasa, Januari 7, 2025
27.6 C
Jakarta

Kapan Epifani dirayakan di Gereja Katolik?

JAKARTA, Pena Katolik – Tanggal pasti Epifani bervariasi, namun sebenarnya, perayaan ini dirayakan pada 6 Januari, sebagai kenangan akan kunjungan “orang majus” atau “tiga orang bijak” kepada Yesus setelah kelahirannya.

Umumnya, Epifani akan dirayakan pada hari Minggu terdekat. Tahun ini, perayaan ini jatuh pada 5 Januari 2024. Di beberapa gereja Timur, tanggal 6 Januari lebih difokuskan pada kelahiran Yesus.

Tanggal tradisional Epifani adalah 6 Januari, tetapi di Indonesia dirayakan pada hari Minggu antara 2 Januari dan 8 Januari. Di tempat-tempat lain di dunia, Epifani ada yang dirayakan tepat pada tanggal 6 Januari.

Perayaan Cahaya

Meskipun Natal sering kali dipandang sebagai pesta besar yang menghormati terang Kristus, pesta Epifani tampaknya lebih menonjolkan kenyataan ini.

Paus Benediktus XVI menunjukkan hal ini dalam homili Epifaninya tahun 2012. Ia mengatakan, Epifani adalah pesta terang.

“Bangunlah, bersinarlah, karena terangmu telah datang, dan kemuliaan Tuhan telah terbit atasmu” (Yes 60:1).”

Dengan kata-kata nabi Yesaya ini, Gereja menggambarkan isi pesta tersebut, “terang”. Yesus yang adalah terang sejati, dan yang oleh-Nya dunia dijadikan terang. Yesus telah benar-benar datang ke dunia. Dia memberi kita kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (lih. Yoh 1:9,12).

“Salah satu alasan mengapa cahaya sangat erat kaitannya dengan perayaan Epifani adalah kisah tentang orang Majus dan bagaimana mereka mengikuti sebuah bintang untuk menemukan Yesus.”

Tokoh-tokoh ini (orang Majus) adalah orang-orang non-Yahudi pertama yang menemukan jalan menuju Kristus. Saat itu, ada banyak astronom di Babilonia kuno, tetapi hanya sedikit yang berangkat untuk mengikuti bintang, yang mereka kenali sebagai “bintang janji”, yang mengarahkan mereka di sepanjang jalan menuju Raja dan Juru Selamat sejati.

“Mereka adalah orang-orang terpelajar yang berpegang pada ilmu pengetahuan (sains), tetapi mereka tidak hanya mencari berbagai macam pengetahuan, namun mereka menginginkan sesuatu yang lebih. Mereka ingin memahami, apa sebenarnya arti menjadi manusia,” ungkap Paus Benediktus XVI.

Paus Benediktus XVI melanjutkan refleksi ini, dengan cara tertentu menunjuk kepada orang-orang kudus sebagai mercusuar cahaya, yang menuntun umat kepada cahaya sejati Tuhan. Bintang besar, supernova sejati yang menuntun Kristus sendiri.

“Dia seperti ledakan kasih Tuhan, yang menyebabkan cahaya putih besar dari hatinya bersinar ke seluruh dunia.”

Saat kita merayakan Epifani, semoga kita mengikuti bintang-bintang orang kudus, yang menuntun kita kepada terang Kristus. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini