Minggu, Desember 22, 2024
31.3 C
Jakarta

Jelang Pilkada Serentak 2024, Beberapa Uskup Menyerukan untuk Memilih Pemimpin dengan Hati Nurani

MAUMERE, Pena Katolik – Sepuluh hari menjelang pemungutan suara, pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 27 November 2024, Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu mengeluarkan surat gembala dalam perayaan misa Minggu, 18 November 2024. Dia menyerukan umat Katolik tidak Golput dan memilih dengan hati nurani.

Dalam surat gembala itu, Mgr. Ewal, menegaskan bahwa gereja mendukung prinsip Pemilu yang Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil. Sebagai warga Gereja sekaligus juga warga negara, umat diharapkan untuk berkomitmen dengan melibatkan diri secara aktif dalam pesta demokrasi, tanpa harus mengambil sikap Golput.

Senada, Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden SVD juga mengeluarkan seruan serupa. Melui Vikjen Keuskupan Agung Ende, Romo Yosef Moang Kabu, mengeluarkan seruan moral bagi umat Keuskupan Agung Ende (KAE).

Dalam seruan ini, umat diminta untuk menggunakan hak sebagai warga negara yang baik dengan melibatkan diri secara bertanggung jawab di dalam proses pemilihan itu. Gereja memandang pemilihan pemimpin politik dalam sistem demokrasi sebagai satu hal yang amat penting.

Karena itu, Gereja mempunyai kewajiban moral untuk mendukung pemilihan umum pada berbagai tingkatan sebagai wujud konkret dari demokrasi. Katekismus Gereja Katolik mengatakan bahwa setiap orang Katolik sejatinya mematuhi aturan pemerintah dan menggunakan hak untuk memilih (2240).

Paus Fransiskus, di dalam dokumen Evangelii Gaudium menulis: “Rakyat di setiap negara meningkatkan dimensi sosial dari hidup mereka dengan bertindak sebagai warga negara yang terlibat dan bertanggung jawab” (220).

Sementara itu di Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko juga mendorong partisipasi aktif umat dalam Pilkada sebagai wujud nyata tanggung jawab politik umat katolik, dalam menghidupi dan menghidupkan demokrasi di tengah masyarakat dan bangsa.

Dalam seruan ini, partisipasi aktif dalam kehidupan politik ini juga ditegaskan oleh Kongregasi untuk Ajaran Iman pada tahun 2002. Politik tidak hanya berkaitan dengan partai dan kekuasaan, namun terutama menyangkut keterlibatan kita dalam setiap bidang kehidupan masyarakat: politik, sosial, ekonomi, budaya, bisnis, pendidikan, dan lingkungan hidup. Dalam keterlibatan itu, umat katolik wajib tetap setia pada cita rasa, nurani, dan kesadaran iman kristiani.

“Dalam konteks KAS, keterlibatan dalam Pilkada menjadi wujud nyata pelaksanaan Rencana Induk KAS (RIKAS), yaitu terwujudnya peradaban kasih dalam masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman,” bunyi surat itu.

Mgr. Rubi mengajak umat KAS untuk bersikap positif dan peduli terhadap kehidupan bersama yang diwujudkan, antara lain, dengan menggunakan hak pilihnya. Ia juga mendorong umat untuk memilih dengan cerdas, dan mengidentifikasi pilihan pemimimpin yang layak dipercaya.

“Kita sangat paham bahwa suara kita menentukan siapa layak menjadi pemimpin daerah yang mampu menjamin kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu kita mesti memilih secara cerdas, yaitu memilih calon pemimpin daerah yang memang layak dipercaya untuk mengelola dan memajukan daerah,” bunyi seruan itu.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini