LEBANON, Pena Katolik – Sebuah gereja di Eparki Katolik Yunani Melkit di Tirus, Lebanon, terkena rudal dari serangan udara Israel di selatan negara itu pada 9 Oktober 2024. Serangan ini menewaskan sedikitnya delapan orang, cabang Inggris dari yayasan kepausan Aid to the Church in Need (ACN) telah melaporkan.
Sumber-sumber lokal memberi tahu bahwa gereja tersebut, yang terletak di Kota Derdghaya, melindungi orang-orang yang mengungsi akibat konflik. Rumah seorang pendeta dan bangunan tiga lantai yang menampung kantor-kantor paroki juga hancur total oleh rudal lainnya.
Menyusul serangan ini, Paus Fransiskus menyerukan perdamaian di Timur Tengah. Ia menyatakan bahwa semua bangsa memiliki hak untuk hidup dalam kedamaian dan keamanan.Paus menyerukan penghormatan kedaulatan dan mendorong dialog perdamaian.
“Saya menyerukan gencatan senjata segera di semua lini perang di Timur Tengah, termasuk Lebanon. Marilah kita #BerdoaBersama untuk rakyat Lebanon, khususnya bagi penduduk di wilayah selatan yang terpaksa meninggalkan desa mereka, agar mereka dapat kembali secepat mungkin dan hidup dalam #damai,” ujar Paus Fransiskus dalam unggahan di X.
Patriark Latin Yerusalem, Kardinal Pierbattista Pizzaballa OFM mengirim surat kepada Paus Fransiskus berisi rasa terima kasih yang paling tulus, atas kedekatan dan belas kasih Paus.
Diterbitkan dalam edisi L’Osservatore Romano tanggal 11 Oktober 2024, patriark tersebut juga mencatat bahwa Bapa Suci adalah satu-satunya pemimpin dunia yang turut merasakan penderitaan manusiawi semua orang di wilayah tersebut. Kardinal Pizzaballa mengatakan, Gereja menanggapi dengan “senjata cinta” dalam konflik tersebut.
“Dalam konteks kebencian yang mengakar ini, diperlukan empati, gerakan, dan kata-kata cinta yang, meskipun tidak mengubah jalannya peristiwa, membawa kenyamanan dan penghiburan,” kata Kardinal Pizzaballa, seperti dilansir Vatican News. (AES)