Sabtu, Desember 21, 2024
30.2 C
Jakarta

Paus Fransiskus Membuka Pertemuan Puncak Sinode Sinodalitas

VATIKAN, Pena Katolik – Paus Fransiskus memimpin Misa Pembuka sidang kedua Sinode tentang Sinodalitas di Lapangan St. Petrus, Vatikan, Rabu, 2 Oktober 2024. Misa ini diikuti lebih dari 400 imam, uskup, dan kardinal. Ia memperingatkan delegasi sinode agar tidak memaksakan “agenda” mereka sendiri selama diskusi. Sidang Sinode Sinodalitas ini akan berlangsung hampir sebulan ke depan.

“Marilah kita berhati-hati untuk tidak melihat kontribusi kita sebagai poin yang harus dipertahankan dengan segala cara atau agenda yang harus dipaksakan,” kata Paus dalam homilinya.

Sesi kedua Sinode Biasa ke-16 para Uskup, yang berlangsung dari tanggal 2–27 Oktober 2024. Pertemuan ini menandai fase kritis dalam proses sinode global Gereja yang dimulai tiga tahun lalu.

Pertemuan kali ini diharapkan menghasilkan laporan akhir untuk memberi saran kepada Paus Fransiskus tentang cara meningkatkan persekutuan, partisipasi, dan misi Gereja Katolik. Diskusi ini diharapkan akan berfokus pada proposal konkret untuk keterlibatan awam. Peran ini terutama dalam bidang ekonomi dan keuangan paroki, dan dewan paroki serta konferensi uskup yang lebih kuat.

“Kita bukanlah majelis parlementer, melainkan tempat untuk mendengarkan dalam persekutuan,” kata Paus Fransiskus.

“Ini bukan tentang mayoritas dan minoritas, yang penting, yang mendasar, adalah keharmonisan. Keharmonisan ini dapat dicapai oleh Roh Kudus, penguasa keharmonisan yang mampu menciptakan satu suara di antara begitu banyak suara yang berbeda.”

Format pertemuan mencerminkan format tahun sebelumnya, dengan doa harian, refleksi teologis, dan diskusi kelompok kecil yang diatur berdasarkan bahasa. Namun, beberapa subjek yang lebih kontroversial yang dibahas pada majelis tahun lalu, termasuk diakon perempuan dan pembinaan “sinode” untuk calon imam, telah didelegasikan kepada kompetensi 15 kelompok studi yang dibentuk mulai akhir tahun lalu.

Majelis sinode adalah puncak dari proses global selama beberapa tahun yang melibatkan tahap keuskupan, nasional, dan kontinental. Diskusi bulan ini diantisipasi akan mencakup berbagai usulan, mulai dari perluasan peran perempuan dalam kepemimpinan keuskupan. Ada juga usulan bahwa konferensi para uskup harus diakui sebagai “subjek gerejawi” yang memiliki dengan otoritas doktrinal. Sebagai persiapan untuk pertemuan tersebut, para peserta terlibat dalam retret dua hari yang diakhiri dengan doa malam di Basilika Santo Petrus demikian seperti diberitakan. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini