OMK, Pena Katolik | Saat ini kita hidup di dunia yang sedang mengalami berbagai krisis. Krisis lingkungan, kelaparan, kekerasan, perang, wabah, dan perpecahan akibat perbedaan ideologi menandai situasi global dewasa ini. Perpecahan bahkan mengancam persaudaraan manusia.
Paus Fransiskus melalui ensiklikĀ Fratelli TuttiĀ (Saudara Sekalian), menyerukan pentingnya mengembangkan budaya persaudaraan dan melihatnya sebagai peluang untuk memulihkan keadaan dunia yang terancam perpecahan ini.
Baru-baru ini Indonesia kedatangan pemimpin Negara sekaligus Pemimpin Umat Katholik di Dunia yaitu Paus Fransiskus.,Ā Indonesia merupakan Negara pertama yang dikunjungi Paus Frasiskus dalam rangka perjalanan Apostolik ke berbagai Negara Asia Pasifik, Selain mencerminkan hubungan diplomatic antara Vatican dan Indonesia kunjungan ini juga memperkuatĀ pesan persatuanĀ dalamĀ keberagaman mengingat Indonesia adalah Negara dengan populasi umat beragama IslamĀ terbesarĀ ke dua di Dunia, di samping itu Indonesia juga sangat beragam suku, Ras dan agamanya.
Paus Fransiskus bukan hanya seorang pemimpin Negara tetapi beliau merupakan pemimpin Dunia, saat kedatangannya menunjukkan sikap kesederhanaan dan sikap membaur yang patut diteladani oleh kita kaum muda calon calon pemimpin masa depan, Paus Framsiskus menolak semua Fasilitas yang menghambat beliau bisa turun ke bawah beliau memilih naik pesawat komersial, tinggal di Mess Kedutaan Vatican dan naik mobil Inova duduk dengan jendela terbuka, Beberapa penjagaan memang tidak beliau tolak karena memang diatur dalam aturan yang jelas tetapi beliau tidak mau terlalu berlebih.
Beberapa bulan ke depan kita akan melakukan pemilihan kepala Daerah, kita hendaknya bertanya pada diri kita untuk menjadikan Paus Fransiskus sebagai seorang rollmodel pemimpin yang akan kita pilih yang mendekati sikap hidup seperti beliau.
Di tahun tahun mendatang kitapun harus bersiap untuk jadi pemimpin, baik di lingkungan, Daerah maupun di Negara yang mana kita harus mempersiapkan diri memoleh kemampuan dan sikap hidup terus menerus sehingga kita bisa menjadi seorang pemimpin yang terus mengusahakan pemulihan keadaan dunia yang terancam perpecahan.
Kita bisa meneladani Paus Fransiskus sebagai cerminan Yesus yang selalu membawa damai dan kesejukan dimanapun beliau berada baik dilingkungan yang homogen maupun yang heterogen,
Pertanyaan refleksi buat kita adalah : Apakah kita mau me njadi pemimpin yang mau turun kebawah dan tidak hanya memimpin dari atas dan bagaimana kita mempersiapkan diri meng upgrade diri kita menjadi pemimpin yang dapat memberi kedamaian ?
Pertanyaan itu bisa terjawab tidak dengan instan tetapi dengan terus menerus haus akan ilmu dan tidak lupa mendekatkan diri pada Tuhan. Kita harus terus menerus dan tidak bosan bosannya dengan tekun dan sabar memperbaiki diri.
Berbagai masalah yang menghalangi kita untuk mempersiapkan diri tidak boleh membuat kita menjadi patah semangatĀ Jadi yuk āBerakit rakit ke hulu berenang renang ke tepian : Bersakit sakit dahulu untuk menjadi pemimpin masa depanā [Laurentius Ervin Ricky Pramudita]