Jumat, November 15, 2024
30.9 C
Jakarta

Ketika Paus Fransiskus Bercerita tentang Relasinya dengan Benediktus XVI

VATIKAN, Pena Katolik – Dalam wawancara buku baru, Paus Fransiskus berbicara tentang hubungannya yang baik dengan almarhum Paus Emeritus Benediktus XVI dan terkadang hubungan yang sulit dengan “rombongan” Benediktus.

“Abrother,” “anak ajaib teologi,” “orang yang rendah hati”: Paus Fransiskus memberikan penghormatan yang bersemangat kepada pendahulunya dalam wawancara untuk buku dengan Vatikanis Spanyol, Javier Martínez-Brocal. Buku berjudul El Sucesor — ‘Sang Penerus’.

Dalam wawancara tersebut, Paus menegaskan kembali kekagumannya terhadap pendahulunya. Tetapi, ia juga mengungkapkan pandangannya tentang sejumlah isu sensitif, seperti kasus “Vatileaks” dan ketegangan seputar akhir hidup Paus Jerman tersebut.

Konklaf 2005

Dalam kutipan yang telah dipublikasikan pada tanggal 31 Maret oleh harian ABC, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa pada tahun 2005, Kardinal Joseph Ratzinger adalah kandidatnya. Dalam konklaf tahun 2005, Kardinal Jose Mario Bergoglio SJ menjadi salah satu yang memilih Kardinal Joseph Ratzinger, yang akhirnya terpilih dan menjadi Paus.

“Dialah satu-satunya yang dapat menjadi paus saat itu. Setelah revolusi Yohanes Paulus II, yang merupakan paus yang dinamis, sangat aktif, berinisiatif, dan suka bepergian, yang dibutuhkan adalah seorang paus yang dapat menjaga keseimbangan yang sehat, seorang paus transisi,” jelas Paus Fransiskus.

Paus Argentina itu merasa kesal, karena saat iru, ia dimanfaatkan oleh sekelompok kardinal yang mendorong pencalonannya untuk membentuk minoritas yang menghalangi kardinal Jerman itu.

“Jika mereka memilih seseorang seperti saya, yang membuat banyak kekacauan, saya tidak akan dapat melakukan apa pun,” aku Fransiskus.

Kekaguman Paus Fransiskus atas ketegasan pendahulunya dalam menghadapi pelecehan.
Paus mengungkapkan kekagumannya atas karya teologis Kardinal Ratzinger, dan atas tindakan tegasnya terhadap pelecehan seksual, khususnya dalam kasus Romo Marie-Dominique Philippe.

Selain masalah Legiun Kristus, ia juga membahas cabang laki-laki dari kongregasi religius Prancis, Communauté Saint-Jean. Ia berpikir untuk membubarkannya, karena pendirinya berbicara tentang kemuliaan Kebangkitan, tentang daging yang bangkit, dan dengan ini ia menuntun para biarawati ke tempat tidur. Ini juga merupakan tema korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Penghormatan Kardinal Bergoglio

Paus Fransiskus mengatakan, Paus Benediktus XVI adalah pria yang lemah lembut, tetapi ia tidak lemah, ia kuat. Namun, ia juga menyebutkan, bahwa ia “menderita” karena anggota rombongan Benediktus XVI yang menghalanginya dalam kegiatannya.

Paus Fransiskus menceritakan, bagaimana ia, bersama dengan sekelompok kardinal Amerika Latin, berhasil mengundang Paus Benediktus XVI ke pertemuan Aparecida pada tahun 2007. Langkah ini bertentangan dengan saran Kuria Roma.

Ia juga menjelaskan, bahwa keputusan Benediktus XVI untuk mempertahankannya sebagai Uskup Agung Buenos Aires, setelah ulang tahunnya yang ke-75, pada tanggal 17 Desember 2011, merupakan tanda penting kepercayaan pribadi. Saat itu, beberapa pejabat Kuria Roma ingin mempercepat kepergian Kardinal Bergoglio.

“Di Kuria, ada beberapa orang yang menentang saya dengan cara yang agak berlebihan. Misalnya, di Kongregasi untuk Para Uskup. Mereka bahkan telah memiliki nama uskup agung Buenos Aires yang baru yang akan menggantikan saya,” ungkap Paus Fransiskus, yang menghindari menyebutkan penyebab ketidakpercayaan ini.

Berkas di Castel Gandolfo

Pada malam hari pemilihannya, Paus Fransiskus mengalami kesulitan berbicara di telepon dengan pendahulunya.

“Tidak seorang pun menjawab telepon karena mereka sedang menonton televisi dan tidak ingin diganggu,” kenang Fransiskus, yang pergi menemui Benediktus XVI 10 hari kemudian di Castel Gandolfo.

Paus Fransiskus menjelaskan, bahwa Paus Emeritus memberinya laporan dari tiga kardinal mengenai kasus Vatileaks. Laporan itu mengungkapkan, bahwa salah satu korban dari para pelaku dalam manuver ini adalah Kardinal Pietro Parolin.

Orang-orang yang terlibat ini ingin menghindarkan jabatan sebagai Menteri Luar Negeri, sehingga jangan sampai ditempati Kardinal Parolin. Paus Emeritus ingin menjelaskan kepadanya secara pribadi, mengenai hasil investigasi ini. Paus Emeritus juga memberinya beberapa saran untuk penunjukan orang baru, guna membersihkan Kuria Roma.

Hubungan dekat di awal kepausan

Dalam sebuah laporan di Aleteia, Paus Fransiskus juga mengenang masa-masa awal relasinya dengan Paus Emeritus. Keduanya tinggal berdekatan di Vatikan, setelah Benediktus XVI kembali ke Vatikan pada Mei 2013.

“Dia adalah pria yang, pada awalnya, datang ke sini untuk makan bersama saya. Dia akan datang ke sini atau saya akan pergi ke biara untuk makan bersamanya. Kokinya membuat steak yang lezat. Dengan banyak lada, tetapi sangat lezat,” canda Paus asal Argentina itu.

Paus Fransiskus menunjukkan, bahwa selama konsistori pertama kepausannya, Paus Emeritus Benediktus XVI juga ikut hadir.

“Dia datang ke upacara-upacara. Namun kemudian, perlahan-lahan, dia jatuh sakit dan tinggal di ruang tertutup, dan tidak dapat lagi meninggalkan kediamannya.”

Saat Akhir Benediktus XVI

“Benediktus XVI sedang berbaring di tempat tidur. Ia masih sadar, tetapi tidak dapat berbicara. Ia menatap saya, menjabat tangan saya, mendengarkan apa yang saya katakan, tetapi ia tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun. Saya tetap bersamanya seperti itu selama beberapa saat, menatapnya dan memegang tangannya. Saya ingat matanya yang jernih dengan sempurna. Saya mengucapkan beberapa patah kata sayang kepadanya dan memberkatinya. Kemudian kami mengucapkan selamat tinggal dan saya pergi.”

Untuk pemakamannya sendiri, Paus Fransiskus ingin dimakamkan di Basilika St. Maria Maggiore Roma. Untuk momen ini, ia menginginkan semuanya berlangsung sederhana.

“Tidak akan ada lagi upacara penutupan peti jenazah. Semuanya akan dilakukan dalam upacara yang sama, sebagaimana yang dilakukan oleh umat Kristen mana pun. Terlebih lagi, dalam kasus saya, mereka harus membawa saya ke Basilika St. Mary Maggiore.”

Paus Fransiskus menjelaskan bahwa makamnya telah dipersiapkan.

“Tepat setelah patung Ratu Perdamaian, terdapat ceruk kecil, pintu yang mengarah ke ruangan tempat lilin-lilin disimpan. Saya melihatnya dan berpikir: ‘Inilah tempatnya,’ dan makamnya telah dipersiapkan di sana,” ungkap Paus. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini