Minggu, Desember 22, 2024
31.3 C
Jakarta

Pemda Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia

Pena Katolik | Zhengzhou, Rabu (23/10/2024) Pemerintah daerah memiliki peran penting menciptakan perdamaian kota yang menjadi syarat pembangunan masa depan berkelanjutan, sekaligus ikut menyumbang perdamaian dunia.

Demikian dikemukakan AM Putut Prabantoro, Tenaga Profesional Bidang Ideologi pada Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, dalam The Second Session of The 2024 UCLG ASPAC Executive Bureau and The 2024 Council Meetings di Zhengzhou, Ibukota Provinsi Henan, China, Selasa (22/10/2024).

“Pemerintah daerah tidak hanya membangun peradaban tetapi juga harus menjadi agen perdamaian dengan berkolaborasi dan bekerjasama secara konstruktif, agar peradaban yang kita bangun ini, tidak menghancurkan kehidupan anak-cucu kita di masa mendatang dan juga sekaligus peradaban yang telah kita bangun bersama ini tidak dihancurkan oleh anak- cucu kita melalui perang di masa depan,” jelas Putut.

Pertemuan UCLG ASPAC di Zhengzhou yang mengambil tema “Innovation-Driven Regional Collaboration: Building a Green, Digital, and High-Tech Urban Future” ini dihadiri oleh 70 pemda dari 13 negara, plus sejumlah asosiasi pemerintah kota.

Dua pembicara dari Indonesia dalam The Second Session of The 2024 United Cities and Local Government Asia Pacific (UCLG ASPAC) Execuvitve Bureau and The 2024 Council Meetings, Zhengzhou, China, 21 – 25 Oktober 2024. Mereka adalah AM Putut Prabantoro – Taprof Bid. Ideologi, Lemhannas RI (batik biru) dan Ichwan Peryana – Direktur Finansial Integrasi Technologi (berkacamata).

Menyinggung kebijakan Presiden Prabowo Subianto “Good Neighbour Policy”, yang menekankan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis, saling menghormati dan mengutamakan kerjasama yang konstruktif antarnegara, Putut melihat bahwa hubungan antarnegara atau antarbangsa adalah sebuah anugerah dan rahmat yang harus dirawat dan dihidupi.

Putut mengingatkan bahwa peradaban seringkali dihadapkan dengan berbagai risiko negatif, terutama, yang akan muncul di masa datang yang berujung pada kehancuran kehidupan manusia dan peradaban yang dibangun. Risiko kehancuran itu bakal dialami oleh anak dan cucu di masa depan akibat ulah manusia itu sendiri. Contohnya adalah perang.

Putut menyebut selama 5.600 tahun terakhir telah terjadi 14.600 perang yang mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan dari generasi ke generasi. Seperti yang belakangan ini terjadi di Timur Tengah, ataupun antara Ukraina dan Russia. “Kita bisa menyaksikan bagaimana peradaban di Timur Tengah yang telah dibangun pada abad-abad sebelumnya oleh nenek moyang kita hancur karena konflik yang tiada berkesudahan,” tandasnya.

Pesan perdamaian Paus Fransiskus

Dalam kesempatan tersebut, Putut mengajak para anggota USLG ASPAC untuk mengingat pesan perdamaian yang kembali disampaikan Paus Fransiskus saat mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura awal September lalu.

“Paus Fransiskus menekankan kita untuk menghargai martabat manusia serta ikut berbelarasa (compassion),” ujarnya.

Paus Fransiskus, lanjut Putut, juga memromosikan Dokumen Abu Dhabi. Dokumen yang berjudul – The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together – ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Grand Syekh Ahmed At-Tayyeb di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019.

“Dokumen perdamaian ini tidak hanya ditujukan untuk agama tertentu tetapi untuk dunia, untuk kita semua yang tinggal di rumah bersama yakni bumi,” katanya.

KERJASAMA ANTARNEGARA

Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC Bernadia Irawati Tjandradewi menyakini bahwa membangun kerja sama pemerintah daerah dan pemerintah kota antarnegara bermanfaat untuk mewujudkan perdamaian dunia.

Hal tersebut terjadi di dalam UCLG ASPA. Meski hubungan di tataran pemerintah pusat tidak berjalan harmonis, pemda atau pun pemkot dapat saling berjumpa dan bertukar pikiran.

”Terbukti lewat diplomasi antarpemda, anggota dari Chinese Taipei dapat duduk bersama anggota dari Mainland (Republik Rakyat China), demikian juga anggota dari Korea Utara bisa duduk bersama anggota dari Korea Selatan,” tukas Bernadia.

Mengakhiri diskusi, moderator Stephany Uy Tan, yang merupakan anggota Dewan Legislatif Kota Catbalongan, Filipina menekankan pentingnya pelibatan pemerintah daerah untuk mewujudkan segala visi yang disepakati di taraf nasional, regional, hingga global.

”Tentu akan sangat sulit mencapai tujuan dari bermacam deklarasi atau visi yang kita inginkan jika tanpa peran pemda,” tandas Uy Tan.

Pertemuan Komite Tetap Asia Tenggara UCLG ASPAC di hari Selasa (22/10/2024), merupakan salah satu sesi diskusi dari serangkaian acara dalam The Second Session of the 2024 UCLG ASPAC Executive Bureau and the 2024 Council Meetings.

Hadir juga dalam pertemuan Komite Tetap Asia Tenggara tersebut pejabat Pemerintah Kota Samarinda Kalimantan Timur serta Alwis Rustam, Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), juga pelaku usaha asal Indonesia, di antaranya Chief Executive Officer (CEO) Pinjam Modal Herman Handoko dan Chief Operating Officer (COO) PT Bersama Untuk Nusantara, Erben Noerman. (S/PWKI).

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini