Kamis, September 19, 2024
28.4 C
Jakarta
spot_img

Pentahbisan Gereja Katolik Kalvari Lubang Buaya Jakarta Usai 33 Tahun Berjuang Mendapat Izin

JAKARTA, Pena Kaotolik – Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo memimpin Misa Pentahbisan Gereja Katolik Kalvari Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu 14 September 2024. Pentahbisan ini menjadi puncak perjuangan umat setelah selama 33 tahun berjuang mendapatkan izin.8

Perjuangan pembangunan umat Paroki Kalvari sangatlah panjang. Namun, waktu Panjang itu, kata Kardinal Suharyo, semua tidak sia-sia. Waktu ini untuk belajar dan memaknai rencana Tuhan yang akan indah pada waktunya.

“Saya ingin mengucapkan selamat atas selesainya pembangunan gedung gereja pada hari ini, dan dipersembahkan kepada Tuhan untuk beribadah. Semoga semua yang beribadah di tempat ini mengalami kerahiman Tuhan dan merasakan syukur serta menerima perutusan bagi kita semua untuk melanjutkan pekerjaan Tuhan Yesus, berkeliling sambil berbuat baik,” kata Kardinal Suharyo mewakili seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta, menyampaikan selamat kepada umat Paroki Kalvari.

Kardinal Suharyo bercerita tentang patung “Ecce Homo” ‘lihatlah Manusia ini’ yang diberkati dan diletakkan di depan gereja. Patung ini, adalah adegan ketika Yesus di hadapan Pontius Pilatus. Pada peristiwa ini, Pilatus menunjukkan Yesus di hadapan orang banyak, sebelum Ia akan disalibkan.

“Ecce Homo” bagi penulis Injil Yohanes dimaksudkan untuk menunjukan “Yesus yang ditinggikan” di mana ketika Yesus “ditinggikan” di sanalah Ia “dimuliakan”.

“Yesus yang disalib, kemuliaan-Nya justru tampak di dalam salib itu. Peninggiannya tampak di dalam salib-Nya yang tinggi. Dengan demikian, salib adalah kemuliaan,” kata Kardinal Suharyo.

“Kalau kita kadang ada yang mengatakan, ‘saya sedang memanggul salib’, perlu ditanyakan, menurut Injilnya siapa? Kalau menurut Injilnya Mateus, Markus salib memang beban. Kalau membaca Injil Yohanes, ‘salib’ artinya kemuliaan,” kata Kardinal Suharyo.

Peristiwa Injil ini ingin menunjukkan, saat di mana Yesus mencapai kemuliaan-Nya. Kardinal Suharyo mengatakan, saat di mana Yesus menampakkan kemuliaan ini adalah saat Dia disalibkan.

“Yesus mencurahkan kasihnya sampai sehabis-habisnya. Salib adalah simbol kasih yang sehabis-habisnya,” ujarnya.

Penandatanganan prasastri pembangunan Gereja Kalvari Lubang Buaya Jakarta Timur

Mendapat IMB

Proses perizinan lahan Gereja Katolik Kalvari Lubang Buaya telah berlangsung selama 33 tahun. Waktu lama ini karena ada kendala, termasuk salah satunya karena lamanya izin. Hal ini dikarenakan kesediaan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang tidak mencukupi untuk membangun gereja.

Pembangunan Gereja Kalvari Lubang Buaya, Jakarta Timur telah melewati perjuangan bertahun tahun. Menjelang perayaan Natal tahun 2021, Paroki Kalvari, Keuskupan Agung Jakarta akhirnya mendapat Izin Menderikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Setelah mendapat izin, Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo melakukan peletakan baru pertama pembangunan Gereja Kalvari Lubang Buaya dilakukan pada 21 Desember 2021. Peletakan batu pertama ini dilakukan bersama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Kepala Paroki Kalvari, Romo Johan Ferdinand Wijshijer.

Kardinal Suharyo menyampaikan, momen peletakan batu pertama pembangunan Gereja Kalvari ini adalah buah dari usaha yang bersungguh-sunggu yang melalui waktu cukup lama. Ini terjadi karena usaha para sahabat yang berusaha dengan sungguh, membantu umat untuk memiliki tempat ibadah yang baru, karena sebelumnya hanya berupa tempat darurat.

Izin pemberian bangunan ini diberikan ketika Gereja menjelang merayakan kelahiran Yesus. Kardinal Suharyo mengajak umat untuk mengingat pesan Natal PGI dan KWI “Cinta Kasih Kristus Menggerakkan Persaudaraan”. Ia menjelaskan, tema ini berlandaaskan banyak alasan, yang mengajak umat bersyukur karena selama pandemi kebersamaan sebagai warga bangsa sangat kuat.

“Kita diajak merawat dan mengembangkan persaudaraan, karena akibat Covid 19 ini sangat besar, termasuk yang kurang baik menyangkut seluruh segi kehidupan manusia. Untuk keluar dari akibat-akiat ini diperlukan persaudaraan yang semakin kuat.”

Romo Ferdinan berterima kasih atas terbitnya IMB, baik kepada Gubernur DKI Jakarta maupun kepada Uskup Agung Jakarta. Ia menceritakan pesan Kardinal Suharyo kepadanya agar selalu melakukan kebaikan. Hal ini yang ia selalu sampaikan kepada umat agar dengan car aini, umat Katolik di Lubang Buaya dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai orang yang baik.

Pada kesempatan ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan IMB untuk pembangunan Gereja Katolik Kalvari yang berlokasi di Jalan Masjid al Umar, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Anies yang juga datang dan mengikuti prosesi peletakan batu pertama pembangunan gereja tersebut. Ia juga melakukan penandatanganan prasasti pembangunan Gereja Kalvari.

Prinsip keadilan diwujudkan dalam keluarnya IMB bagi Gereja Kalvari. Anies menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta terus mengedepankan prinsip keadilan, kesetaraan, dan ketaatan kepada aturan hukum. Hal ini berlaku dalam membina semua umat yang ada di Jakarta.

“Kami meyakini bila menjalani dengan prinsip-prinsip itu, maka ketenangan, keteduhan,  kerukunan akan tumbuh,” ujar Anies.

Anies berharap, Paroki Kalvari dapat menghadirkan sebuah pelayanan, bukan hanya kepada jemaat, tetapi juga kepada masyarakat. Dengan car aini, Anies meyakini suasana bermasyarakat akan menjadi teduh dan tenteram.

“Tadi sudah sama- sama disaksikan peletakan batu pertama. Semoga pembangunan berjalan dengan lancar, dan kami yakin suasana Jakarta yang tenang, teduh dan damai ini, semakin hari bisa kita perkuat ke depannya,” jelasnya.

Perjuangan Paroki Kalvari untuk dapat membangun gereja sebagai tempat ibadat memang sudah berlangsung puluhan tahun. Pada masa-masa penantian ini, umat Paroki Kalvari menjalankan ibadat setiap hari Minggu di kompleks Sekolah St. Markus II Lubang Buaya. Di tempat ini terdapat sebuah gereja darurat yang digunakan untuk merayakan Misa setiap hari minggu.

Pembangunan Gereja Katolik Kalvari mengedepankan konsep bangunan ramah lingkungan, sehingga turut memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Gereja yang dibangun di tepian sungai ini selama ini kerap terendam banjir jika sungai meluap. Gereja ini nantinya akan mengadopsi drainase vertikal yang berfungsi untuk menampung genangan air pada saat datang musim hujan dan menjadi cadangan air pada musim kemarau.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini