PENETAPAN Oktober sebagai Bulan Rosario berawal dari ditetapkannya tanggal 7 Oktober 1573. Ketika itu, Paus Gregorius XIII menetapkan Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario. Pesta ini untuk mengganti nama peringatan Pesta Santa Perawan Maria Ratu Kemenangan.
Maria sebagai Ratu Kemenangan memiliki akar sejarah pada peristiwa dua tahun sebelumnya, yaitu kemenangan tentara Kristen atas tentara Kerajaan Utsmaniyah Turki dalam pertempuran di Lepanto, 7 Oktober 1571. Pada masa itu, Kerajaan Utsmaniyah sedang gencar-gencarnya memperluas daerah kekuasaan mereka, hingga benua Eropa.
Pertempuran itu dimenangkan oleh Pasukan Kristen, dan menandai kemenangan signifikan pertama mereka atas armada Turki. Lalu mengapa perang ini menjadi penanda bagi dedikasi Gereja kepada Maria?
Situasi Terdesak
Venesia telah berusaha untuk menghentikan ekspansi Utsmaniyah di Mediterania bagian timur sampai tahun 1540. Usaha ini tidak mudah, mereka kehabisan dukungan yang memaksa Tantara Venesia membuat perdamaian yang memalukan dengan Raja Süleyman I.
Venesia lalu meminta bantuan kepada Paus Pius V, yang telah mencoba sejak tahun 1566 untuk membentuk aliansi negara-negara Katolik Roma. Saat itu, Prancis dan Kekaisaran Romawi Suci disibukkan dengan perubahan besar-besaran yang diakibatkan adanya Reformasi Protestan. Paus Pius V berkomitmen untuk menarik Spanyol, Venesia, dan negara-negara Italia yang lebih kecil ke dalam aliansi.
Armada sekutu berkumpul di Messina di Sisilia, menunggu sampai 24 Agustus 1571, untuk Spanyol. Armada gabungan itu lalu berlayar pada 16 September ke Corfu, di mana mereka mengetahui bahwa Famagusta telah jatuh dan bahwa armada Turki berada di Teluk Patraikos, dekat Lepanto (Návpaktos modern), di Yunani.
Kekuatan Rosario
Melihat adanya ancaman dari tantara Turki itu yang telah merangsek hingga Eropa, Paus Pius V meminta seluruh Gereja berdoa Rosario. Paus Puis V menyerukan umat Katolik untuk berdoa dengan perantaraan Bunda Maria dengan permohonan agar Bunda Allah itu membantu tentara Kristen.
Tantara Kristen saat itu memang sudah diambang kekalahan. Mereka kalah dari jumlah pasukan dibandingkan tantara Turki. Perbedaan kekuatan tempur ini terlihat jelas pada pertempuran yang terjadi di Lepanto sebuah kota yang terletak berdekatan dengan Teluk Korintus.
Berkat seruan dari Paus Pius V, masyarakat Eropa lalu bersama berdoa Rosario untuk memohon kekuatan dari Tuhan dengan perantaraan Bunda Maria. Berkat doa ini, tentara Kristen yang kalah dalam jumlah berhasil memenangkan pertempuran. Perang ini berakhir dengan kemenangan tantara Kristen yang mampu memaksa tantara Turki menarik diri dari wilayah Eropa. Kemenangan di Lepanto ini mempunyai arti sangat penting, baik bagi kekristenan maupun bagi masyarakat Eropa. Tak lama setelah kemenangan itu, Paus Pius V wafat pada 1 Mei 1572.
Sebagai penghormatan kepada Bunda Maria, yang dipercaya menjadi pelindung Eropa, maka pada tahun 1573, Paus Gregorius XIII menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario. Penetapan ini sebagai ucapan syukur atas bantuan Bunda Maria bagi kemenangan di Lepanto. Pesta ini awalnya hanya dilakukan oleh gereja-gereja yang altarnya didedikasikan bagi Bunda Maria. Namun pada tahun 1716, Paus Klemens XI menyebarluaskan perayaan ini hingga ke seluruh dunia.
Selanjutnya Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario pada tanggal 1 September 1883. Bapa suci meminta agar seluruh umat berdoa rosario dan Litani Santa Perawan Maria dari Loreto pada setiap hari di bulan Oktober agar Gereja mendapat bantuan Bunda Maria dalam menghadapi aneka bahaya yang mengancam. Pada 22 September 1891, Paus Leo XIII menerbitkan ensiklik October Mense (The Month of October; Bulan Oktober), yang menyatakan bahwa bulan Oktober dikhususkan kepada Santa Perawan Maria, Ratu Rosario.
Maria di Bulan Mei
Dalam setahun Gereja Katolik mendevosikan bulan Mei dan Oktober sebagai waktu khusus untuk mendoakan Bunda Maria, Bunda Allah. Meski demikian devosi bulan Mei sebagai bulan Maria dan Oktober sebagai bulan Rosario memiliki makna berbeda.
Pada awalnya, spiritualitas bulan Mei sebagai Bulan Maria berdasarkan tradisi di negara empat musim. Hal ini dikarenakan bulan Mei sebagai musim semi, masa tumbuhan kembali kehidupan. Gereja pada waktu itu menyelaraskan tradisi ini dengan devosi kepada Bunda Maria. Saat Bunda Maria mengandung dan melahirkan Yesus Kristus, Gereja memahaminya sebagai melahirkan hidup yang baru. Jadi, bulan Mei dirayakan sebagai Bulan Maria untuk memperingati bahwa Maria adalah Ibu dari segala kehidupan. Karena melalui Bunda Maria lahirlah Yesus Kristus yaitu “Jalan, kebenaran dan kehidupan” (Yoh 14:6).
Penetapan bulan Mei sebagai bulan Maria juga memiliki kaitan dengan peristiwa iman yang dialami Paus Pius VII. Ketika itu, ia ditangkap oleh serdadu Napoleon dan dipenjara pada tahun 1809. Di dalam penjara, Paus berdoa kepada Bunda Maria, agar ia bisa bebas. Ia berjanji bahwa jika ia dibebaskan, ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda Maria.
Lima tahun kemudian, pada 24 Mei 1814, Paus VII dibebaskan untuk kembali ke Roma. Tahun berikutnya, ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria, Penolong umat Kristen. Demikianlah devosi kepada Bunda Maria semakin dikenal.
Selanjutnya, pada tahun 1854, Paus Pius IX mengumumkan dogma Immaculate Conception (Bunda Maria yang dikandung tidak bernoda) yang semakin memperkuat devosi kepada Bunda Maria, dan kemudian dipopulerkan oleh imam-imam Serikat Yesus ke seluruh dunia.
Jadi jika bulan Mei untuk menghormati Maria sebagai Bunda Allah yang memberi kehidupan bagi manusia, bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan rosario untuk mengenang kekuatan doa kepada Allah melalui Bunda Maria dengan sarana rosario.
Antonius E. Sugiyanto