PONTIANAK, Pena Katolik – Uskup Emeritus Mgr. Hieronymus Bumbun, OFMCap, menjalani hidupnya dengan semboyan ‘Per aspera ad astra’ — melalui jerih payah menuju bintang. Setelah menjalani masa pensiun pada Agustus 2014, ia tetap aktif dalam pelayanan hingga akhir hayatnya, melanjutkan pengabdiannya kepada umat dengan penuh dedikasi dan kesetiaan. Meskipun sudah memasuki masa pensiun, pengabdian kepada umat dan persaudaraan tetap menjadi bagian penting dari kehidupannya.
Setelah pensiun, Mgr. Bumbun, dalam catatan Kapusin Pontianak dikatakan bahwa beliau tinggal di Persaudaraan Kapusin Paroki Gembala Baik Pontianak. Di tempat ini, ia tetap menjalani kehidupan religius dengan setia, mengikuti aturan hidup dan kegiatan persaudaraan dengan penuh hati. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2020, beliau pindah ke Biara Kapusin St. Fransiskus di Jalan Pattimura, Pontianak. Kehidupan di biara tersebut menjadi saksi dari semangat dan ketabahan Mgr. Bumbun yang tak tergoyahkan.
Walaupun usianya semakin menua, Mgr. Bumbun masih sering diminta untuk mengurus berbagai hal. Banyak orang datang kepadanya, meminta nasihat dan bantuan, baik dalam urusan pribadi maupun gereja. Meskipun dalam kondisi fisik yang semakin lemah, ia tetap melayani dengan senyuman dan kesabaran. Kesederhanaan hidup yang dijalaninya seakan menunjukkan bahwa setiap jerih payah adalah jalan menuju bintang-bintang yang lebih tinggi, simbol dari pencapaian spiritual yang luar biasa.
Dalam keadaan lemah, Mgr. Bumbun masih sering diundang untuk mengikuti perjalanan panjang yang menguras fisik. Kegiatan ini terkadang melibatkan perjalanan hingga ratusan kilometer. Dari satu sisi, kesempatan ini membawa sukacita karena beliau masih dapat bertemu dengan umat dan memberikan pelayanan, namun di sisi lain, hal tersebut juga menjadi tantangan fisik yang berat. Namun, seperti biasa, Mgr. Bumbun tidak pernah mengeluh. Sikap sabar dan ketenangan yang selalu ia tunjukkan adalah bukti nyata dari kebesaran jiwanya.
Menjelang akhir hayatnya, kondisi kesehatan Mgr. Bumbun semakin menurun. Pada 13 Juli 2024, ia harus dirawat di Rumah Sakit Charitas Bakti. Namun, keesokan harinya, beliau dipindahkan ke Rumah Sakit Umum St. Antonius Pontianak karena kondisinya semakin memburuk. Mgr. Bumbun harus berjuang menghadapi sakit yang berat selama hampir dua bulan. Walaupun dalam kondisi yang sangat melelahkan dan menyakitkan, ia tetap tenang dan menerima semua cobaan tersebut dengan penuh kesabaran.
Kesabaran dan ketabahannya selama masa-masa sulit tersebut mencerminkan semboyan yang ia hayati sepanjang hidupnya, ‘Amor non amatur’ — cinta yang tidak dicintai. Mgr. Bumbun menjalani hidup dalam kasih, meskipun terkadang ia sendiri merasa bahwa cinta yang ia berikan tidak selalu berbalas dengan setara. Namun, hal ini tidak pernah mengurangi semangatnya untuk terus mencintai tanpa pamrih.
Tanggal 30 September 2024, yang merupakan Peringatan St. Hieronymus dalam Liturgi Gereja Katolik, menjadi hari yang sangat berat bagi Mgr. Bumbun. Kondisinya semakin memburuk, dan dokter-dokter di Rumah Sakit St. Antonius Pontianak berusaha keras untuk memberikan perawatan terbaik. Meskipun demikian, kemampuan manusia dan alat medis terbatas. Pada akhirnya, takdir yang sudah digariskan oleh Sang Pencipta harus dijalani.
Pada pukul 19.30, Ruang Xaverius, Kamar 324, di rumah sakit tersebut dipenuhi oleh anggota keluarga, religius, dan kenalan dekat yang berkumpul untuk berdoa bersama. Mgr. Agustinus Agus juga hadir di antara mereka, berdoa untuk perjalanan terakhir Mgr. Bumbun. Dalam suasana yang penuh doa dan ketenangan, malaikat tampaknya sudah bersiap-siap menyambut Mgr. Bumbun ke kehidupan yang kekal.
Pada pukul 21.12, lonceng keberangkatan ditarik. Sang Pencipta memanggil kembali Mgr. Bumbun ke hadirat-Nya. Ia menghembuskan nafas terakhir dengan damai dan tenang. Dalam keheningan, perjalanan hidup Mgr. Bumbun yang penuh jerih payah dan pengabdian mencapai akhir, dan beliau kini telah beristirahat dalam pelukan kasih Tuhan.
Catatan akhir dari Pastor William Chang OFMCap, dituliskan kehidupan dan pelayanan Mgr. Hieronymus Bumbun akan selalu dikenang oleh umatnya. Kesederhanaan, ketabahan, dan semangat pengabdiannya menjadi teladan yang akan terus hidup dalam hati banyak orang. Selamat jalan, Mgr. Bumbun, terima kasih atas segala cinta dan pengorbanan yang telah diberikan kepada gereja dan umat. Semoga warisan spiritual yang ditinggalkannya terus menginspirasi generasi mendatang. (Samuel/Pena Katolik).