Sabtu, Desember 21, 2024
30.2 C
Jakarta

Kebahagiaan Sudah Kamu Capai, Doakan Kami yang Masih Berziarah di Dunia

Pontianak, Pena Katolik | Tepat 40 hari kepergiaan Romanus Raflipidandi OP, salah satu Dominikan Awam Indonesia muda yang sudah dipanggil dalam pangkuan Bapa di Surga.  Tepat pada 25 September 2025, di Kapel Santo Dominikus Pontianak perayaan misa yang dipimpin oleh Romo Andreas OP didampingi oleh Diakon Aris OP dan diikuti sebagian Dominikan Awam Pontianak turut juga hadir saudara-saudara Dominikan Awam Indonesia dalam via Zoom.

Dalam perayaan misa itu, intensi dikhususkan untuk mengenang 40 hari saudara Romanus yang telah pergi ke Pangkuan Bapa di surga.

Dalam homili Romo Andreas, dia mengungkapkan bahwa ‘bahagia tidak bisa diukur menggunakan ukuran manusia’.

Baginya, untuk bisa meraih apa yang Tuhan harapkan dan sampaikan tentang kebahagiaan selalu diluar dari rencana manusia itu sendiri.

“Perjalanan kita selalu berliku-liku, kadang ke kiri dan kekanan, tetapi yang pasti bagaimana kita bisa terus berjalan untuk mencapai kebahagian bukan ukuran kita tetapi ukuran  kebahagiaan yang kekal,” kata Romo Andreas, (25/09).  

Dia juga menambahkan bahwa ukuran yang dipasangkan untuk sesuatu yang panjang dan pendek, dalam hal waktu misalnya lama dan cepat semua itu hanya berdasarkan ukuran yang manusia batasi.

Kebahagiaan yang manusia tetapkan selalu berujung ‘keambiguan’. Maka oleh karenanya manusia yang dihadapkan dengan berbagai situasi mesti memiliki ‘bahasa’ ‘iman’ agar tetap pada jalan yang memiliki arah hidup.

Romo Andreas OP juga menekankan tentang ‘situasi makna’ di mana manusia selalu dihadapkan dalam keberlanjutan kesadaran untuk mengetahui lebih banyak tentang hidup yang penuh makna dan bisa meninggalkan nama harum bagi jejak mereka setelah mereka tidak lagi berada di dunia.

“Yang pasti banyak jawaban, kita hanya bisa imani, salah satunya adalah kita punya Tugas,” tambah Romo Andreas (25/09).

Kebahagiaan yang mencapai puncak dia ibaratkan dengan sebuah kesadaran perjuangan yang terus-menerus untuk diperbaharui dan berani menerima diri sebagaimana situasi adanya.

“Yang pasti umur itu milik Tuhan, kita diberikan umur panjang artinya kita masih diberikan kesempatan untuk bertobat,” tambah Romo Andreas (25/09).

Dalam homilinya juga, Romo Andreas menyampaikan tentang banyak sekali kisah-kisah Romanus, dan kenangan salah satu yakni saat Romanus diminta untuk mengedit lagu ‘Mantel Bunda Maria’, ternyata lagu itu pula yang mengiringi akhir perjalanan Romanus.

“Itulah Romanus, dia berkarya dalam keheningan dan berusaha untuk mengerti, mendengar dan belajar dari apa yang diminta oleh orang-orang yang membutuhkan pertolongannya,” tambah Romo Andreas (25/09).

Dalam homilinya itu juga, Romo Andreas OP menyampaikan beberapa kesan sahabat maupun orang-orang dekat dari Romanus. Hampir semua jawaban mengatakan bahwa Romanus adalah pribadi yang sangat baik, lembut, ringan tangan dan selalu ada solusi untuk membantu orang-orang maupun saat dia diberikan tanggungjawab pekerjaan.

Usia yang masih muda dengan segudang karya yang dia lakukan dalam keheningannya itu, berbuah limpah dengan sarat akan makna.

Ketekunannya untuk belajar dan kelembutan tangannya untuk menolong menjadikan ukiran memori yang terasa hangat terus menerus. Teladannya menjadikan sebuah pesan konkret untuk para sahabatnya seakan-akan dia mau mengatakan bahwa, hidup ini sementara jadi gunakanlah untuk kebaikan yang diusahakan terus-menerus. 

Kapel Palapa- Santo Dominikus Pontianak (Romo Andreas Kurniawan OP dan Diakon Aris OP) (2024).

Sebagaimana yang Romo Andreas OP ungkapkan dalam pengantar homilinya, bahwa umur tidak ditentukan oleh manusia. Karena Tuhan-lah pemilik dari semua kehidupan manusia. Karena pemilik dari semua adalah Sang Pencipta, maka usaha untuk mencapai kebahagiaan adalah dengan mengimani apa yang seharusnya kita imani.

Teramat banyak pesan-pesan haru dari para sahabat Romanus, mereka dengan senada mengatakan bahwa apa yang sudah Romanus lakukan, termasuk apa yang sudah dia jalani menjadi rekaman jejak hidup yang tetap menjadi teladan.

Karya-karya yang telah dia rangkai bersama keheningan bahkan dalam sakitnya itu, menjadikan dia sebagai salah satu orang yang sangat pantas disebut sebagai pewarta digital. Dalam kesakitan-nya, dia masih bisa tertawa bahkan memberikan senyum. Dalam sakitnya, dia masih memiliki harapan. Dalam keterbatasan fisiknya dia mampu melewatinya dengan cintanya.

Umur yang terbilang muda itu, bukanlah alasan baginya untuk tidak bisa berkarya lebih banyak. Sebagaimana salah satu pengakuan dari sahabatnya, bahwa Romanus tidak ragu untuk melakukan pekerjaan bahkan tak takut untuk melakukan kesalahan.  Dari semangat itulah dia kemudian banyak belajar  dan terus lebih banyak belajar.

Ciri khas utama dari Romanus, menurut salah satu kesaksian sahabatnya yakni ‘ketekunan’.  Bicara tentang ketekunan, pasti akan  beriringan dengan disiplin diri.

Kenangan Romanus membeli nanas untuk dibawa ke Bali.

Disiplin dalam mendengar, mencari, belajar dan melakukan untuk perbaikan terus-menerus. Ketekunannya itu yang membuatnya berubah menjadi lebih baik terus-menerus. Bahkan orang-orang yang baru mengenalnyapun tetap menilainya sebagai pribadi yang ringan tangan.

Romanus secara konsisten melakukan aksi-aksinya secara tekun dan berkelanjutan, itu juga bagian bukti bahwa ketekunannya itulah yang melatih perubahannya terus menerus. Dia tekun melakukan tindakan ‘ringan tangan’ yang berkelanjutan.

Dia tekun untuk belajar dari kesalahan dan melakukan lebih baik lagi, dia dengan tekun menyampaikan pikirannya dan meramunya bersama situasi karya-karya digital di Androidnya.  Ketekunan yang tak biasa itu, menjadi ciri khas dari Romanus sehingga setiap orang yang mengenalnya juga konsisten mengatakan hal yang sama bahwa Romanus adalah orang yang baik.

Selamat jalan saudara Romanus Raflipidandi OP, teladan ketekunan mu itu menjadi catatan jejak bersama Dominikan Awam Indonesia maupun menjadi kenangan manis bagi sahabat-sabahat yang telah engkau tinggalkan. Romanus, kebahagiaan mu sudah dicapai, kemudian doakanlah kami yang masih berziarah di dunia ini. [Sam].

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini